EkonomiSumbar

Pemkab Pessel Siapkan Rp800 Juta Untuk Benahi Irigasi

9
×

Pemkab Pessel Siapkan Rp800 Juta Untuk Benahi Irigasi

Sebarkan artikel ini

PESSEL, hantaran.co – Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan (Pemkab Pessel), Sumatera Barat menyiapkan biaya perbaikan irigasi sebesar Rp800 juta pada perubahan APBD untuk memacu tingkat produktivitas lahan pertanian masyarakat sekitar.

Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Pessel, Madrianto menyebut, penambahan itu wujud dari komitmen pemerintah daerah untuk meningkatkan taraf ekonomi petani, apalagi sektor pertanian hingga kini masih tercatat sebagai tulang punggung ekonomi daerah.

“Ya, irigasi memiliki peranan yang sangat besar. Jika produktivitas naik, tentu kesejahteraan petani pun turut membaik. Begitu juga dengan ekonomi daerah,” ujarnya pada wartawan di Painan.

Madrianto menjelaskan, ketersediaan irigasi dengan kondisi baik di Pesisir Selatan hanya sekitar 57 persen dan sisanya rusak, mulai rusak ringan, sedang dan berat, sehingga mengganggu target penghitungan musim tanam yang telah direncanakan.

Sebagian besar kerusakan, kata dia, terjadi pada saluran tersier. Akibatnya lebih dari 2.460 hektare sawah tidak mendapatkan akses pengairan yang memadai. Petani pun terpaksa harus menunggu musim penghujan untuk turun ke sawah.

Menurutnya, petani bisa melakukan tanam 2,5 kali per tahun, namun kini hanya 1,5 kali per tahun. Hal itu mengakibatkan, produktivitas lahan per hektare pun turut merosot dari yang biasanya 5,5 ton per hektare, kini menjadi 4,7 ton per hektare.

“Padahal lapangan usaha pertanian khususnya sub-sektor tanaman pangan hingga kini masih tercatat sebagai tulang punggung perekonomian daerah, dengan rata-rata kontribusi di atas 35 persen setiap tahunnya,” ucapnya.

Tak hanya itu, kata dia, pertanian juga menjadi penyerap tenaga kerja paling banyak di daerah itu. Bahkan lebih dari 40 persen dari total jumlah angkatan kerja di Kabupaten Pesisir Selatan berada pada sektor pertanian yang sebagian besarnya adalah petani pemilik lahan.

“Fakta-fakta itu menjadi perhatian besar bagi pemerintah daerah, apalagi Pessel merupakan salah satu lumbung pangan terbesar di Sumbar,” katanya.

Selain meningkatkan taraf kesejahteraan petani, peningkatan produksi bertujuan mencapai kemandirian ekonomi daerah melalui sektor unggulan seperti tanaman pangan.

Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) juga menjadikan pemberian nilai tambah terhadap produk pertanian sebagai program prioritas dan rencana strategis bidang ekonomi.

Selama ini sebagian besar produk yang dihasilkan masih dijual dalam bentuk bahan mentah dan belum mendapat sentuhan pengolahan melalui proses industrialisasi, sehingga nilai jualnya tetap murah.

Padahal daerah berjuluk Negeri Sejuta Pesona itu memiliki potensi pertanian tanaman pangan, namun tingkat kesejahteraan petani masih rendah. Hasil yang diterima tidak seimbang dengan biaya kebutuhan hidup yang terus melambung tinggi.

Menurut Madrianto, kebiasaan masyarakat menjual dalam bentuk bahan mentah itu bakal berdampak pada neraca perdagangan, karena terus menjadi konsumen terhadap barang jadi yang bahan bakunya berasal dari daerah sendiri.

“Jadi, anugerah potensi pertanian Pesisir Selatan itu selama ini dinikmati daerah lain. Sementara kita dijadikan pasar dari produk yang bahan dasarnya punya kita sendiri,” tuturnya.

Karena itu, pihaknya optimis pembenahan sektor pertanian yang berkelanjutan dapat menurunkan tingkat kemiskinan, mengingat sebagian besar penduduk miskin di Kabupaten Pesisir Selatan berasal dari keluarga petani.

hantaran/*