PADANG, hantaran.co – Akhirnya gelar Doktor Pendidikan berhasil disandang Lisda Hendrajoni setelah diuji oleh sembilan orang promotor di ruang sidang ujian tertutup Program Doktor Pasca Sarjana Universitas Negeri Padang, Selasa (30/4).
Adapun kesembilan promotor itu diantaranya, Rektor UNP Prof. Ganefri, Prof. Yeni Rozimela, Prof. Indang Dewata dan Prof. Oriza Candra. Kemudian Prof. Nurhizrah Gustiatuti, Prof. Sufyarma Marsidin, Prof. Herman Nirwana, Prof. Darmansyah dan Prof. Anik Gufron. Nama terakhir ini merupakan guru besar dari Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).
Disertasi yang dipertahankan Lisda Hendrajoni dihadapan tim penguji berjudul “Pengembangan Model Pelatihan Kompetensi Kepribadian Guru TK Berbasis Self Direct Learning”.
Tak hanya berpenampilan cantik dan cerdas, mantan pramugari pesawat kepresidenan ini juga mempunyai daya magnet yang kuat sehingga mudah akrab dengan siapa saja. Hal tersebut dibuktikan dengan dua kali dipercaya masyarakat Sumatera Barat (Sumbar) untuk menjadi Anggota DPR RI di Senayan.
Gelar doktor yang diraih Lisda Hendrajoni tidaklah mudah untuk didapatkan, butuh keseriusan dan ketekunan yang nyata. Tak bisa hanya mengandalkan uang atau ketenaran semata. Sejak berdiri pada 23 Oktober 1954, Universitas Negeri Padang (UNP) bukanlah kampus kaleng-kaleng. Apalagi sejak 20 Juli 2016 rektor nya adalah Prof. Drs. H. Ganefri, M.Pd., Ph.D. Disini proses belajar mengajar harus benar-benar diikuti dengan nyata.
Ditengah kepadatan tugasnya sebagai wakil rakyat di Senayan, Lisda Hendrajoni mengaku agak terlambat menyelesaikan pendidikannya. Ia mengaku mulai mengikuti kuliah program doktor di UNP pada tahun 2017. Kala itu, ia juga sebagai ketua Tim Penggerak (TP) PKK di Pesisir Selatan, karena sang suami Hendrajoni adalah seorang bupati di daerah berjuluk Negeri Sejuta Pesona itu.
“Ya, agak molor tamatnya. Karena kemarin juga ada Covid dan agak sibuk dengan tugas di DPR,” kata Lisda melalui pesan WhatsApp, Rabu (1/5).
Namun demikian, Lisda meyakini segala proses sudah dilaluinya dengan baik dan benar, meskipun ditengah kesibukannya sebagai wakil rakyat di daerah pemilihan Sumatera Barat (Sumbar).
“Alhamdulillah, proses tidak akan pernah mengkhianati hasil. Meski terlambat, namun gelar doktor ini adalah gelar kesarjanaan tertinggi yang diberikan perguruan tinggi (UNP) kepada seorang sarjana yang telah menulis dan mempertahankan disertasinya,” ucapnya lagi.
Komentar