SOLOK, hantaran.co—Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Solok di bawah kepemimpinan bupati Epyardi Asda getol-getolnya dalam membangunan nagari-nagari. Bahkan untuk satu kecamatan disiapkan angaran hingga mencapai Rp18 miliar lebih. Ini jauh dibanding periode sebelumnya yang hanya Rp9 miliar, itu pun untuk seluruh nagari.
Epyardi mengaku memakai prinsip anggaran berbasis kebutuhan masyarakat. Ia berjanji di masa kepemimpinannya tak ada lagi anggaran untuk pribadi pejabat atau “naik di jalan”. Semua nagari berhak merasakan pembangunan.
“Prinsipnya ini anggaran berbasis kebutuhan masyarakat. Uang ini dari masyarakat ya harus kembali ke masyarakat. Satu sen pun haram saya ambil. Saya bukan mencari kaya. Di masa saya ini tidak ada lagi namanya proyek pejabat si A atau yang naik di jalan. Ini semua murni dari usulan masyarakat. Untuk itulah gunanya diadakan Musrenbang,”tuturnya saat membuka acara Musrenbang di Kantor Camat X Koto Singkarak pada Kamis (17/2).
Epyardi mencontohkan, untuk anggaran dari APBD di kecamatan X Koto Singkarak ada Rp18 miliar lebih yang dibagi untuk 8 nagari. Pembagian tersebut sesuai skala prioritas yang adil.
“Itu skala prioritas. Adil di sini bukan seperti 10 dibagi dua,tapi skala mana yang lebih membutuhkan dan tergantung nagarinya. Kalau nagarinya kecil tentu tidak mungkin sama dengan nagari yang besar,”ucapnya.
Anggaran yang besar itu menurut Epyardi tidak hanya ada di kecamatan X Koto Singkarak. Kecamatan lainnya juga mengalami kenaikan seperti di Kubung dan lainnya. Hal ini menurut Epyardi sesuai dengan anggaran sudah disediakan sekitar Rp100 miliar lebih.
“Jadi saya maunya masyarakat benar-benar merasakan dampak pembangunan. Kemaren saya masih mendengar ada nagari yang selama ini bahkan 5 tahun lebih setiap usulannya di Musrenbang tidak pernah terwujud. Mulai saat ini, tidak ada lagi yang seperti itu, semua nagari harus merasakannya. Kecuali memang nagarinya yang menolak, tapi saya yakin semua masyarakat butuh akan pembangunan,”ucapnya.
(Dafit/Hantaran.co)
Komentar