Oleh : Syafruddin Karimi (Guru Besar FE Unand)
Ekonomi dan keuangan Islam mencapai kemajuan pesat secara global. Perkembangannya tidak hanya di Negara-negara berpenduduk mayoritas Muslim, tetapi juga di negara-negara maju dengan sistem kapitalisme seperti AS dan Eropa. Tentangga kita Malaysia menikmati perkembangan tersebut dengan meraih posisi sebagai pusat ekonomi dan keuangan Islam terbesar dunia.
Dengan pembentukan Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) yang langsung dipimpin oleh Presiden Joko Widodo, Indonesia sedang bekerja keras menjadi pusat ekonomi dan keuangan syariah terbesar dunia pada tahun 2024.
Provinsi Sumatera Barat punya posisi strategis menjadi pusat ekonomi dan keuangan syariah nasional. Dalam konteks ini, konversi Bank Nagari menjadi Bank Nagari Syariah adalah momentum memajukan ekonomi Sumbar yang sejalan dengan ekosistem Minangkabau. Kesepakatan RUPS Bank Nagari pada bulan November tahun 2019 adalah sebuah keputusan strategis dari Gubernur, Bupati, dan Wali Kota se-Sumatera Barat sebagai pemegang saham Bank Nagari.
Konversi Bank Nagari (BN) menjadi Bank Nagari Syariah sudah menjadi pengetahuan publik secara nasional. Wakil Presiden menyambut baik, bahkan menyatakan bahwa mestinya Bank Nagari-lah yang pertama menjadi Bank Syariah. Dari persiapan yang dilakukan Bank Nagari yang penuh komitmen untuk menjadi Bank Syariah, kita optimis bahwa konversi BN menjadi BN Syariah akan segera terwujud sebagai pilar utama ekonomi Sumbar.
Menurut laporan terakhir direksi BN, dukungan nasabah rata-rata sudah melampaui 90 persen. Artinya, nasabah Bank Nagari tetap akan memberikan trust kepada Bank Nagari Syariah. Penjajakan untuk mendapatkan dukungan nasabah yang dilakukan direksi BN bersama jajaran adalah kerja keras dan komitmen yang sangat tinggi untuk konversi yang sangat layak mendapatkan apresiasi publik, terutama pemegang saham.
Ribuan staf dan karyawan BN sudah mendapatkan pelatihan yang diperlukan untuk menyambut kehadiran Bank Nagari Syariah. Komitmen direksi BN bersama jajarannya untuk menuntaskan konversi BN menjadi BN Syariah mesti mendapatkan dukungan luas. Komitmen dalam implementasikan strategi konversi, bukan strategi spin-off, untuk menjadikan Bank Nagari Syariah sudah mencapai kemajuan lebih dari 90 persen.
Mengapa strategi konversi yang dipilih untuk menjadikan BN Syariah? Sebab, strategi ini lebih relevan dengan perkembangan dunia ekonomi keuangan syariah dan juga relevan dengan prinsip-prinsip mengapa Ekonomi Islam mesti ada. Kini, Ekonomi Islam, Keuangan Syariah, dan Perbankan Syariah, bukan lagi menjadi mata kuliah wajib di Fakultas Ekonomi, tetapi sudah menjadi program studi mulai dari D3, S1, dan Pascasarjana. Selain itu, seorang Muslim juga punya visi dalam semua aspek penghidupan, tidak terkecuali ekonomi, keuangan, dan perbankan.
Konversi BN menjadi BN Syariah, apa tidak akan membawa kerugian ekonomi? Sebuah hasil riset menyatakan bahwa konversi, bukan spin-off, adalah jalan paling menguntungkan untuk menjadikan Bank Syariah. Hasil riset ini terbit di Jurnal Research in International Business and Finance (Trinugroho, Santoso, Irawanto, & Pamungkas, 2021). Riset ini menjadikan seluruh bank syariah yang ada di Indonesia sebagai observasi dalam periode 2008-2019.
Hasil studi melaporkan, bahwa kinerja dan efisiensi Bank Umum Syariah (BUS) hasil spin-off lebih jelek dibanding Unit Usaha Syariah (UUS) yang berinduk Bank Umum Konven (BUK). Risiko UUS juga lebih rendah dibanding BUS hasil spin–off. Sebaliknya, BUS hasil konversi memperlihatkan hasil lebih baik dibanding BUS hasil spin-off yang menghadapi masalah size.
Jadi, komitmen konversi BN adalah pilihan terbaik buat Bank Nagari berdasarkan hasil riset paling terkini yang dilakukan oleh orang-orang yang kompeten di bidangnya, dan tampil di jurnal internasional.
Ctt: Trinugroho, I., Santoso, W., Irawanto, R., & Pamungkas, P. (2021). Is spin-off policy an effective way to improve performance of Islamic banks? Evidence from Indonesia. Research in International Business and Finance, 56, 101352. (*)
Komentar