PADANG, hantaran.co — Tim Penanganan Covid-19 Sumbar mencatatkan 117 kasus baru positif dalam 24 jam terakhir hingga Rabu (16/9/2020), sehingga total kasus positif Covid-19 di Sumbar bergerak ke angka 3.748. Gubernur Sumbar dalam imbauannya meminta rumah sakit (RS) tak terburu-buru menutup layanan saat ada tenaga kesehatan (nakes) yang terpapar virus corona.
Penegasan itu disampaikan Gubernur Sumbar Irwan Prayitno (IP) dalam Surat Edaran (SE) Gubernur Sumbar Nomor 360/209/Covid-19-SBR/IX-2020, tentang Kewajiban Memberikan Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit dan Puskesmas dalam Masa Pandemi Covid-19 tertanggal 15 September 2020.
“Apabila ditemukan tenaga kesehatan yang terkonfirmasi positif Covid-19, diminta untuk tidak tergesa-gesa menutup atau pun menghentikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat,” sebut IP dalam SE tersebut.
Dalam SE itu, IP memberikan solusi saat keadaan memaksa RS karena banyaknya nakes yang positif Covid-19. Yaitu, segera berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan kabupaten/kota dan provinsi untuk pengaturan teknis lebih lanjut agar pelayanan kesehatan bagi masyarakat di daerah dapat terus berjalan.
Terkait imbauan ini pula, Juru Bicara Tim Percepatan Penanganan Covid-19 Sumbar Jasman Rizal mengatakan, SE tersebut telah dilayangkan ke seluruh RS di Sumbar itu. Ia mengatakan, hal itu bertujuan untuk merespons semakin meningkatnya kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Sumbar, dan banyaknya nakes yang ikut terinfeksi virus corona.
“Gubernur juga mengimbau agar penerapan protokol kesehatan dan penggunaan APD (Alat Perlindungan Diri) di lingkungan RS dan puskesmas diperketat sesuai standar yang ditetapkan Kementerian Kesehatan RI supaya kemungkinan terpapar bisa diminimalkan,” kata Jasman, sebagaimana dikutip dari cnnindonesia.com.
Jasman juga menyebutkan, nakes adalah benteng terakhir dalam upaya penanganan Covid-19, yang berperan vital dalam memberikan rawatan kepada pasien positif Covid-19 di Sumbar. “Oleh karena sangat vitalnya peran nakes, tentu pemerintah sangat mengapresiasi segala pengorbanan yang telah diberikan mereka sejauh perjuangan ini berjalan,” kata Jasman.
Sebelumnya, sejumlah RS di Sumbar sempat terpaksa menutup layanan IGD karena sejumlah pegawainya terpapar Covid-19. Hal itu menyebabkan pelayanan kesehatan menjadi terkendala. Sejumlah rumah sakit itu, di antaranya RS Adnand W.D. Payakumbuh, RSUD Pariaman, RSUD Batusangkar, RSJ HB Saanin Padang.
Sejumlah puskesmas juga terpaksa mengambil kebijakan yang sama karena petugasnya terpapar Covid-19. Jumlah kasus yang masih tinggi di Sumbar ditengarai karena kepedulian masyarakat menerapkan protokol kesehatan Covid-19 yang masih rendah. Misalnya, dengan mudah bisa ditemukan masyarakat yang tidak menggunakan masker ke luar rumah, termasuk di tempat-tempat keramaian seperti pasar.
Ada pun dari 117 kasus baru Covid-19 di Sumbar dalam 24 jam terakhir, Jasman merincikan bahwa Kota Padang menyumbang 27 kasus, Kota Pariaman 3 kasus, Kota Bukittinggi 7 kasus, Kota Payakumbuh 2 kasus, Kota Solok 1 kasus, Kota Sawahlunto 11 kasus, Kabupaten Padang Pariaman 1 kasus.
Selanjutnya, Kabupaten Agam jadi penyumbang tertinggi dalam 24 jam terakhir dengan 31 kasus, Kabupaten Limapuluh Kota 2 kasus, Kabupaten Tanah Datar 10 kasus, Kabupaten Solok 2 kasus, Kabupaten Solok Selatan 1 kasus, Kabupaten Pesisir Selatan 2 kasus, Kabupaten Sijunjung 14 kasus, dan Kabupaten Dharmasraya 3 kasus.
Rekor Kasus Nasional
Tak hanya di Sumbar, kasus positif Covid-19 di Indonesia per Rabu (16/9) juga terus mengalami peningkatan hingga total telah mencapai 228.993 kasus. Tambahan 3.963 orang dalam 24 jam terakhir bahkan tercatat sebagai rekor baru paparan virus corona harian secara nasional.
Sejak kasus pertama Virus Corona diumumkan pada 2 Maret, rekor penambahan kasus harian sebelumnya adalah 3.861 kasus pada 10 September. “228,993 terkonfirmasi. Bertambah 3,963 kasus,” demikian keterangan pada situs covid19.go.id.
Diketahui, akumulasi kasus Covid-19 per hari ini berjumlah 228.993 kasus, dengan 164.101 sembuh, 9.100 meninggal dunia, dan 55.792 kasus aktif. Selama September, penambahan kasus positif harian nyaris selalu berada di atas angka 3.000 kasus. Hanya pada 1 September dan 7 September penambahan kasus harian berada di bawah angka itu, yakni masing-masing 2.775 kasus dan 2.880 kasus.
Di luar tanggal-tanggal itu, tambahan kasus positif terus menunjukkan tren peningkatan. Dengan rata-rata penambahan kasus harian di atas 3.000 itu, pakar kesehatan masyarakat dari Universitas Indonesia Syahrizal Syarif pun memperkirakan Indonesia bisa memiliki 500 ribu kasus pada Desember.
“Kita enggak perlu panik melihat kasus 200 ribu. Situasi ini sudah kita perkirakan. Dengan rata-rata tambahan kasus 3.000 sehari maka pertengahan Desember Indonesia bisa mencapai 500 ribu kasus,” ujarnya beberapa waktu lalu.
Ishaq/CNNIndonesia.com/hantaran.co