JAKARTA, hantaran.co – Hingga kini Polri telah menetapkan 117 tersangka terkait kasus dugaan penyelewengan bahan bakar minyak (BBM) subsidi jenis solar yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir. Penyelewengan tersebut menyebabkan terjadinya kelangkaan bahan bakar di sejumlah wilayah.
“Kami melaporkan bahwa telah melakukan penegakan hukum terhadap 117 tersangka, dan 81 kasus yang saat ini sedang berproses,” ujar Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo saat rapat koordinasi lintas sektor di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (14/4).
Listyo menyebut, terdapat penyimpangan yang dilakukan oleh para pelaku industri dengan menggunakan bahan bakar subsidi pemerintah.
Menurutnya, para pelaku usaha itu mengambil dan membeli bahan bakar dari Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Dia mengatakan, para tersangka kerap berdalih kebutuhan industri tinggi sehingga memerlukan harga yang lebih murah.
“Karena memang ada disparitas harga yang cukup tinggi. Kebutuhan industri yang cukup tinggi sehingga mereka berusaha untuk mengambil kebutuhan minyak dari SPBU,” katanya.
Namun, Kapolri memastikan bahwa ketersediaan BBM subsidi aman jelang Lebaran nanti. Ia mengaku kesimpulan tersebut dapat dilihat dari koordinasi dan pengecekan langsung ke lapangan.
“Karena memang faktanya antara ketersediaan dengan kebutuhan di lapangan stoknya lebih besar cadangan maupun ketersediaan. Bahkan mencukupi untuk beberapa waktu ke depan,” ucapnya.
Diketahui, minyak mentah dunia memang meningkat tajam usai Rusia melancarkan invasi ke Ukraina sejak Kamis (24/2) lalu. Oleh karena itu, minyak mentah Indonesia alias Indonesia crude price juga ikut terpengaruh.
Pertamina memutuskan untuk menaikkan harga Pertamax menjadi Rp12.500 per liter. Hal itu sempat memicu antrean panjang pengisian bensin Pertalite di sejumlah titik SPBU.
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (SDM) Arifin Tasrif mengatakan, kelangkaan bahan bakar bersubsidi solar itu kerap lantaran penggunaan yang tidak tepat sasaran.
Ia menjelaskan, seharusnya solar diberikan kepada masyarakat yang membutuhkan di tengah harga energi yang melonjak.
hantaran/rel