PADANG, hantaran.co — Kondi pandemi ternyata tak menyurutkan semangat Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 3 Padang untuk memberikan akses informasi kepada publik. Bahkan untuk informasi antar warga SMA 3, menguatkannya dengan platform WhatsApp dan untuk keluar dengan penguatan dengan website.
Hal itu diungkapkan Pokja Wakil Humas SMA 3 Padang, Febli Meldayani, Selasa (20/10/2020), di SMA 3 jalan Gajah Mada Gunung Pangilun Kota Padang, di depan tim Visitasi Komisi Informasi Sumbar yang dikoordinir langsung oleh Ketua Monev 2020, Tanti Endang Lestari, didampingi Wakil Ketua Komisi Informasi Sumbar, Adrian Tuswandi, dan disaksikan Ketua Komisi Informasi Sumbar, Nofal Wiska, dengan verifikator visitasi, Kiki Eko Saputra.
“Kami atas arahan ibu Kepsek, siap mempertahankan predikat informatif dan terbaik satu kembali untuk kategori SMA sederajat penilaian Komisi Informasi Sumbar tentang keterbukaan informasi publik di sekolah,” ujar Febli.
Kondisi pandemi kini, katanya, membuat SMA Negeri 3 harus kreatif dalam memberikan akses informasi publik maksimal. Semangat membara untuk tetap menjadi terbaik pertama lagi di Anugerah Keterbukaan Informasi Publik (KIP) 2020, setelah sukses merebutnya 2019 terlihat di wajah guru-guru pengelola informasi dan dokumentasi publik di SMA 3 Padang.
“Semua pemohon informasi kita arahkan ke PPID SMA 3 Padang dan si pemohon harus mengisi form yang telah disediakan, kita melayani dengan standar operasi prosedur yang sudah baku di SMA 3 Padang,” ujar Febli.
Febli mengakui adanya keterbukaan informasi publik di sekolah justru menekan kecurigaan siapa saja terhadap kepala sekolah dan guru di SMA 3 Padang.
“Kalau tidak terbuka pasti mengelola dana BOS sebesar Rp 1,5 Miliar per tahun akan menjadi isu yang akan menyeret pihak sekolah kepada banyak urusan. Karena ini uang negara buat apa ditutupi, semua peruntukan jelas dan detail, kok,” ujar Febli.
Sementara itu, Tanti Endang Lestari dalam penggalian berbentuk sharing tentang Koordinasi, Komitmen, Konsistensi, Kolaborasi dan Koordinasi (5K) memang saling adu argumen dalam mengelola, melayani dan menyediakan informasi publik.
Sedangkan Adrian lebih menggali soal kegunaan informasi publik terkait dana BOS dan Uang Komite. “Semua transparan, semuanya diberi kemudahan akses informasi terkait itu, bahkan perencanan BOS untuk apa dan digunakan buat apa saja, kita pajang jelas di koridor pintu gerbang sekolah. Soal uang komite prinsipnya sumbangan tidak ada dikait-kaitkan dengan pemberian rapor siswa. Itu uang komite selalu dilaporkan per semester kepada kepala sekolah,” ujarnya. (*)
hantaran.co