TANAH DATAR, Hantaran.co – Kakak sepupu dari pilot Sriwijaya Air yang hilang di Kepulauan Seribu masih berharap ada keajaiban untuk adiknya dari tragedi itu. Besar harapannya agar Kapten Afwan bisa kembali bersama keluarga besar.
“Kami masih menunggu informasi resmi dari pemerintah, semoga ada keajaiban untuk adik saya Aan ini. Bisa dia kembali bersama keluarga,” kata Yurni Mahmud (66) kakak sepupu Kapten Afwan pilot Sriwijaya Air SJ 182 kepada Hantaran.co, Minggu (10/1).
Yurni yang didampingi suaminya Masril (68) juga menyebutkan, sebelum adiknya mengalami musibah tersebut, masih berkomunikasi di grup whatsapp keluarga piliang bersatu yang beranggotakan 106 orang. Di grup itu Kapten Afwan menyebutkan bahwa dirinya telah mentransfer sejumlah uang ke rekening adiknya Andri.
“Transfer itu dilakukannya sore kemaren sebelum Aan akan terbang ke Pontianak memiliki Sriwijaya Air SJ 182, kami sebelumnya melakukan penggalangan dana di grup itu untuk membantu keluarga Andri yang terpapar Covid-19 sekeluarga di Jakarta yang saat ini sedang karantina. Berapa besaran dana yang ditransfer itu tidak disebutkannya,” kata Yurni.
Dikatakan, Afwan terakhir pulang ke Sungai Jambu pada empat tahun lalu, yang saat itu ia bertugas ke Bandara Internasional Minangkabau (BIM) memiloti pesawat.
“Hanya sebentar dia di sini saat itu, karena dia sibuk. Setahun lalu keluarga besar juga pulang kampung semuanya saat pesta perkawinan. Namun, ia tidak sempat pulang karena saat itu sedang di Pontianak dan ia memohon maaf atas ketidakhadirannya saat itu,” katanya.
Afwan diketahui memiliki tiga orang anak dan satu istri yang berasal dari Bogor, berdomisili di Cibinong. Afwan putra asli Piliang Jorong Sungai Jambu Nagari Sungai Jambu Kecamatan Pariangan, Tanah Datar, suku pilang dan suku bapaknya Chaniago, kedua orang tuanya sama-sama berasal dari Sungai Jambu.
Sejak Afwan masih Sekolah Dasar orang tuanya pindah ke Jakarta bersamanya. Ia sempat mengenyam pendidikan di pesantren di Jakarta.
“Keluarga saya semuanya di Jakarta, hanya saya sendiri yang tinggal di kampung, rumah ini merupakan rumah tuo kami, jika Aan pulang dia menetap ke rumah ini, ini rumah pusako kami, ibu Aan ini adik dari ibu saya. Kemaren saat saya mengisi air panas ke gelas, gelasnya pecah, tapi saya tidak ada firasat apa-apa dengan Aan,” kata Yurni.
Afwan juga tergabung pada grup whatsapp keluarga besar yaitu dipah famili, beranggotakan 26 orang anggota, dipah diketahui asal nama nenek mereka, yang juga nenek dari Kapten Afwan.
Sementara, suami Yurni, Masril, juga menyebutkan bahwa di Sungai Jambu orang kampung saat ini banyak bertanya kepadanya tentang kabar tersebut.
“Di sini biasanya jika orang meninggal berada di kampung, kami langsung takzia dan sebelumnya diumumkan di masjid, ini karena informasi resmi keberadaan adik saya belum diketahui, dan rencana nanti magrib akan kami umumkan lagi di masjid dan Jumat besok siap isyaallah akan menggelar doa bersama,” kata Masril.(*)
(Feri Maulana/Hantaran.co)