DHARMASRAYA, hantaran.co – Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Nahlatul Ulama (STITNU) Sakinah Dharmasraya, adakan pameran tugas oleh mahasiswa mata kuliah pendidikan seni rupa Anak Usia Dini (AUD) semester VII Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD), Sabtu-Minggu (9-10/10/2021) yang digelar di Aula kampus STITNU setempat.
Acara pameran resmi dibuka oleh Ketua STITNU Sakinah Dharmasraya, Lesis Andre. S. Psi. M. Si, didampingi Ketua Prodi PIAUD, Sunimaryati. M. Pd, para Dosen, dan ratusan mahasiswa, serta puluhan mahasiswa dari mata kuliah pendidikan seni rupa AUD semester VII PIAUD, dengan tanda pemotongan pita dan pemotongan kue tumpeng oleh ketua STITNU Dharmasraya.
Ketua STITNU Sakinah Dharmasraya, Lesis Andre. S. Psi. M. Si, awal sambutannya, memberikan apresiasi setinggi-tingginya terhadap mahasiswa mata kuliah pendidikan seni rupa AUD semester VII PIAUD. Terutama kepada Dosen Pengampu Fraktisi Pendidik dan Seniman, Ali Firman, yang telah sukses mengadakan acara pameran itu, dengan menampilkan dan memajangkan berbagai macam gambar hasil lukisan mahasiswa tersebut seperti, gambar buah-buahan, binatang, dan lain sebagainya.
Dikatakan Lesis Andre, semoga acara pameran ini terus berkelanjutan dan menjadikan acara tahunan, serta semua lukisan yang telah dibuat hendaknya bermanfaat.
“Semoga semua lukisan yang indah dipandang mata ini hendaknya ada harga jualnya, justru itu masyarakat maupun dosen disini ada keinginan untuk membeli berkomunikasi lah sama mahasiswa mata kuliah pendidikan seni rupa AUD semester VII PIAUD STITNU Dharmasraya,” ucap Lesis.
Sementara itu, Dosen Pengampu Fraktisi Pendidik dan Seniman, Ali Firman, saat ditemui awak media menjelaskan. diadakannya pameran ini dengan tujuan supaya mahasiswa harus faham dan mengerti bagai mana menggambar dalam anekdot atau pemikiran orang banyak.
Padahal sebutnya, menggambar itu mudah teorinya hanya beberapa hal yang harus diketahui yaitu, garis lurus global, garis lurus vertikal, lalu disatukan jadi sudut. Dari sudut disatukan jadi persegi atau segi empat. Dari segi empat dikecilkan lagi jadi segi tiga sama kaki sama siku atau segi tiga tidak beraturan. Jadi lingkaran dari lingkaran dibikin oval, kesemua teori itu tadi tidak boleh dilakukan prakteknya dengan menggunakan papan.
“Insyaallah, dalam tiga kali pertemuan kita akan paham bagaimana itu mengambar jadi mengambar itu mudah,” ujar Ali Firman.
Ia mengimbau untuk masyarakat yang akademis pernah mencicipi pendidikan formal maupun non formal, formal yaitu dari SMP, SMA non formal dari paket B, C, bisa mengenyam pendidikan.
Karena lanjut Ali Firman, pendidikan usaha sadar seseorang untuk mengubah kepribadiannya tanpa pendidikan tidak mengubah pola pikir. Jadi, salah satu yang dipunya institusi yang ada di Dharmasraya adalah STITNU Sakinah Dharmasraya dan ada yang lainnya.
“Masyarakat yang ada saya berharap membuka pola pikirnya yang lebih seperti yang saya sebutkan tadi pendidikan usaha sadar seseorang untuk mengubah pola pikirnya dalam keadaan sehat,”kata Ali Firman. (*)
Badri/hantaran.co
Komentar