MARHAMAH
Mahasiswa Program Doktor Ilmu Keguruan Bahasa
Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Padang
Di Indonesia, kebijakan pemerintah (Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan) dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) terhadap pembelajaran bahasa Inggris sebagai bahasa asing di Sekolah Dasar (SD) menetapkan mata pelajaran bahasa Inggris sebagai mata pelajaran Muatan Lokal (Mulok). Sementara itu, mata pelajaran Mulok pada penerapan kurikulum 2013 saat ini mengharuskan muatannya berisi tentang kedaerahan atau keunggulan daerah. Hal ini dinyatakan pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 79 tahun 2014, muatan lokal adalah mata pelajaran yang berisi dan dilaksanakan dengan mengintegrasikan potensi keunggulan daerah setempat.
Berdasarkan observasi, ditemukan bahwa buku ajar mata pelajaran bahasa Inggris yang dipelajari di SD umumnya berisikan topik-topik tentang hal-hal yang kurang selaras dengan budaya Indonesia. Budaya asing yang terdapat pada buku teks mata pelajaran bahasa Inggris kurang sesuai dengan lingkungan kehidupan siswa. Budaya Indonesia terdiri dari beraneka ragam benda-benda budaya (artifak). Benda-benda budaya (artifak) Melayu Riau dapat diperkenalkan kepada siswa melalui pembelajaran bahasa Inggris. Artifak budaya Melayu Riau yang dapat dikenalkan salah satunya yakni cagar budaya yang terkenal bernama Candi Muara Takus dan Istana Kesultanan Siak. Dengan kata lain, materi ajar bahasa Inggris dapat diintegrasikan dengan budaya Melayu Riau.
Buku ajar yang dikembangkan ini hanyalah sebagai buku alternatif atau buku pendamping pembelajaran bahasa Inggris di SD yang terintegrasi budaya Melayu Riau. Pengenalan budaya Melayu Riau melalui materi pembelajaran bahasa Inggris mencakup komponen kosa kata terkait kuliner, pakaian, rumah adat, bangunan bersejarah, alat musik, permainan dan sebagainya. Sedangkan pada materi ungkapan atau gambit (conversation) dalam bahasa Inggris sulit disesuaikan atau diintegrasikan dengan budaya Melayu Riau, misalnya ‘salam’ atau greeting dan sebagainya. Oleh karena itu, hal ini perlu dilakukan pengembangan Buku Ajar bahasa Inggris terintegrasi budaya Melayu Riau mengingat sampai selesainya pelaksanaan penelitian ini peneliti belum menemukan bahan atau materi ajar bahasa Inggris yang terintegrasi budaya Melayu Riau untuk sekolah dasar.
Pengenalan bahasa Inggris di SD diharapkan agar siswa memiliki kemampuan berbahasa Inggris yang sangat sederhana melalui pengenalan kosa kata. Hal ini bertujuan agar siswa dapat mengenal budaya luar dan mampu menyaring budaya luar tersebut sehingga terjaga kelestarian budaya sendiri. Untuk hal ini mereka sejak dari awal sudah mengenal dan melekat budaya sendiri. Dengan demikian Negara tidak perlu khawatir lagi karena mereka telah mampu menjaga dan mempertahankan serta melestarikan budaya mereka sendiri dengan mudah dalam penguasaan bahasa Inggris tersebut dengan baik.
Pengenalan budaya bangsa sejak dini akan menjadikan siswa mengenal bangsanya, sehingga akan menumbuhkan rasa cinta anak terhadap bangsanya. Mengenalkan budaya bangsa dan daerah yang dimulai sejak dini, tentunya berawal dari lingkungan keluarga, berkembang ke lingkungan sosial sekitar anak. Pengintegrasian budaya lokal pada bahan ajar bahasa Inggris yang telah dikembangkan pada penelitian ini sangat bermanfaat sebagai salah satu usaha untuk pelestarian budaya bangsa. Untuk lebih memantapkan pendalaman materi ajar bahasa Inggris, bahan ajar yang dikembangkan ini sebagai pendamping bahan ajar yang digunakan selama ini.
Alasan mengapa memilih budaya Melayu Riau untuk dimasukkan dalam materi pelajaran adalah karena (1) sesuai dengan Visi Provinsi Riau dan (2) ada beberapa nilai yang terkandung dalam budaya Melayu tersebut telah memudar dalam kehidupan anak-anak zaman sekarang. Ditambah lagi dengan pesatnya pertumbuhan teknologi dan informasi telah membuat mereka kecanduan budaya barat, banyaknya kekerasan yang terjadi dikalangan remaja, ketidakjujuran membudaya, meningkatnya rasa tidak hormat kepada orang tua, guru, dan pemimpin, pengaruh kelompok sebaya terhadap tindakan kekerasan, meningkatnya sangkaan buruk atau kecurigaan dan kebencian, bahasa memburuk, menurunnya etos kerja, menurunnya rasa tanggung jawab pribadi dan warganegara, meningkatnya merusak diri dan mengaburnya pedoman moral
Berdasarkan uji praktikalitas produk yang dikembangkan dapat dideskripsikan bahwa siswa mampu berkomunikasi dalam bahasa Inggris dengan menyebutkan beberapa kosa kata bahasa Inggris terkait benda-benda yang ada disekitar tempat tinggalnya. Benda-benda tersebut yakni makanan dan minuman yang ada di daerah Riau, gedung atau bangunan yang terkenal, pakaian daerah Riau, alat musik Riau, rumah adat Riau dan sebagainya. Berdasarkan temuan pada ujian pra dan pos yang digunakan untuk mengetahui efektifitas buku ajar telah menunjukkan bahwa hasil belajar siswa meningkat signifikan dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang tidak menggunakan buku ajar bahasa Inggris terintegrasi budaya Melayu Riau. Ini bermakna bahwa siswa memiliki kecendrungan untuk bersemangat mengikuti kelas bahasa Inggris. Hal ini karena buku ajar yang digunakan sangat menarik dan dekat dengan lingkungan sekitar mereka.
Berdasarkan hasil analisis kebutuhan buku ajar terintegrasi budaya Melayu Riau bahwa Kepala Sekolah (Kepsek) menyatakan menurut kebijakan pemerintah kota Pekanbaru bahasa Inggris di sekolah dasar hanya sebagai ekstrakurikuler. Oleh karena itu, produk yang dikembangkan ini dapat disediakan pada proses pembelajaran yang mendukung kebijakan pemerintah daerah dengan mengintegrasikan ciri khas daerah lokal yakni daerah Riau dan Pekanbaru khususnya.
Keunggulan dan kelemahan buku ajar yang digunakan selama ini tentu saja hal yang wajar terjadi dalam penyusunan buku ajar. Diantara keunggulan materi ajar yakni penyajian gambar dan fitur-fitur lainnya sudah baik. Dengan demikian siswa merasa senang memperhatikan gambar-gambar tersebut.
Berdasarkan analisis kebutuhan, orang tua dan Kepsek menuntut agar siswa mampu berkomunikasi dalam bahasa Inggris dengan baik. Oleh karena itu, guru dituntut untuk kreatif merancang buku ajar sendiri sehingga proses pembelajaran bahasa Inggris di kelas berjalan lancar. Dalam penyusunan buku ajar tentunya guru harus memahami prinsip-prinsip dan langkah-langkahnya dengan baik. Guru dapat mengintegrasikan budaya lokal Melayu Riau kedalam pembelajaran bahasa Inggris sehingga guru dan siswa mudah memahami materi ajar yang sedang mereka pelajari.
Materi yang disajikan sederhana dan mudah dipahami karena materinya tentang pengenalan benda-benda yang ada dekat dengan siswa sehingga siswa memiliki motivasi yang tinggi berkomunikasi dalam proses pembelajaran bahasa Inggris. Latihan-latihan yang disajikan pada buku ajar bahasa Inggris terintegrasi budaya Melayu Riau ini sangat jelas sehingga siswa dapat mengerjakannya dengan baik dan memperoleh hasil belajar yang memuaskan. Bahasa yang digunakan pada produk yang dikembangkan ini sangat sederhana dan sesuai dengan karakteristik siswa kelas IV SD. Tampilan buku tidak begitu mencolok namun sederhana dan menarik sehingga siswa senang melihat-lihat gambar-gambar yang disajikan dan memotivasi siswa untuk belajar mandiri sehingga bermanfaat untuk meningkatkan hasil belajar dan keaktifan di dalam proses pembelajaran bahasa Inggris.
Pada proses pembelajaran terlihat siswa begitu antusias terhadap materi yang disajikan. Siswa mengerjakan setiap latihan dan memperhatikan guru dalam penyampaian materi yang menggunakan media realia kedalam kelas. Siswa dapat mengamati benda dari media realia yang dibawa guru kedalam kelas tersebut sehingga kelas menjadi bersemangat dan senang mengikuti pelajaran hingga selesai. Ini menunjukkan bahwa budaya lokal dapat dilestarikan sejak dini oleh siswa kelas IV SD melalui pembelajaran bahasa Inggris. Siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran bahasa Inggris terintegrasi budaya Melayu Riau menjadikan siswa bersemangat dan antusias mengerjakan latihan-latihan yang ada di buku kerja siswa yang telah dikembangkan pada penelitian ini.
Dengan demikian, buku ajar yang dikembangkan ini telah diakui kevalidannya, kepraktisannya dan keefektifannya maka buku ajar ini dapat digunakan oleh seluruh siswa SD kelas empat di provinsi Riau. Selain itu, buku ajar ini dapat menjadi contoh buku ajar yang terintegrasi budaya lokal bagi seluruh SD di Indonesia bahkan mancanegara. Pembelajaran bahasa Inggris melalui penggunaan buku ajar yang dikembangkan penelitian pengembangan ini telah mampu mengenalkan budaya lokal dan budaya Inggris. Dengan mengenal budaya lokal sejak dini (SD) menjadi pondasi dalam pelestarian dan ketahanan budaya bangsa. Pembelajaran bahasa Inggris terintegrassi budaya Melayu Riau ini telah mampu menunjukkan kepada dunia tentang warisan budaya Indonesia sehingga menjaga marwah dan jati diri bangsa serta negara. (*)
Artikel ini ditulis berdasarkan disertasi untuk menamatkan Program Doktor Ilmu Keguruan Bahasa Fakultas Bahasa dan Seni UNP, Marhamah, dengan Promotor (1) Prof. Dra. Yenni Rozimela,M.Ed., Ed.D., dan (2) Prof. Dr. Hasanuddin WS, M.Hum.
Komentar