PADANG, hantaran.co — Kepala Laboratorium Biomedik Unand, Andani Eka Putra, menilai, sekolah baru bisa dibuka untuk proses belajar mengajar saat positivity rate atau positivitas Covid-19 berada di angka minus 5 persen. Oleh karena itu, Andani berpendapat sekolah-sekolah di Sumbar baru memungkinkan kembali dibuka pada awal 2021.
“Saat ini, pemerintah mestinya mengintensifkan proses belajar daring. Sementara bagi daerah yang memiliki akses terbatas, bisa memanfaatkan tenaga mahasiswa yang saat ini juga masih berada di kampung masing-masing untuk mendampingi siswa sekolah dalam memahami materi pembelajaran,” kata Andani kepada Haluan, Rabu (25/11/2020).
Andani berpendapat, jika sekolah dibuka kembali, risiko yang akan dihadapi semakin besar. Risiko itu bukan hanya untuk murid, tapi juga untuk guru, terlebih orang tua yang berada di rumah.
“Perlu disadari, saat ini kita tidak lagi siap menghadapi pasien dengan gejala berat. Jangan sampai kebijakan yang diambil menambah beban rumah sakit dan meningkatkan risiko kematian pasien. Harus dipikirkan matang-matang sebelum memutuskan,” katanya lagi.
Jika memang pemerintah setempat tetap akan membuka sekolah, Andani berpesan agar kuota di kelas dibagi menjadi dua sesi, serta jam pelajaran di sekolah hanya berlangsung selama dua jam di setiap sesi. Tatap muka hanya untuk menjelaskan materi pelajaran yang penting, sementara tugas dan latihan bisa dilakukan siswa di rumah masing-masing.
“Setelah itu murid langsung kembali ke rumah. Begitu sampai di rumah, orang tua harus memastikan anak-anak mandi terlebih dulu. Sebab virus itu menempel di bajunya, meski pun telah memakai masker selama di sekolah. Sekolah juga harus menyiapkan tempat cuci tangan, dan kantin sekolah tidak boleh dibuka,” katanya. (*)
Riga/hantaran.co