Opini

Asseessment for Learning (Afl) : Penilaian yang berdampak terhadap Pembelajaran Matemtika

×

Asseessment for Learning (Afl) : Penilaian yang berdampak terhadap Pembelajaran Matemtika

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi
Ilustrasi

Oleh; Zutri Parwines

Mahasiswa Pendidikan Dasar UPI Bandung

Penilaian sejatinya tidak sekedar memperlihatkan hasil atau memberi nilai terhadap materi yang sudah dipelajari kepada siswa, namun penilaian merupakan suatu pendekatan belajar mengajar yang menciptakan umpan balik yang kemudian digunakan untuk meningkatkan kinerja siswa dan menjadikan siswa lebih terlibat dalam proses pembelajaran. Pembelajaran matematika dan penilaian menjadi hal yang tidak terpisahkan dalam proses pendidikan matematika. Seperti yang disampaiakan oleh Sawant bahwa penilaian merupakan proses merencanakan, memperoleh, dan menyediakan informasi bagi guru dalam membuat keputusan dalam proses pembelajaran yang sedang berlangsung maupun yang akan datang. Diantara banyak cara dalam meningkatkan hasil belajar adalah salah satunya dengan mengoptimalkan peran penilaian (assessment) dalam proses pembelajaran. Peran penilaian dalam pembelajaran menjadi hal yang diperlukan dalam mengukur apa yang diketahui dan perlukan oleh peserta didik yang didasarkan pada data yang dikumpulkan dari peserta didik sebagai bukti belajar. Kedudukan penilaian tidak hanya berfungsi pada memberikan nilai dan menentukan pencapaian siswa terhadap materi yang telah dipelajari, namun lebih dari itu penilaian harus membantu siswa dalam belajar. Penilaian berfungsi sebagai hal yang vital bagi pembelajaran. Penilaian juga menjadi alat untuk mengumpulkan informasi dengan menggunakan berbagai teknik, instrument dan sumber. Sehingga penilaian tidak semata mengukur pencapaian siswa, namun juga dimanfaatkan sebagai umpan balik untuk memperbaiki proses pembelajaran bagi siswa amaupun guru. Dengan dilakukan penilaian dalam pembelajaran maka kualitas pembelajaran akan bisa diukur berhasil atau tidaknya.

Dalam konteks proses pembelajran yang terjadi, dalam pembelajaran matematika penilaian dilakukan oleh guru masih menggunakan penilaian yang belum pas. Sejalan dengan yang disampaikan Zulkardi bahwa format penilaian yang digunakan guru masih lemah. Belum pasnya alat penilaian yang yang ada, mengakibatkan kualitas pembelajaran masih belum tercapai. Sobarningsih juga menuliskan bahwa guru-guru di Indonesia, khususnya guru matematika masih menggunakan penilaian sumatif untuk menilai prestasi belajar, belum ada perbaiakan lebih lanjut. Penilaian dalam pembelajaran selama ini yang dilakukan di sekolah hanya sebatas penilaian pada hasil belajar. Penilaian yang dilakukan hanya bertumpu pada pengerjaan soal-soal latihan sebuah ujian. Sehingga penilaian yang hanya berfokus pada kemampuan kognitif dan hasil belajar dan tidak mengukur kemampuan yang komprehensif. Dalam konteks Internasional, penelitian Fair Test Examiner menunjukkan bahwa penilaian masih jarang dilaksanakan di kelas, dan sebagian besar guru tidak mengetahui bagaimana menggunakan penilaian tersebut. Hasil yang sama dikemukakan oleh Black dan William bahwa sebagian besar pengujian di kelas mendorong belajar superfisial dan hafalan. Para guru tidak dapat menolong guru yang lainnya menjadi penilai yang baik, dan mereka sering menekankan kuantitas dari pada kualitas pekerjaan. Para guru biasanya mereplikasi tes terstandarisasi dalam praktik penilaian mereka sendiri, sehingga kurang memberi informasi tentang siswa mereka.

Asseessment for learning (AFL) merupakan salah suatu cara dalam menilai dan mengevaluasi pembelajaran dengan tujuan untuk meningkatkan pembelajaran di kelas. Pada prinsipnya, AFL memberikan harapan bagi siswa dan guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Kualitas dalam arti siswa menjadi pebelajar yang efektif dan guru menjadi motivator yang baik. AfL merupakan proses kolaborasi antara guru dan siswa maupun antara teman sejawat dalam kegiatan pembelajaran dalam upaya menjadikan semua siswa sukses. Seperti yang disampaikan  Budiyono bahwa AfL pada dasarnya adalah penilaian formatif dan diberi nama AfL dengan tujuan untuk menekankan bahwa asesmen yang dilakukan adalah asesmen untuk perbaikan, bukan asesmen untuk melihat seberapa banyak pengetahuan yang telah dikuasai siswa. Habibie, R. K., & Turmudi memandang AFL sebuah paradigma asesmen pembelajaran yang dapat menghasilkan gambaran kemampuan siswa secara komprehensif dan dapat digunakan untuk memperbaiki proses pembelajaran secara. Sederhananya, AFL merupakan penilaian yang dilakukan guru terhadap siswanya dalam hal melihat kognitif, sikap dan umpan balik yang tepat, dengan tujuan meningkatkan hasil pembelajaran.

Penilaian AFL telah terbukti dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Mansyur telah membuktikan dalam penelitiannya bahwa AFL dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran matematika di sekolah menengah pertama. Young dan kawan kawan   menyatakan   bahwa   jika digunakan    dengan    baik,    AfL    dapat    meningkatkan kesuksesan dan prestasi belajar siswa. Selanjutnya, penelitian Winarno menyimpulkan bahwa penerapan AFL pada pembelajaran matematika dapat meningkatkan motivasi, rasa percaya diri, kesadaran diri, perilaku siswa selama pembelajaran, dan kemampuan dalam matematika. Penerapan AFL juga menjadi solusi dalam meningkatkan hasil pembelajaran matematika.

Penggunaan penilaian AFL terutama dalam pembelajaran matematika dapat menilai pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan, melihat sikap siswa dalam belajar, dapat membantu guru, serta memperoleh peningkatan kemampuan matematika siswa dalam belajar. Sehingga AFL dalam pembelajaran matematika memiliki tujuan yang dapat membantu guru dan juga siswa untuk lebih efektif dalam pembelajaran. Dengan demikian penggunaan assessment for learning (AFL) dalam pembelajaran, terutama pembelajaran matematika dapat menjadi alternatif untuk diterapkan. (*)