PADANG, hantaran.co – Korban begal di Padang kesulitan bayar uang rumah sakit. Pasalnya, BPJS kesehatan tidak menanggung biaya rumah sakit lantaran korban tidak kejahatan.
Korban begal ini Padang ini bernama Rehan Kurnia (17). Ia dibegal di kawasan Bypass Taratak Paneh oleh segerombolan orang, pada Minggu dini hari (7/2). Kesulitan yang harus ditanggung oleh warga Simpang Tiga Rambutan Kalumbuak, RT.1 RW.1 Kelurahan Kalumbuak, Kecamatan Kuranji ini ibarat sudah jatuh tertimpa tangga.
Anak dari pasangan suami istri Arma Zakri (51) dan Eli Afrida (47) itu mengalami kesulitan untuk biaya pengobatan yang semakin membengkak, lantaran Rehan telah mendapatkan perawatan intensif hingga kondisinya membaik di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) M Djamil Padang.
Kakak Rehan, Mimi (24) mengatakan, dua minggu lamanya Rehan dirawat di rumah sakit. Selama itu, pihak rumah sakit mengeluarkan biaya pengobatan mencapai Rp51 juta lebih.
“Awalnya Rp41 juta. Kemudian Rehan dilakukan operasi kedua kalinya di bagian lengan sebelah kiri karena enselnya lepas. Tidak hanya lengan, Rehan juga mengalami kepala bocor, telinga kiri robek dan juga kiri pinggang, jari manis dan tengah sebelah kiri putus serta jari tunjuk yang terpaksa dipakai pen,” ujarnya, saat Hantaran.co berkunjung ke rumah Rehan, Senin (8/3).
Lebih jauh disampaikannya, Senin (22/2) lalu Rehan diperbolehkan pulang oleh pihak RSUP M Djamil Padang. Namun, keluarga tidak mempunyai biaya untuk membayar seluruh biaya yang tertera di kwitansi tagihan.
“Karena tidak ada biaya, harus ada jaminan yang ditinggal yaitu bansos dari Baznas Rp10 juta sebagai bukti jaminan. Kemudian, PKB motor dan KTP kedua orang tua, serta uang tunai sebesar Rp200 ribu,” ujarnya lagi.
Tidak sampai disitu, pihak rumah sakit juga memberikan tenggang waktu untuk keluarga tersebut membayar sisa Rp41 juta sampai 24 Mei 2021 mendatang dengan surat perjanjian.
“Setelah pulang ke rumah, kami juga sempat kesulitan untuk membayar pengobatan kontrol Rehan setiap Minggu di rumah sakit Politeknik. Syukur dibantu anggota DPR RI Andre Rossiade biaya kontrol sebesar Rp5 juta,” katanya.
Saat ini, keluarga sedang melakukan berbagai upaya untuk mencari tahu tentang kemungkinan adanya pihak pihak atau lembaga yang dapat membantu biaya pengobatan.
Mimi sangat berharap ada pihak yang dapat memberikan jalan agar ada keringanan bagi dirinya dan keluarga untuk mendapatkan biaya perawatan Rehan di RSUP M Djamil Padang.
Rehan yang masih duduk di bangku kelas 1 di SMKN 1 Padang itu menceritakan, kronologis kejadian terjadi sekitar pukul pukul 03.00 WIB. Saat itu, dirinya bersama teman yang berboncengan pulang dari pesta pernikahan teman.
Kemudian, nahas terjadi saat Rehan yang hendak membeli nasi goreng di kawasan by pass dihadang oleh sekelompok orang yang menggunakan senjata tajam.
Saat itu, dengan sepeda motor yang dikendarainya berkecepatan cukup tinggi, sudah terlihat dari kejauhan orang ramai tersebut yang diperkirakan lebih dari 20 orang menggunakan senjata tajam jenis samurai.
“Teman yang dibonceng sontak menghambur dari motor. Saya tidak bisa berhenti, karena sepeda motor remnya tidak cakram, hingga sampai ke rombongan itu,” ujarnya.
Di Tempat Kejadian Perkara (TKP), Rehan terjatuh dan berusaha menyelamatkan diri, namun kawanan samurai itu langsung melayangkan ke tubuhnya.
Rehan mendapatkan luka yang cukup serius di bagian pinggang sebelah kiri, dan kepala bocor, telinga kiri robek, bahkan jari tangan sebelah kiri ada yang terputus karena menangkis samurai.
Tidak lama kemudian, barulah datang pertolongan dari pemuda sekitar By Pass yang dipanggil kawannya yang meloncat dari motor. Selanjutnya, Rehan dilarikan ke RSUP M Djamil Padang.
Saat ini, pihak kepolisian masih bekerja melakukan penyelidikan dan memburu pelaku terhadap kasus begal ini.
(Fardi/Hantaran.co)
Komentar