PADANG, Hantaran.co – Ratusan Kepala Keluarga (KK) di Kelurahan Batang Arau dan Seberang Palinggam Kota Padang mengalami kekurangan air bersih akibat kemarau yang terjadi beberapa minggu terakhir.
Sedikitnya 650 KK yang mengalami kekeringan dan kekurangan air bersih di Kelurahan Batang Arau. Sementara itu, ratusan KK juga di Kelurahan Seberang Palinggam mengalami hal yang sama.
Menyikapi kekurangan air bersih tersebut, BPBD Kota Padang mulai melakukan penyaluran air bersih ke dua Kelurahan tersebut.
“Setelah mendapatkan laporan kami dibantu air dari PDAM langsung ke lokasi untuk mendistribusikannya ke warga,” ujar Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kota Padang, Sutan Hendra, Selasa (16/2).
Dikatakannya, kekurangan air bersih terjadi sejak memasuki musim kemarau. Biasanya masyarakat dua kelurahan ini memanfaatkan sejumlah sumber mata air yang berada di sekitar Bukit Gado-Gado.
Namun, karena kamarau mengalami kekeringan, sehingga menyebabkan ratusan kepala keluarga di dua Kelurahan tersebut kekurangan air bersih.
Sutan mengatakan, penyaluran air bersih dilakukan dengan menggunakan mobil BPBD Kota Padang. Dalam satu penyaluran bisa mengangkut sebanyak 5.000 liter air bersih yang dibantu dari PDAM.
Untuk penyaluran, sambung Sutan, pihaknya tidak membatasi jumlah air yang disalurkan. Ia mengaku, jika masih ada warga yang membutuhkan air bersih, mereka akan menyalurkannya.
“Jadi tidak dijatah berapa per kelurahan, selagi ada warga yang butuh, kami akan salurkan. Untuk sementara, hari ini kami akan salurkan sebanyak 6 mobil,” ujarnya.
Sementara itu, Lurah Batang Arau, Eka Saputra mengatakan, sebagian warganya mengalami dampak akibat kemarau beberapa minggu belakangan.
“Dikelurahan saya ada 1.300 KK. Sebagian terasa dampak, apalagi masyarakat yang tinggal di area perbukitan karena air PDAM tidak ada,” ujarnya.
Dikatakannya, kekurangan air bersih terasa dampaknya oleh masyarakat selama tiga hari terakhir ini. Pasalnya, air Bukit Gado-Gado yang menjadi sumber utama mengalami kekeringan.
“Dua RW sangat terdampak yaitu RW.3 Panggalangan dan RW.4 Kampung Pambayan,” ujarnya.
Eka berharap, semoga dengan adanya bantuan air bersih ini, dapat membantu sedikit sumber air bersih untuk kebutuhan dasar masyarakat.
Ditambahkannya, kemarau yang terjadi di Kelurahan Batang Arau terjadi setiap tahun. Kemarau menjadi permasalahan prinsip dan juga sudah diusulkan menjadi pembahasan di tingkat musyawarah pengembangan kelurahan.
“Kami di bantu tahun 2020 dan pelaksanaannya di tahun ini dengan pembuatan sumur bor dengan anggaran 100 juta,” ujarnya lagi.
Sementara itu, salah seorang warga Batang Arau, Elok (55) mengaku kesulitan air bersih sejak sumber mata air di Bukit Gado-Gado mengering.
Sedangkan untuk mandi dan mencuci bisa diambil di sumur yang berada di tempat pemandian umum. Meski warna air sumur kekuningan, tapi bisa buat mandi dan mencuci meski harus disaring terlebih dahulu.
“Capek juga kerena harus mengangkut air sumur ke rumah di perbukitan dengan menggunakan jerigen. Kira-kira jarangnya kurang lebih 1 kilometer,” ujarnya.
(Fardi/Hantaran.co)
Komentar