PESSEL, hantaran.co – Ditengah gempuran dunia teknologi yang semakin canggih, membuat persaingan hidup dan berbagai kebutuhan masyarakat semakin tinggi pula, khususnya pendidikan. Namun hal tersebut tidak menjadi hambatan bagi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Teknologi Al Anhar Bayang, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat.
Dengan segala keterbatasan sarana dan prasarana, sekolah swasta ini tetap mampu bersaing dengan sekolah-sekolah maju pada umumnya di daerah berjuluk Negeri Sejuta Pesona itu. Bahkan, persoalan biaya tidak pernah dibebankan kepada orangtua siswa. Tak sedikit pula lulusan dari sekolah ini mampu ‘mencetak‘ tamatan yang berkualitas dan berdaya saing tinggi.
“Ya, memiliki tamatan yang berkualitas merupakan target kami sejak awal. Sebab, hal itu sesuai dengan harapan masyarakat. Sampai sekarang sekolah ini masih tetap menjadi pilihan oleh keluarga yang tidak mampu untuk menyekolahkan anaknya,” ujar Kepala SMK Teknologi Al Anhar Bayang, Hajral Aswat pada wartawan, Sabtu (11/6/2022).
Hajral menyebut, hingga kini di Kabupaten Pesisir Selatan sekolah swasta satu-satunya yang menggratiskan segala biaya bagi siswanya adalah SMK Teknologi Al Anhar Bayang.
“Tak hanya sekolah swasta, mungkin untuk sekolah negeri pun setingkat SMA/SMK di daerah ini belum ada yang menggratiskan biaya komite. Kami disini siswa dibebaskan dengan segala bentuk biaya, kecuali biaya praktek kerja industri (Prakerin). Setidaknya sekolah ini bisa membantu pemerintah dalam menghapus angka putus sekolah dan mensukseskan program wajib belajar 12 tahun,” ucapnya lagi.
Menurutnya, saat ini siswanya tengah melaksanakan ujian semester genap untuk kelas X dan XI. Hajral menyebut, ujian semester genap diikuti oleh 41 siswa kelas X dan 36 siswa kelas XI dilakukan dengan menggunakan komputer.
“Karena sarana komputer yang kami miliki hanya sebanyak 12 unit, maka kegiatan ujian dilakukan secara ship bagi siswa. Namun kondisi ini tidak menyurutkan semangat dan motivasi mereka. Sebab, semuanya bisa terlaksana dengan baik walaupun untuk satu angkatan ujiannya dibagi sampai 4 ship,” katanya menjelaskan.
Sementara, Wakil Kepala SMK Teknologi, Al Anhar Bayang, Bidang Kurikulum, Delvy Djusman mengakui hal tersebut. Menurutnya, sebagai sekolah penampung anak keluarga kurang mampu di Pessel, pihaknya memang terus berupaya meningkatkan kualitas pembelajaran kepada siswa sesuai dengan jurusan yang ada.
“Ya, seluruh tenaga pengajar di sekolah ini memang memiliki komitmen yang kuat dalam meningkatkan kualitas pembelajaran bagi siswanya. Ibaratnya biarlah kami kalah dari segi sarana dan prasarana, tapi maju dari segi kualitas. Walaupun pengabdian yang mereka (guru) berikan tidak sebanding dengan kesejahteraan yang diterima. Namun, hal ini sudah menjadi tekad sekolah sejak awal,” tuturnya.
Delvy Djusman menjelaskan, hingga kini sekolah tersebut masih memiliki dua jurusan, yakni Teknik Kendaraan Ringan (TKR) dan Teknik Komputer Jaringan (TKJ) beserta memiliki ruang belajar dan ruang workshop yang sederhana. Meski demikian, kata dia, tidak mengurangi kualitas dan keterampilan siswa dari praktek yang mereka ikuti. Sebab, standar sarana kelengkapan praktek di ruang workshop sangat memadai.
“Makanya diantara tamatan yang tidak melanjutkan sekolah keperguruan tinggi, banyak yang diterima di perusahaan-perusahaan besar sebagai mekanik, dan ada juga diantara mereka yang membuka usaha perbengkelan sendiri,” katanya.
Menurutnya, siswa yang tidak melanjutkan ke perguruan tinggi itu memang terkendala kondisi ekonomi orangtua yang tidak mampu. Sebab, memang belum ada perguruan tinggi yang menggratiskan biaya pendidikan secara cuma-cuma. Bahkan, mulai dari awal pendaftaran hingga menduduki bangku kuliah tidak ada satupun yang gratis, kecuali dapat beasiswa.
SMK Teknologi Al Anhar Bayang Perkokoh Akidah Siswa Melalui Pendidikan Agama
Memiliki keahlian di bidang teknologi sesuai jurusan yang mereka pilih sudah merupakan hal yang biasa. Namun, memiliki kemampuan di bidang keagamaan sebagai benteng iman dan taqwa bagi para siswa nantinya adalah hal yang tidak bisa dikesampingkan.
Delvy Djusman menyebut, beranjak dari hal itu sehingga SMK Teknologi, Al Anhar Bayang, juga menjadikan pendidikan agama sebagai unggulan melalui muatan lokalnya. Dan hal tersebut sesuai dengan visi dan misi sekolah yakni membentuk karakter siswa yang memiliki iman dan ketaqwaan, baik di sekolah maupun di luar sekolah.
Ia mengaku, sebelum memulai pelajaran setiap pagi para siswa membaca doa, selain itu siswa juga diwajibkan membaca ayat suci Al-Qur’an secara bergantian.
“Hal ini rutin dilakukan setiap pagi secara bergantian. Jadi, tidak adalagi para siswa yang tidak bisa membaca Al-Qur’an. Dan hal ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi kami pihak sekolah,” ucapnya.
Lebih jauh dijelaskan, setelah para siswa selesai mengikuti ujian semester genap, maka selanjutnya sekolah bakal mengadakan class meeting sebagaimana biasanya. Adapun kegiatan yang bakal dilaksanakan nantinya yakni, lomba bola voly, shalat jenazah, MTQ antar siswa, lomba baca Asmaul Husna, dan lain sebagainya.
“Sebagai tenaga pendidik di sekolah ini, kami lebih banyak mengedepankan pengabdian. Sebab, 17 tenaga pengajar, termasuk juga kepala sekolah semuanya adalah tenaga honorer. Kalaupun ada yang mendapat sertifikasi, itu hanya 2 orang saja. Tapi kami tetap bersemangat mendidik siswa dengan harapan apa yang sudah kami berikan ini akan menjadi ladang amal di akhirat kelak,” tuturnya.
Kendati demikian, pihak sekolah juga tidak menampik adanya bantuan dari pemerintah atau berbagai pihak lain agar berbagai sarana dan prasarana penunjang untuk kelancaran belajar para siswa dapat dilengkapi.
“Walaupun hanya sekolah swasta, namun kami juga berharap adanya perhatian dari pemerintah atau pihak-pihak terkait lainnya dalam memenuhi kebutuhan berbagai sarana dan prasarana siswa. Ya, salah satunya seperti sarana komputer yang masih terbatas,” katanya.
Ia menyebut, meski sekolah ini terlihat sederhana serta sebagian bangunan sudah tua dan banyak yang berlobang. Namun, semangat belajar 90 orang siswa tidak pernah kendor. Hal tersebut dibuktikan dengan berbagai prestasi yang diraih para siswa, baik di tingkat kabupaten maupun provinsi.
“Hingga sekarang sekolah yang hampir berusia 31 tahun ini masih tetap bertahan, dan sudah jadi idola oleh masyarakat disini, khususnya bagi mereka keluarga kurang mampu,” tuturnya.
hantaran/*
Komentar