JAKARTA, hantaran.co—Untuk mendapatkan panggung politik, tak sedikit oknum pejabat atau wakil rakyat yang memakai segala cara untuk tampil hebat di mata masyarakat. Bahkan rela memberikan informasi bohong atau menyesatkan kepada masyarakat.
Hal ini yang disampaikan anggota DPR RI Athari Gauthi Ardi kepada sejumlah media pada Selasa (27/9/2022).
Ia mengaku, mendapat banyak pertanyaan dari masyarakat khususnya soal jalan Flyover Sitinjau Lauik yang beredar di media,dimana diinformasikan akan dibangun pada Juni 2023.
Sebagai anggota DPR dari komisi V yang bermitra dengan Kementerian PUPR ia justru paham dan mengenal permasalah infrastruktur tersebut. Apalagi ia juga Badan Anggaran (Banggar) di DPR RI.
Politis muda itu bongkar informasi bohong tersebut. Ia tak ingin masyarakat dibodohi oleh orang yang ingin menjadikan isu jalan flyover sebagai panggung politik dan keuntungan pribadi.
“Ini karena banyak yang menanyakan ke saya. Karena soal infrastruktur baik jalan tol dan flyover itu memang di komisi saya. Jadi saya paham betul tidak ada itu yang jalan layang akan dibangun pada Juni 2023. Itu bohong jangan tipu masyarakat saya,”tuturnya.
Athari heran, menjelang masuknya tahun politik, ada orang yang rela menghalalkan berbagai cara. Berpolitik seharusnya dengan alur yang baik. Masyarakat sudah muak dengan janji tanpa bukti tersebut.
Ia mengungkap, Flyover Sitinjau Lauik, baru sebatas wacana dan permintaan dari Pemerintah Propinsi Sumatera Barat kepada pemerintah pusat dan bahkan belum ada pembahasannya pada Badan Anggaran (Banggar) DPR RI untuk tahun anggaran 2023.
“Saya sendiri juga belum dapat surat permohonannya. Nah ini ada orang yang langsung klaim, katanya suratnya sudah masuk ke pusat. Saya tidak tahu suratnya kemana? karena saya di Komisi V dan di Banggar belum ada anggaran untuk Flyover itu, bahkan katanya bulan Juni 2023 akan dimulai, serta disebutkan sebelum dia lengser proyek itu selesai,” ucap Athari.
Untuk diketahui, sebut politisi muda itu, Flyover bukanlah proyek kecil, yang setahun bisa selesai, dan anggrannya bukan milyaran, tetapi triliunan.
“Kalau mau pembuktian, di saat rapat ada videonya saya ngomong terus Sitinjau Lauik. Bahkan untuk masalah macet dan longsorpun saya sudah sampaikan ke PUPR, tetapi anggarannya memang belum ada. Silahkan, tanya ke PUPR, karena pemerintah pusat masih fokus kepada pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) di Kalimantan dan pemulihan ekonomi rakyat. Bahkan keperhubungan juga saya sampaikan, makanya sekarang rambu-rambu jalan akan segera dibenahi sesuai dengan tupoksinya, termasuk untuk pemeliharaan jalan,” jelas Athari.
Terkait dengan Kerjasama antara Pemerintah dengan Badan Usaha(KPBU), Athari mengatakan konsep yang diinformasikan oleh orang yang tak bertanggung jawab tersebut juga salah.
Menurut Athari KPBU itu merupakan kerja sama pemerintah dengan badan usaha.
“Artinya proyeknya itu yang punya pemerintah. Artinya pemerintah yang menawarkan kepada badan usaha-badan usaha yang ada, nanti ditenderkan, mana yang cocok dan sesuai yang dengan aturan dan yang disyaratkan. Maka itulah badan usaha yang dipilih oleh pemerintah,”tuturnya.
“Jadi tidak bisa Hutama Karya bilang, nanti kami akan KPBU dengan pemerintah. Tidak boleh itu, dari mana dia tahu yang akan mengerjakan. Karena proses tender itu harus dilaksanakan secara transparant dan terbuka oleh pemerintah. Jadi bukan swasta yang menawarkan proyek, tetapi pemerintah yang menawarkannya,” terang Athari menambahkan.
Kemudian, terkait dengan pemberitaan peresmian Jalan Tol Sicincin, Athari juga mengatakan, bahwa saat ini pembangunannya sedang berlangsung, yang dilaksanakan oleh kementerian PUPR melalui badan usaha (pihak ketiga) karena sebelumnya sempat terhenti, dan tahun ini baru dianggarkan kembali untuk pelaksanaan lanjutannya.
Karena diketahui Jalan tol Sicincin merupakan hasil dari usulan anggota DPR RI di Komisi V kepada Kementerian PUPR melalui Badan Pembangunan Jalan Tol (BPJT).
“Jadi sekali lagi bukan peresmian jalan tol, kalau peresmian itu artinya pekerjaan jalan tol itu sudah selesai. Harusnya syukuran saja untuk lanjutan pembangunannya,” tandasnya.
Tak dipungkiri, Athari sebagai politisi muda dari Partai Amanat Nasional (PAN) ini dianggap ancaman bagi lawan politiknya. Ia muda, dianggap mewakili perempuan dan generasi muda, pengalaman dari sang ayah Epyardi Asda mengajarkannya untuk memahami keinginan masyarakat.
Dari kematangan ekonomi, ia adalah pengusaha. Baginya menjadi wakil rakyat adalah pengabdian.
Bahkan, beberapa waktu lalu, ia pun diserang oleh lawan politiknya dengan membawa-bawa perusahaan milik keluarganya ke ranah politik. Namun, itu tidak menyurutkan langkah Athari untuk mengabdi.
Sebagai putri asal Solok, ia memegang teguh pepatah Urang Minangkabau, baraja ka nan manang, mancontoh ka nan sudah.
(Dafit/Hantaran.co)
Komentar