Pasca Ambruknya Dermaga Danau Tandikek, Polisi Tunggu Saksi Keluarga Korban

Dermaga Danau Tandikek

Dermaga Danau Tandikek

SAWAHLUNTO, hantaran.co–Polres Kota Sawahlunto telah memeriksa pihak Dinas Pariwisata Sawahlunto, pasca peristiwa ambruknya dermaga wisata Danau Tandikek Camping Ground, Desa Kolok Nan Tuo ‘Kota Arang’, yang menelan lima korban jiwa, pada Rabu (26/5) pekan lalu.

Kapolres Sawahlunto, AKBP Junaidi Nur, SIK melalui Kasat Reskrim Polres Sawahlunto, Iptu Roy Sinurat mengaku pihaknya sudah memeriksa sedikitnya tujuh orang dari pihak Dinas Pariwisata Sawahlunto, sebagai pihak pengelola kawasan dermaga wisata Danau Tandikek.

“Betul kami sudah periksa pihak pariwisata, kami masih menunggu keluarga korban yang selamat, sebagai saksi dalam kejadian itu,” ujar Roy Sinurat melalui telpon genggamnya, Rabu (2/6).

Def Afrianto, Kepala Bidang Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum Sawahlunto, yang ketika itu dimintai bantuannya untuk menjadi Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dalam proyek pengembangan kawasan wisata Camping Groud tersebut.

“Sebenarnya pada saat proyek dimulai saya sudah mutasi ke Dinas PU, memang sebelumnya saya menjabat Kepala Bidang Destinasi Dinas Pariwisata, sejak 2017 hingga 2019,” kata Def Afrianto.

Karena dimintai bantuan, Def Afrianto mengatakan dirinya bersedia membantu dan menjadii PPK dalam proyek yang dimenangkan perusahaan lokal Sawahlunto CV Fiola Jaya Abadi.

Def Afrianto menjelaskan, proyek dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Pariwisata tersebut dimulai pertengahan 2019 dan berakhir pada November 2019, dengan masa pemeliharaan hingga pertengahan 2020.

Pengembangan kawasan wisata Camping Ground dengan salah satu poinnya pembangunan dermaga memiliki pagu anggaran Rp1,9 miliar. Dalam proses tender yang dimenangkan CV Fiola Jaya Abadi itu, nilai SPK sebesar Rp1,881 miliar.

Dengan usianya yang baru mencapai satu tahun dari masa pemeliharaan, dermaga wisata yang menjadi salah satu spot foto bagi wisatawan yang berkunjung ke kawasan Camping Ground Desa Kolok Nan Tuo itu ambruk, yang mengakibatkan delapan wisatawan terbenam ke dalam danau.

Dari delapan yang terbenam, tiga diantaranya dapat diselamatkan, sedangkan sisanya harus keluar tanpa nyawa dari danau yang diperkirakan memiliki kedalaman lebih dari empat meter tersebut.

Banyak yang menyayangkan peristiwa naas yang menelan korban jiwa itu. Anggota DPRD Sawahlunto, Dasrial Ery mengatakan dewan sudah berulang kali mengingatkan kepada Pemerintah Kota Sawahlunto untuk memenuhi standarisasi pengelolaan objek wisata.

Menurut politisi yang juga Ketua Partai PDI Perjuangan Kota Sawahlunto itu, setiap objek wisata harus ada posko kesehatan sebagai penanganan pertama bila terjadi kecelakaan pada waktu berwisata.

“Harus ada safety, mulai dari petugas keamanan dan Satpol PP yang bertugas, dan disiplin pengelola. Sebab, wisatawan yang berkunjung menginginkan adanya kenyamanan dan keamanan,” katanya.

Dasrial Ery melihat terjadinya peristiwa yang memakan lima korban jiwa itu, tidak terlepas dari kelalaian pihak pengelola. “Bagaimana mungkin pengunjung bisa masuk, di luar batas waktu berkunjung, sementara mereka membayar ketika masuk,” pungkasnya.

Sementara itu, Iwan Kurniawan, politisi Partai Demokrat yang duduk di Komisi III DPRD Sawahlunto menyayangkan lemahnya pengawasan di areal wisata Dermaga Danau Tandikek.

Iwan Kurniawan meminta adanya penyelidkan terhadap kualitas hasil pembangunan kawasan wisata yang dibangun akhir tahun 2019 tersebut.

Iwan Kurniawan menyatakan sangat menyayangkan begitu lemahnya pengawasan terhadap kawasan dermaga wisata yang ada di Danau Tandikek, Desa Kolok Nan Tuo Kecamatan Barangin tersebut.

Semestinya, lanjut Bapak satu itu, harus ada tenaga pengawas wisata yang selalu siap untuk memberikan pertolongan terhadap wisatawan, jika terjadi kecelakaan terhadap wisatawan. Sebab, masyarakat melakukan wisata untuk bersenang-senang yang harus dibarengi dengan suasana nyaman dan aman.

Selain itu, Iwan Kurniawan yang membidangi Komisi Pembangunan DPRD Kota Sawahlunto itu, juga mengharapkan adanya penyelidikan terhadap kualitas pekerjaan dermaga wisata tersebut.

Dermaga wisata danau Tandikek yang kini dibatasi garis polisi, tampak begitu sunyi, pasca ambruk dan menelan korban jiwa sebanyak lima orang. Empat dari lima korban masih memiliki hubungan keluarga yang sangat dekat. Bahkan dalam pemakamannya dibuatkan liang kubur yang bersebelahan.

(Fadil/Hantaran.co)

Exit mobile version