JAKARTA, hantaran.co — Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bandung, Prof KH Miftah Faridl memuji kontribusi Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) dalam memperjuangkan ekonomi umat. Hal ini disampaikannya saat berkunjung ke Pondok Pesantren (Ponpes) Minhaajurrosyiddin, Pondok Gede, Jakarta Timur, beberapa waktu lalu.
Miftah melihat aktivitas pengajian santri, Kampus STAIMI, Padepokan Persinas ASAD, pengelolaan sampah mandiri, hingga urban farming alias pertanian kota yang dilakukan di ponpes yang bernaung di bawah LDII itu. Ia mengapresiasi proses pembangunan fasilitas dan Masjid Ponpes Minhaajurrosyiddiin yang menurutnya indah.
“Hari ini saya bisa bersilaturahmi dengan pengurus LDII di Ponpes Minhaajurrosyiddiin. Saya melihat, kegiatan LDII di sini baik untuk dipelajari berbagai pihak. Selain mendidik santri menjadi muslim yang baik, LDII juga bisa membantu masyarakat dalam berbagai hal,” ujarnya.
Menurutnya, problem di kota salah satunya menyangkut sampah. Jika ada inisiatif pengelolaan sampah seperti di Ponpes Minhaajurrosyidiin, maka persoalan sampah di kota-kota bisa berkurang. Begitu juga dengan kreativitas yang lain dan usaha yang sudah dirintis LDII perlu dikembangkan.
Tak hanya sampah, menurutnya ada problem lain yang dihadapi umat saat ini. Selain kurang mengerti agama, kemandirian ekonomi umat saat ini juga kurang. Perjuangan umat muslim saat ini, selain menjadikan umat yang saleh, juga mendorong mereka mandiri secara ekonomi.
“Apapun yang kita lakukan tantangan pasti ada. Kita harus tetap ikhlas karena yang sukses adalah mereka yang mampu menghadapi tantangan dan kesulitan. Saya lihat, pesantren ini memberikan jawaban soal kemandirian umat. Saya mengapresiasi, semoga bisa menjadi bagian dari ibadah pada Allah SWT,” ujarnya.
Ia menambahkan, paling tidak ada terobosan berupa masyarakat yang diberi keterampilan agar mandiri. Rumusnya harus bisa mandiri, paling tidak mereka tidak mengemis. “Yang saya ketahui, LDII termasuk salah satu lembaga keagamaan yang sering mengkampanyekan soal kemandirian umat dan sering melakukan kegiatan seperti ini,” ujarnya.
Ketua MUI Kota Bandung ini datang didampingi Anggota Bidang Hubungan Antar Lembaga DPD LDII Kota Bandung, Ucep Himawan dan Asep Permana. Mereka sebelumnya berkunjung ke Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat.
Alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) ini juga sudah sering bersilaturahmi dengan pengurus LDII di Jawa Barat. Dalam kunjungannya ke Ponpes Minhaajurrosyiddin, ia disambut oleh Ketua DPP LDII, Teddy Suratmadji dan Ketua Ponpes Minhajurrosyiddin, KH Muhammad Asy’ari Akbar.
Ketua Ponpes Minhajurrosyiddin, KH Muhammad Asy’ari Akbar mengatakan, ponpes juga berkotnribusi menjadi solusi umat saat ini. Contohnya permasalahan sampah, Ponpes Minhaajurrosyiddin mencoba mengelola sampah, sehingga menjadi zero waste.
Menurutnya santri di ponpes tak hanya diajari ilmu agama, tetapi juga diberikan soft skill alias keahlian, salah satunya urban farming. Setelah santri keluar dari pondok, selain berdakwah agama mereka juga memiliki kemandirian, dalm bertani dan berkebun misalnya.
Sementara itu, Ketua DPP LDII, Teddy Suratmadji juga mengapresiasi kunjungan ini. Menurutnya, kunjungan KH Miftah Faridl mengingatkan dirinya pada masa ketika kuliah di ITB. Sebagai informasi, KH Miftah Faridl adalah dosen mata kuliah agama Islam di ITB, sementara Teddy Suratmadji dan Muhammad Asy’ari Akbar adalah mahasiswanya dulu.
“Kami bersyukur sekali hari ini Ponpes Minhajurrosyiddin bertemu tokoh yang kami hormati dan dihormati di Jawa Barat. Miftah Faridl adalah dosen agama ITB sejak tahun 70-an. Kami semua senang sekali, kunjungan beliau luar biasa. Ini menjadi reuni antara kami sebagai mahasiswanya dengan dosen yang kami hormati,” ujarnya.
Teddy juga berterima kasih karena beberapa pengurus LDII Kota Bandung dipercaya menjadi pengurus MUI di kota itu. “Ini merupakan bentuk dukungan kepada LDII sekaligus amanah. Pesannya yang harus selalu diingat, yaitu silaturahmi, sinergi, dan kolaborasi yang selama ini telah terbangun supaya terus tetap dipertahankan,” katanya. (*)
hantaran.co