PADANG, hantaran.co – Dengan menerapkan protokol kesehatan yang sangat ketat, Rabu (25/8) kemarin di Hotel Pangeran Beach acara Kajian & Bedah buku 37 Masalah Populer karangan Ustadz Abdul Somad (UAS) yang dihadiri lebih kurang 200 peserta terlaksana dengan baik. Peserta yang hadir pada saat itu berasal dari undangan khusus dan ada juga melalui pendaftaran umum.Dalam barisan tamu undangan tampak hadir Wakil Gubernur Sumbar Audy Joinaldi,Wakil Walikota Bukittingg Marfendi, dan beberapa petinggi daerah dan tokoh terkemuka Sumatra Barat.
Pada undangan tertulis acara dimulai pukul 13.30 WIB. Tamu undangan yang masuk masing-masing mendapatkan 1 buah buku karya UAS yang akan dibedah, dan masker. Snack kotak pun disediakan untuk tamu yang hadir di bagian belakang ruangan. Saat jarum jam menunjukkan hampir jam 2 siang, UAS dan tim memasuki ruangan membaca Assalamualaikum dan dijawab dengan penuh semangat oleh peserta yang hadir. Senyum bahagia dan penuh antusias dengan kehadiran UAS pada acara tersebut bisa dilihat dari wajah peserta.
Di panggung duduk berjarak UAS, Wagub Audy Joinaldy, Ustadz Abdus Salam sebagai ketua panitia, Ustadz Yon Hadi Ramon sebagai moderator,dan Ketua PASKAS (Pasukan Amal Saleh) Gusnik Adi Putra. Peserta pun diatur duduk dengan kursi yang berjarak, masker wajib di pakai.
Acarapun dimulai dengan pembacaan doa oleh salah satu Ustadz Tim UAS yang merupakan mahasiswa lulusan Kairo. Ketua Panitia,Ustadz Abdus Salam dalam sambutannya menyampaikan bahwa acara ini biasanya dilaksanakan di masjid terbuka,
“Alhamdulillah acara bedah buku ini bisa terlaksana walaupun terbatas karena pandemi dan bersyukur sekali banyak donatur yang menspori acara ini”,kata Ustadz Abdus Salam.
Pada kesempatan yang sama moderator Ustad Yon Hadi Ramon menjelaskan terkait latar belakang penulisan buku “37 Masalah Populer” oleh UAS. Dikatakannya,UAS menulis buku ini untuk meluruskan kebingungan umat terhadap berbagai masalah yang sering muncul dalam kehidupan sehari-hari.
“Buku yang berisikan 37 masalah populer yang dikarang sendiri oleh UAS tentunya sudah dikaji ilmiah”,kata Ustadz Yon Hadi Ramon menjelaskan.
Masuk ke acara inti yaitu bedah buku langsung oleh UAS. Pembawaan UAS dengan logat minang yang kental dan sering berujung humor membuat suasana bedah buku pecah.Terdengan gelak tawa peserta karena pembawaan UAS yang humoris.”Luar biasa pembawaannya UAS, rasa kantukpun hilang”, kata salah satu peserta.
Pada masalah pertama UAS menjelaskan tentang ikhtilaf dan mazhab.Dikatakan UAS Ikhtilaf adalah perbedaan dengan dalil, sedangkan khilaf adalah perbedaan tanpa dalil.
“Tau dalil disebut ikhitilaf,sedangkan tidak tau dalil disebut khilaf.Adanya perbedaan mazhab ulama bukan karena ada agama baru,semuanya bersumber dari Al- Quran dan hadis”,kata UAS menjelaskan.
UAS juga memberikan contoh misalnya pada cara berwuduk ada sedikit perbedaan saat membasuh kepala antara Mazhab Hanafi, Mazhab Hanbali, Mazhab Maliki ,dan Mazhab Syafi’i.Menurut UAS dari ke-4 Mazhab tersebut terserah kita mengikuti apa,semua sah yang penting jangan dijadikan bahan untuk saling mengejek antar Umat Islam.
Dikatakan UAS,pada zaman Nabi pun sudah ada ikhtilaf antara Nabi dengan sahabatnya.Dalam buku dijelaskan beberapa contoh ikhtilaf pada zaman Nabi.
Ditambahkan UAS para ulama kontemporer juga melakukan ikhtilaf terhadap masalah-masalah tertentu yang tidak ada nash menjelaskan tentang itu.Contoh hukum berfoto, ada dua pendapat saat itu satu mengatakan foto itu sama dengan patung, sehingga hukumnya haram. Namun pendapat ulama lain mengatakan foto tidak sama dengan patung/lukisan.Penjelasannya secara ilmiah dibahas lengkap di buku.Karena waktu yang cukup terbatas acara bedah buku tentunya tidak sampai tuntas mengupas buku secara keseluruhan.
Wakil Gubernur Sumbar,Audy Joinaldi dalam kesempatan tersebut ikut menyampaikan pendapatnya tentang buku “37 Masalah Populer”. ia mengatakan buku yang diterbitkan UAS setelah dibaca ternyata isinya mengajarkan umat Islam jangan mau dipecah belah oleh orang lain jika kita tidak punya ilmu untuk mempelajarinya.
“UAS lewat bukunya mengajarkan kita bahwa umat Islam harus kompak,masalah-masalah kecil jangan jadi pertentangan”,kata Audy menjelaskan.
Dikatakan Audy buku UAS sangat komprehensif,sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam acara bedah buku juga dibuka sesi tanya jawab dari peserta.Dalam sesi tersebut diberikan kesempatan kepada 6 orang peserta untuk langsung bertanya pada UAS.Acara bedah buku diakhiri dengan lelang barang-barang UAS seperti lukisan, pin, peci, madu yang hasil lelangnya 100 persen digunakan untuk biaya dakwah di Mentawai. (*)
Silvi/hantaran.co
Komentar