JAKARTA, hantaran.co – Ketua Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Wiranto hari ini bertemu dengan Badan Eksekutif Mahasiswa atau BEM Nusantara di Kantor Wantimpres, Jakarta Pusat. Pertemuan tersebut digelar di tengah rencana demo yang bakal berlangsung oleh mahasiswa pada 11 April.
Dikutip dari Tempo.co, Wiranto menyebut, tidak ada yang melarang mahasiswa untuk demo. Ia hanya mempertanyakan tujuan dilakukan demo, ketika isu Jokowi 3 periode tersebut memang tidak mungkin terjadi dan sudah dijawab langsung oleh presiden.
“Bukan melarang, tapi kan kita berkomunikasi,” ujar Wiranto saat konferensi pers usai pertemuan dengan perwakilan sejumlah mahasiswa, Jumat (8/4/2022).
Wiranto juga mengingatkan kalau saat ini merupakan bulan suci Ramadan. Tentunya, kata dia, bakal lebih arif untuk bisa menyikapi hal-hal yang memang bisa dibicarakan dengan baik. Itulah alasannya, ia bersama sejumlah anggota Wantimpres lainnya hari ini bertemu dengan mahasiswa.
“Ketimbang panas-panas di jalan, lebih baik kita bicara di ruangan yang adem, ngomong, bicara, kira-kira bagaimana sih,” ucap Wiranto. Ia pun menjamin tidak mungkin tidak mendengarkan permintaan mahasiswa.
Kendati demikian, pertemuan yang digelar Wiranto saat itu bersama BEM Nusantara. Sedangkan, pihak yang berencana menggelar demo adalah BEM Seluruh Indonesia. Ini adalah dua kelompok BEM yang ada di tengah mahasiswa.
Sebelumnya, BEM SI mengajak aliansi mahasiswa serta BEM semua universitas untuk bergabung dalam demo hari Senin, 11 April 2022. Ajakan tersebut telah diinformasikan melalui instagram @bem_si.
“Aliansi BEM Seluruh Indonesia bersama Aliansi BEM PTMI akan membuat gerakan, sebagaimana jawaban dari H+14 sejak hari yang telah dijanjikan oleh pak Jokowi menjawab 6 tuntutan rakyat terbilang 11 April mendatang,” demikian isi ajakan demo di akun instagram @bem_si.
Diketahui, aksi tersebut merupakan lanjutan dari demo pada 28 Maret lalu. Dalam demo itu, BEM SI akan membawa enam tuntutan, salah satunya ialah “Mendesak dan Menuntut Jokowi untuk bersikap tegas menolak dan memberikan pernyataan sikap terhadap penundaan pemilu 2024 atau masa jabatan tiga periode karena sangat jelas mengkhianati konstitusi negara”.
Wiranto juga menjelaskan alasan bertemu dengan BEM Nusantara, bukan dengan BEM Seluruh Indonesia. “Kami tidak memilih-milih, tapi yang hari ini siap adalah BEM Nusantara. Tentu kalau BEM yang lain bersedia, kita terbuka,” katanya.
Wiranto menyebut, pihaknya terbuka untuk berdialog dengan siapa saja, karena menilai komunikasi antara pemerintah dan masyarakat sangat penting.
“Apalagi di dewan pertimbangan presiden tugasnya memang mendengar, melihat yang terjadi di lapangan kemudian kita olah menjadi bahan untuk memberikan nasihat dan pertimbangan kepada presiden Republik Indonesia bapak Jokowi,” ucapnya lagi.
Adapun dengan BEM Nusantara, Wiranto ikut membahas soal isu Jokowi 3 periode hingga penundaan Pemilu 2024.
“Saya sampaikan (ke mahasiswa) ini perlu klarifikasi, intinya mengapa meributkan itu dikala masih berbentuk wacana,” ujarnya.
Wiranto juga menyampaikan ke mahasiswa kalau siapapun tentu boleh menyampaikan wacana ke publik. Tapi soal wacana Jokowi 3 periode, eks Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan keamanan ini mengaku meminta mahasiswa untuk berpikir rasional.
Pertama, terkait peluang terjadinya Jokowi 3 periode lewat amandemen UUD 1945. Menurutnya, ada banyak sekali syarat untuk mengubah UUD, di antaranya mengumpulkan suara yang setuju. Sementara saat ini, baru 3 partai politik saja yang menyuarakan isu ini.
Kedua, Wiranto menyebut sejauh ini tak ada kegiatan apapun di DPR maupun lembaga pemilu yang mengisyaratkan penundaan pemilu.
Ketiga, pemerintah masih sibuk dengan urusan penyehatan ekonomi nasional dan mitigasi Covid-19.
“Jadi tidak ada sama sekali kehendak membahas perpanjangan masa jabatan 3 periode,” kata Wiranto.
Terakhir, kata dia, Presiden Jokowi juga sudah berkali-kali menyampaikan penolakan terkait wacana penundaan Pemilu 2024 atau masa jabatan 3 periode ini.
hantaran/rel
Komentar