AGAM, hantaran.co – Hadirnya Kurikulum Merdeka, membawa keunikan tersendiri dalam pembelajaran. Keunikan ini tampak dari penggunaan istilah-istilah baru dalam penyusunan rencana pembelajaran. Keunikan lain juga terlihat dari beberapa konsep pembelajaran yang kembali digaungkan kurikulum merdeka, salah satunya Pembelajaran Berdiferensiasi.
Hal tersebut disampaikan Ketua Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Departemen PGSD Universitas Negeri Padang (UNP) M. Habibi, S.Pd, M.Pd dalam Pelatihan Mendesain Pembelajaran dan Media Pembelajaran Berdiferensiasi bagi Guru SD Gugus III Kecamatan Banuhampu, Kabupaten Agam di SDN 10 Padang Lua, Sabtu(23/9).
“Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pembelajaran yang mengakomodir, melayani, dan mengakui keberagaman siswa dalam belajar sesuai dengan kesiapan, minat, dan preferensi belajar siswa. Pembelajaran berdiferensi bukanlah sesuatu yang baru, sebab konsep tersebut merupakan perwujudan tugas dan fungsi guru sebagai fasilitator. Hanya saja, selama ini “keberagaman siswa” dalam kelas kurang diperhatikan. Alhasil, pemerintah kembali menyadarkan melalui pembelajaran berdiferensiasi. Meski berkaitan dengan tugasnya sebagai fasilitator, tidak sedikit guru di lapangan belum memahami konsep pembelajaran berdiferensiasi ini,” ungkap M. Habibi didampingi anggota tim Dr. Chandra, M.Pd dan Rafhi Febryan Putera, S.Pd, M.Pd.
Menyadari kondisi tersebut lanjut M. Habibi, Tim PKM Departemen PGSD UNP melaksanakan Pelatihan Mendesain Pembelajaran dan Media Pembelajaran Berdiferensiasi bagi Guru SD Gugus III Kecamatan Banuhampu, Sabtu dan Minggu(23-24/9/2023). Kegiatan ini melibatkan dua narasumber berpengalaman yakni Dr. Silvi Hevria, M.Pd dari Balai Guru Penggerak (BGP) Sumatera Barat dan Ridho Mursalim, S.Pd., M.Pd. alumni Guru Penggerak Angkatan 1 Kota Padang dan Terbaik 1 Best Practice Pembelajaran Berdiferensiasi.
Melalui pembelajaran berdiferensiasi jelas M. Habibi lebih lanjut, siswa akan difasilitasi sesuai keadaan dan kemampuannya. Pembelajaran akan disajikan dengan berpedoman pada kesiapan, minat dan profil belajar siswa.
“Jadi dengan pembelajaran berdiferensiasi, siswa dengan kapasitas akademik lemah akan mendapatkan pendampingan intensif. Produk hasil belajar dapat bervariasi sesuai minat dan ketertarikan siswa. Proses pembelajaran dan penyajian materi disesuaikan berdasarkan gaya belajar siswa,” ujar pria yang saat ini sedang menempuh studi doktoral di Universitas Negeri Yogyakarta.
Sementara itu, Ketua KKG Gugus III Kecamatan Banuhampu Lendra Evita, S.Pd mengatakan, guru-guru sangat antusias mengikuti kegiatan pelatihan. Mereka memiliki rasa ingin tahu yang tinggi terhadap pembelajaran berdiferensiasi ini.
“Kegiatan ini sudah direncanakan sejak 2 bulan yang lalu. Namun karena beberapa hal, kegiatan pelatihan baru bisa dilaksanakan pada hari ini. Melalui kegiatan ini, guru-guru mengetahui bahwa pembelajaran berdiferensiasi memiliki 4 komponen yaitu konten, proses, produk dan lingkungan belajar. Guru hanya perlu memilih salah satunya agar dapat dikatakan melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi. Kini guru-guru menyadari bahwa pembelajaran berdiferensiasi mutlak dilaksanakan sebagai bentuk pengakuan dan penerimaan guru terhadap keberagaman siswa,” ujar Lendra Kepala SDN 21 Taluak IV Suku dan Efnorita, S.Pd, M.Pd, Kepala SDN 11 Kapeh Panji.
Kegiatan pelatihan diikuti 76 guru SD dari 6 sekolah yang tersebar di Gugus III Kecamatan Banuhampu. Yakni SDN 06 Taluak IV Suku, SDN 11 Kapeh Panji, SDN 16 Parabek Bangkaweh, SDN 21 Taluak IV Suku, SDN 12 Padang Lua dan SDN 10 Padang Lua. Hari pertama pelatihan, guru-guru dibimbing mendesain pembelajaran berdiferensiasi melalui modul ajar yang dikembangkan. Kemudian, hari kedua guru-guru melakukan praktik langsung mengembangkan media pembelajaran berdiferensiasi. Baik media untuk siswa tipe pembelajar audio, visual, maupun kinestetik. Kegiatan mengembangkan media memanfaatkan berbagai platform media pembelajaran gratis dan berbayar.
Wtz/hantaran.co