Di RSAM Bukittinggi ada 100 tempat tidur. Itu sudah terisi 37 tempat tidur. Kami bisa saja memfungsikan semuanya, tapi itu jika tenaga kesehatannya tersedia. Dengan SDM yang ada sekarang, kami hanya bisa menampung 40 pasien. Begitu juga dengan alat ventilator, dari enam yang ada, hanya dua yang bisa dioperasikan tenaga kesehatan terbatas.
dr. Khairul
Direktur Utama RSAM Bukittinggi
PADANG, hantaran.co — Sarana rawatan khusus pasien Covid-19 di sejumlah rumah sakit (RS) rujukan di Sumbar mulai penuh. Bahkan, sebagian RS mengaku akan menyiapkan tenda darurat guna mengantispasi lonjakan pasien yang lebih besar. Di sisi lain, Pemerintah Provinsi berencana memfungsikan kembali rumah sakit milik provinsi menjadi RS khusus Covid-19.
Direktur Semen Padang Hospital (SPH) Selfi Farisha mengungkapkan, dari 70 tempat tidur khusus untuk pasien Covid-19 yang tersedia di rumah sakit itu, sebanyak 63 tempat tidur sudah terisi. Lonjakan pasien terjadi dalam beberapa pekan terakhir sehingga pihak rumah sakit terpaksa menerapkan sistem daftar tunggu bagi pasien baru.
“Saat ini sarana di SPH sudah hampir penuh. Bahkan, kami membuat daftar tunggu untuk pasien, sebab tidak ada lagi ruang rawatan yang tersisa. Kami punya 70 tempat tidur, 63 di antaranya untuk rawatan dan isolasi pasien biasa, dan ini sudah penuh. Sementara itu ada 7 ruang ICU tanpa ventilator dan itu sudah terisi 5 ruangan,” kata Selfi kepada Haluan, Minggu (11/7/2021).
Saat ini, sambungnya, SPH tidak bisa menerima lagi pasien Covid-19 yang membutuhkan perawatan dengan alat ventilator. Selain jumlah pasien yang hampir penuh, pihaknya juga kekurangan sumber daya manusia (SDM) dokter dan perawat meski pun saat ini SPH masih memiliki alat ventilator yang belum dipakai.
Selfi menambahkan, untuk mengantisipasi lonjakan kunjungan pasien Covid-19 dan kemampuan tenaga medis dalam memberikan penanganan, SPH akan segera membangun tenda darurat untuk merawat pasien. Direncanakan, tenda darurat itu sudah bisa digunakan pekan depan.
“Seminggu ini dari 63 tempat tidur itu sudah ada daftar tunggu, saat ada pasien keluar, langsung diisi pasien baru. Kondisi ini sudah satu pekan kami rasakan. Untuk antisipasi ke depan, kami butuh support Dinas dari Kota Padang dan Provinsi,” ujarnya lagi.
Lonjakan pasien Covid-19 di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Rasidin Kota Padang juga terjadi. Di mana, dari 23 tempat tidur yang disediakan untuk pasien Covid-19, saat ini seluruhnya telah terisi. Sesuai arahan Dinas Kesehatan Kota (DKK) Padang, pihak rumah sakit saat ini tengah menyiapkan tempat tidur tambahan.
“Belum bisa dipastikan kapan bisa terealisasi, karena banyak yang harus disiapkan, tapi kami usahakan segera. Insyaallah akan ditambah 35 tempat tidur lagi. Jadi, totalnya nanti ada 58 tempat tidur di RSUD dr. Rasidin,” ujar Direktur Utama RSUD dr. Rasidin Kota Padang, Herlin Sridiani.
Herlin menjelaskan, dengan kondisi keterisian tempat tidur khusus Covid-19 saat ini, pihaknya hanya mampu melayani pasien Covid-19 yang bergejala ringan. Sementara itu bagi pasien dengan gejala berat dan menggunakan ventilator, pihaknya akan langsung merujuk ke RSUP Dr M Djamil.
“Dulu kami bisa menerima pasien yang membutuhkan ventilator, tapi sekarang tidak lagi, karena kami sudah kembali menerima pasien non-Covid-19 dan ruangan itu sudah digunakan oleh pasien-pasien tersebut,” ujarnya lagi.
Kondisi seperti ini, diakui Herlin sudah dialami sejak beberapa hari belakangan. Ia pun berharap kesadaran masyarakat dalam menjalankan prokes semakin membaik, sehingga rumah sakit sebagai sektor hilir penanganan pandemi tetap bisa bertahan.
“Dalam penanganan Covid-19 ini, ada sektor hulu dan hilir. Kepada masyarakat, diharapkan prokes ketat itu diterapkan. Sebab, sesiap-siapnya sektor hilir, tapi jika di hulu masih lalai, maka rumah sakit akan keteteran dalam penanganan. Ini yang harus diantisipasi,” katanya lagi.
Sarana Gejala Berat
Lonjakan jumlah pasien Covid-19 juga terjadi di Rumah Sakit Achmad Mochtar (RSAM) Bukittinggi. Saat ini, dari 40 tempat tidur yang disediakan untuk penanganan pasien Covid-19, sudah terjadi over capacity. Rincinya, 31 tempat tidur diisi oleh pasien dengan gejala berat, enam pasien dirawat di High Care Unit (HCU), dan tiga pasien dirawat dengan bantuan alat ventilator.
Direktur Utama RSAM Bukittinggi, Khairul kepada Haluan mengatakan, pihaknya sudah menyediakan 100 tempat tidur khusus untuk perawatan pasien Covid-19. Namun, karena keterbatasan tenaga kesehatan (nakes), RSAM hanya bisa mengoperasikan 40 tempat tidur saja.
“Sampai hari ini, sudah terisi 37 tempat tidur. Kami bisa saja memfungsikan semuanya, tapi itu jika tenaga kesehatannya tersedia. Saat ini, dengan SDM yang ada, kami hanya bisa menampung 40 pasien,” kata Khairul, Senin (5/7/2021).
Begitu juga dengan ketersediaan alat ventilator di RSAM, Khairul mengatakan, dari enam ventilator yang ada, hanya dua yang bisa dioperasikan karena keterbatasan tenaga kesehatan. Ia mengatakan, untuk dua ventilator itu, dibutuhkan setidaknya 14 perawat untuk berjaga setiap harinya.
“Kendalanya memang di tenaga kesehatan, ya. Nah, jika memang ada bantuan tenaga kesehatan dari pemerintah atau BPBD, tentu fasilitas di sini bisa difungsikan secara optimal. Kendalanya hanya di ketersediaan SDM,” katanya menutup.
Sementara itu, Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) M Djamil Padang kembali menambah 86 tempat tidur ICU untuk mengantisipasi terjadinya lonjakan kasus positif Covid-19 bergejala berat. Total, jumlah tempat tidur untuk pasien Covid-19 di rumah sakit itu telah mencapai 351 unit.
Direktur Utama (Dirut) RSUP Dr. M Djamil Padang Yusirwan mengatakan, bahwa kondisi rumah sakit saat ini sudah mulai sesak seiring dengan terus bertambahnya pasien Covid-19. Ditambah lagi, sejumlah rumah sakit yang sebelumnya melakukan perawatan pasien Covid-19, saat ini sudah kembali membuka pelayanan reguler untuk selain kasus Covid-19.
“Meski Bed Occupancy Rate (BOR) sekitar 60 persen, tapi itu sudah sesak rasanya. Kenapa? karena sudah ada rumah sakit yang kembali beroperasi menjadi rumah sakit reguler,” ujar Yusirwan.
Pemprov Cari Cara
Saat melakukan kunjungan ke RSUP Dr. M. Djamil, Wakil Gubernur Sumbar, Audy Joinaldy menyatakan, Pemprov Sumbar akan menyiapkan sejumlah langkah dalam mengantisipasi lonjakan pasien yang dirawat di rumah sakit. Salah satunya, kembali memfungsikan rumah sakit milik provinsi sebagai RS khusus penanganan Covid-19.
“Kita akan rapat untuk membahas persiapan rumah sakit ini. Nanti kita libatkan juga rumah sakit-rumah sakit milik Pemprov, di mana kita punya empat rumah sakit yang bisa diaktivasi kembali untuk penanganan Covid-19,” ujar Audy.
Audy menambahkan, pihaknya juga telah menyiapkan tempat isolasi massal di Asrama Haji Kota Padang guna mengantisipasi lonjakan kasus pasien Covid-19 bergejala ringan. Selain itu, Pemprov juga mendorong agar setiap kabupaten/kota menambah fasilitas karantina di daerah masing-masing.
“Kita siapkan untuk pasien yang bergejala ringan, agar ditempatkan di tempat isolasi. Kita sudah menambah sekarang di Asrama Haji. Sehingga, tidak semua yang kena Covid-19 harus dibawa ke rumah sakit,” ujarnya.
Sebelumnya, berdasarkan data Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), BOR Sumatra Barat sudah mencapai 67 persen, dan termasuk dalam provinsi dengan keterisian rumah sakit tertinggi di luar Jawa dan Bali.
Angka tersebut, disumbang oleh tiga daerah dengan BOR yang cukup tinggi, yaitu Kota Padang 70 persen, Kota Padang Panjang 97 persen, dan kota Bukittinggi dengan keterisian rumah sakit mencapai 78 persen. Atas kondisi tersebut tiga daerah itu masuk dalam wilayah pemberlakuan PPKM Daruat (*)
Riga/Darwina/hantaran.co
Komentar