JAKARTA, hantaran.co — Syekh Sulaiman AR-Rasuli yang populer dengan sebutan “Inyiak Canduang” adalah salah seorang ulama kharismatik dan terkemuka berasal dari Sumatera Barat. Beliau mengambil peranan kunci dalam menjalankan aktivitas pendidikan melalui Madrasah Tarbiyah Islamiyah ( MTI ) dan pendiri PERTI (Persatuan Tarbiyah Islamiyah ).
Kepedulian Inyiak Canduag tidak terbatas hanya di bidang dakwah dan dan pedidikan saja. Kegigihan dan sikapnya yang tidak pernah bisa ditawar dalam menentang penjajah saat perjuangan kemeredekaan maupun kiprahnya dalam mengisi kemerdekaan tidak bisa dipandang sebelah mata. Aktivitas politik dan organisasi Sulaiman Arrasuli telah dimulai sejak zaman Belanda lewat Syarikat Islam di Agam. Aktivitas itu terus berjalan saat zaman Jepang menentang tentara Nippon melalui Laskar Rakyat, Hisbullah maupun Barisan Sabilillah.
Hal tersebut disampaikan Anggota DPR RI Fraksi PAN, Guspardi Gaus, MSi, saat tampil sebagai pembicara bersama Prof Asvi Warman Adam (Sejarawan LIPI), Ridwan Saidi (Budayawan), Prof.Dr. Alaidin Koto, MA (Ketua DPP Tarbiyah) dan Ustadz Abdul Samad , LC (Ulama) dalam Webinar Nasional dengan tema ” Syekh Sulaiman Arrasuli , Pejuang dan Pemersatu Umat dan Bangsa” pada hari Sabtu 31 Oktober 2020.
Legislator Dapil Sumbar 2 ini pun memaparkan bahwa “lakek tangan” Inyiak Canduang telah terbukti dalam berbagai bidang mulai dari Ulama, Pendidik, Politisi dan Pendiri Persatuan Tarbiyah Islamiyah. Inyiak Canduang juga ikut mendirikan Bank Nasional di Bukitinggi dan sekaligus memiliki saham pada Bank tersebut.
Sumbangsih beliau terhadap bangsa dan negara sangat banyak. Beberapa jabatan penting pernah di amanahkan kepada Inyiak Canduang mulai dari Kepala Qhadi dan Ketua Mahkamah Syariah Sumatera Tengah hingga menjadi anggota konstituante pernah di lakoninya, urai Guspardi yang merupakan tokoh Muhammadiyah ini.
Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) itupun memaparkan bahwa Inyiak Canduang terpilih menjadi anggota Konstituante mewakili Partai PERTI yang di dirikannya. PERTI berhasil menduduki peringkat ke dua untuk daerah pemilihan Sumatera Tengah dengan perolehan suara 271. 513 di bawah Masyumi yang menduduki peringkat pertama.
Sulaiman Arrasuli /Inyiak Canduang tidak hanya sekedar anggota konstituante tetapi beliau di dapuk sebagai pimpinan sidang konstituante pertama di Bandung pada tahun 1955. Tugasnya adalah menyiapkan perubahan Undang – Undang Dasar hingga pembentukan panitia Adhoc guna mempersiapkan rancangan peraturan tata tertib dalam mengawal Konstitusi.
Setelah Konstituante di bubarkan Presiden rI, Soekarno, pada tahun 1959, terjadi perbedaan perspektif antara Jakarta dengan Daerah semakin tajam. Beliau tampil sebagai tokoh yang aktif menjembatani komunikasi antara pemerintah pusat dengan daerah demi keutuhan dan persatuan bangsa. Inyiak Canduang juga meninggalkan warisan dalam beberapa buku-buku dan kitab sebagai rujukan bagi anak bangsa dengan karya tulisnya yang telah diterbitkan bebagai penerbit dan berbagai media, tutur mantan akademisi UIN Imam Bonjol Padang itu.
Inyiak Canduang hadir sebagai pengayom umat, tokoh pendidik, pejuang dan pemersatu umat dan bangsa dengan mengedepankan semangat persaudaraan dan perdamaian antara berbagai elemen dan kelompok masyarakat. Berdasarkan rekam jejak, perjuangan, ketokohan serta sumbangsih yang besar dalam berbagai bidang semenjak perjuangan merebut kemerdekaan sampai mengisi kemerdekaan, maka sudah sangat layak Sulaiman Ar rasuli/Inyiak Canduang di usulkan menjadi pahlawan nasional, pungkas Anggota kimisi 2 DPR RI tersebut. (*)
Leni/hantaran.co