PAINAN, hantaran.co — Bupati Pesisir Selatan, Hendrajoni, menyebutkan, pihaknya bakal mendirikan pabrik pengelolah getah gambir sebagai bahan baku pewarna Batik Lumpo, di Kecamatan IV Jurai, melalui anggaran pusat sebesar Rp7,5 miliar pada 2021.
“Ya, pembangunan pabrik disokong melalui alokasi dana Kementerian Perindustrian untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat,” ujar Bupati Hendrajoni pada wartawan di Painan, Minggu (30/8/2020).
Ia menyebutkan, getah gambir yang diproduksi bakal digunakan untuk mendukung beberapa usaha kerajinan batik di daerah itu. Selain itu, kehadiran pabrik juga dimaksud untuk meningkatkan harga jual getah gambir yang semakin lesu.
“Pada awalnya yang bakal dibangun adalah pabrik pengolah jengkol, namun karena keberadaan jengkol yang musiman dan getahnya kurang bagus sebagai bahan baku pewarna batik, akhirnya dibatalkan. Kami akhirnya melirik getah gambir yang banyak terdapat di Pesse dan mendapat respon dari pemerintah pusat,” katanya.
Lebih jauh dijelaskan, terkait kualitas getah gambir tidak hanya bisa dimanfaatkan sebagai pewarna, namun juga bisa digunakan sebagai bahan konsumsi obat-obatan, kosmetik, dan lain sebagainya.
“Manfaat getah gambir cukup banyak. Hanya saja karena monopoli dagang, sehingga harganya tidak stabil dan cenderung merugikan masyarakat Pessel. Mudah-mudahan dengan beroperasinya pabrik ini, harga getah gambir bisa bersaing di pasaran,” ucapnya.
Selain untuk mendongkrak harga getah gambir, kualitas pewarna dari getah gambir bisa menjadikan harga jual batik yang diproduksi perajin lebih baik. Sebab, warna yang digunakan perajin bebas dari bahan kimia.
“Tak hanya itu, pemerintah pusat juga berencana membangun sebanyak 40 unit rumah di Lumpo yang bakal ditempati oleh para perajin batik,” tuturnya.
Sementara itu, Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Pesisir Selatan, Lisda Hendrajoni, menuturkan, selain Batik Lumpo di daerah setempat juga terdapat Batik Mande Rubiah di Lunang.
“Motif-motif ini terinspirasi dari perpaduan klasik yang terdapat pada naskah kuno Rumah Gadang Mandeh Rubiah di Tapan. Namun, dari ribuan motif yang ada pada naskah kuno tersebut, baru empat motif saja yang diperkenalkan ke publik, sementara yang lainnya bakal di adopsi secara bertahap,” tutur Lisda.
Okis/hantaran.co
Komentar