PADANG, hantaran.co — Gubernur Sumbar Mahyeldi dan Wakil Gubernur Audy Joinaldy disambut seabrek pekerjaan berat pada awal masa pemerintahannya yang berlangsung di tengah pandemi. Oleh karena itu, pengamat menilai keduanya harus diperkuat oleh tim kerja yang bekompeten dan solid, agar bisa melahirkan inovasi dan terobosan di tengah masa-masa krisis.
Ketua DPRD Sumbar, Supardi, dalam rapat paripurna Penyampaian Pidato Sambutan Gubernur Sumbar menyatakan, menjabat kepala daerah di masa pandemi seperti sekarang bukanlah hal yang mudah. Seperti yang tengah diemban Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar, yang telah ditunggu banyak perkerjaan rumah.
“Tantangan berat sudah menanti. Penanganan Covid-19, recovery sektor ekonomi, kemiskinan, dan pengangguran pascapandemi, itu semua perlu penanganan segera dari pasangan gubernur dan wakil gubernur,” ujar Supardi, Jumat (12/3/2021).
Supardi mengatakan, segala upaya dalam penanganan pandemi Covid-19 harus segera dilaksanakan agar dampak yang muncul akibat wabah virus ini seperti kemiskinan dan pengangguran dapat terus ditekan. Di sisi lain, Mahyeldi dan Audy juga harus bisa memaksimalkan keterbatasan anggaran dalam melanjutkan pembangunan di Sumbar.
Supardi menambahkan, sejumlah sektor pontesial seperti pertanian dan pariwisata harus menjadi perhatian gubernur dan wakil gubernur. Sebab, dua sektor itu diyakini mampu menggerakan perekonomian Sumbar secara umum, yang saat ini masih mengalami penurunan akibat pademi.
“Selain itu kepemimpinan Mahyeldi dan Audy Joinaldy juga punya beban lain, yaitu menyelesaikan program-program dalam Rancangan Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) tahun 2005-2025 yang saat ini sudah masuk periode IV. Ini akan jadi pekerjaan besar karena harus selesai dalam kuran 3,5 tahun. Normalnya ini kan 5 tahun,” ujarnya.
Supriadi menyebutkan, langkah-langkah inovasi dan terobasan merupakan hal yang mutlak disiapkan oleh Mahyeldi dan Audy untuk merealisasikan program-program tersebut. Termasuk juga, kata dia, membangun sinergitas dengan seluruh pihak terkait, baik di ranah atau pun di rantau.
Transparan Memilih Tim
Supardi juga mengingatkan, agar Mahyeldi-Audy terbuka dalam menjaring orang-orang yang akan diajak dalam pemerintahannya. Dia meminta agar proses rotasi atau pun mutasi tidak dilandasi oleh dukungan yang diterima saat Pilkada berlangsung.
“Penempatan pejabat harus dilakukan secara terbuka, tidak berdasarkan kepentingan kelompok, daerah maupun dukungan yang diberikan pada saat pemilihan,” kata Supardi lagi.
Terkait hal ini, Pengamat Kebijakan Publik Universitas Andalas (Unand), Aidinil Zetra, mengatakan, pemimpin mutlak membutuhkan tim berkompeten, agar mampu menjabarkan dan merealisasikan seluruh program yang direncanakan. Termasuk Mahyeldi-Audy, yang harus mengedepankan prinsip profesionalisme, kompetensi, dan prestasi saat membangun tim kerja di Pemprov Sumbar.
“Orang yang dipilih tentu harus yang paham bagaimana menjabarkan program atau visi dan misi mereka yang akan menjadi rencana pembangunan. Selain itu, mereka yang dipilih haruslah yang memiliki komitmen untuk mendukung agar program yang disusun itu bisa terlaksana,” kata Aidinil kepada Haluan.
Mahyeldi-Audy, kata Aidinil, mestinya menghindari proses pengangkatan pejabat yang didasari kriteria subjektif dam berdasarkan pada faktor like and dislike, asal daerah, SARA, dan preferensi politik. Ini penting dilakukan agar pejabat yang diangkat mampu menciptakan iklim yang kondusif untuk menunjang kinerja birokrasi.
Selain itu, kata Aidinil, dengan mengedepankan kriteria yang objektif dan transparan, dengan sendirinya kepercayaan publik terhadap pemerintah akan meningkat, karena dilandasi penunjukan pejabat yang berlangsung terbuka. Selain itu, kualitas pelayanan publik juga akan meningkat seiring meningkatnya kualitas sumber daya manusia di jajaran pemerintahan.
“Intinya, Mahyeldi-Audy harus membentuk dan menggerakkan birokrasi Pemprov menjadi instrumen yang andal, tangguh, dan profesional dalam mewujudkan janji-janji politiknya melalui kebijakan daerah yang cerdas dan bijaksana,” katanya lagi.
Hal senada turut disampaikan Penjagar Ilmu Politik Unand yang juga Peneliti pada Spektrum Politika, Asrinaldi. Menurutnya, Mahyeldi dan Audy harus profesional dan transparan dalam memilih orang-orang yang akan duduk pada jabatan tertentu. Gubernur dan wakil diharapkan menjauhi faktor kedekatan dan “politik balas jasa” dalam pemilihan tim kerja.
“Memang faktanya seperti itu, kepala daerah terpilih kerap mengaktifkan politik balas jasa atau mengambil pertimbangan berdasarkan kedekatan dan koneksi politik. Cara seperti ini sebenarnya tidak boleh,” kata Asrinaldi, Jumat (12/3).
Asrinaldi menyebutkan, Mahyeldi-Audy harus memahami bahwa jabatan birokrasi adalah jabatan publik, sehingga proses pemilihannya juga harus melewati mekanisme yang berlaku. Dalam pemilihan itu, menurutnya, kepala daerah harus menggunakan merit system atau pemilihan berdasarkan performa dan kompetensi.
“Contoh, jabatan dengan kewenangan teknis seperti Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, PUPR, Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Dinas Pertanian, Peternakan, dan lain sebagainya, itu saya kira perlu diisi oleh orang-orang yang profesional di bidang itu. Akan bahaya jika diserahkan pada orang yang tidak berkompeten,” kata Asrinaldi.
Sinergitas Jadi Kunci
Sementara itu, Mahyeldi dalam rapat paripurna berharap dukungan dari seluruh pihak dalam kepemerintahannya saat ini. Ia pun mengaku bahwa singergitas di setiap lini pemerintahan dan berkolaborasi dengan berbagai lapisan masyarakat adalah kunci dalam membangun Sumbar ke depan.
“Kami mengajak masyarakat untuk bersinergi, bersatu, dan berkolaborasi mewujudkan Sumbar yang unggul dan berkelanjutan. Kami mohon dukungan dari seluruh masyarakat, ketua dan anggota DPRD, dan semua unsur yang ada” tutur Mahyeldi.
Mahyeldi menyatakan, pihaknya sudah menyusun tiga target utama dalam pembangunan Sumbar, yaitu peningkatan ekonomi, keberlanjutan social, dan keberlanjutan lingkungan. Target tersebut akan didukung dengan peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM), pengembangan ekonomi kreatif, serta pelayanan pemerintahan yang bersih.
“Ke depan, kita tidak hanya fokus pada kerja, tapi juga kinerja, untuk mencapai hasil maksimal dengan memberikan pelayanan terbaik,” ujar Mahyeldi. (*)
Riga/hantaran.co
Komentar