Gaya Hidup

Geliat Pelaku Seni Pessel, Wujud Ekspresi di Tengah Pandemi

×

Geliat Pelaku Seni Pessel, Wujud Ekspresi di Tengah Pandemi

Sebarkan artikel ini
seni
Rizal MS foto bersama keluarga di Sanggar Seni Rupa Anak Nagari di Kampung Tanjung Gadang, Nagari Sungailiku, Kecamatan Ranah Pesisir, Kabupaten Pesisir Selatan

PESSEL, Hantaran.co – Di tengah wabah pandemi yang terus melanda tanah air, dunia seni dan budaya jelas terdampak dengan adanya kebijakan pemerintah terkait pembatasan sosial berskala besar. Hal tersebut sebagai upaya penanganan wabah Covid-19 yang semakin tinggi di sejumlah daerah. Dimana-mana tak terlihat lagi geliat pertunjukan seni dan budaya yang identik dengan mengumpulkan banyak orang. Namun, bukan berarti para pelaku seni tidak bisa berkarya sebagaimana mestinya.

Salah satu pelaku seni, Rizal MS (54) yang berdomisili di Kampung Tanjung Gadang, Nagari Sungailiku, Kecamatan Ranah Pesisir, Kabupaten Pesisir Selatan, saat ditemui Haluan di Sanggar Seni Rupa Anak Nagari miliknya, menyebutkan, hingga kini sanggar yang dikelolanya secara mandiri itu, masih berdiri kokoh di atas lahan seluas 5×6 meter persegi. Meski sanggar ini masih berusia lebih kurang dua tahun, namun sudah ratusan pelajar dan puluhan komunitas seni yang menimba ilmu di sanggar seni rupa yang ia geluti.

“Sebenarnya seni itu tidak ada batasannya. Pada dasarnya adalah wujud ekspresi diri seseorang saat mengeluarkan imajinasinya. Hal itu bisa saja berupa cerita, keindahan alam, sosok wajah, atau curahan hati yang diluapkan pada wadah tertentu,” kata Rizal MS yang merupakan alumni 1984 SMSR Padang, Jurusan Seni Lukis, Minggu (22/11).

Lebih jauh diceritakan, niat awal ingin pulang kampung dan mengelola Sanggar Seni Rupa, memang seiring dengan kondisi lingkungan yang kurang memadai, ekonomi masyarakat masih tergolong dibawah rata-rata, apalagi sumber daya manusia (SDM) yang terbilang minim di bidang seni. Bahkan, ada sejumlah masyarakat yang memang tidak mengenal apa itu Seni Rupa. Sehingga alasan tersebut, membuat ia optimis mendirikan sanggar Seni Rupa Anak Nagari di kampung halaman.

Ia mengaku, Sanggar Seni Rupa Anak Nagari yang berdiri saat ini, tanpa di sponsori dana oleh pihak lain, termasuk Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan. Beruntung bahan baku untuk mendirikan sanggar banyak terdapat di kampung halaman, sehingga potongan kayu dapat dimanfaatkan untuk mendirikan pondok, kursi, dan meja belajar. Sementara daun Rumbia yang dianyam dapat pula dijadikan sebagai atap, batok kelapa disulap menjadi pot bunga, serta hiasan pernak pernik lainnya yang dianggap perlu untuk kelengkapan sanggar miliknya.

“Saya merasa berdosa jika ilmu yang didapat selama ini tidak diterapkan kepada anak-anak di kampung ini. Apalagi seni ini bagus untuk melatih kerja otak kiri dan kanan mereka,” ujar peraih penghargaan lomba lukis Internasional oleh United Nations Population Fund (UNFPA) di Jakarta dalam rangka Hari Kependudukan Dunia tahun 2000.

Menurutnya, berbuat untuk kampung halaman tidak saja dengan uang sebagai tolok ukur, namun bisa dilakukan dengan berbagai cara. Bahkan, dengan seni dan budaya bisa mempertahankan tradisi untuk membangkitkan rasa saling menghargai dan mencintai antar sesama. Sanggar Seni Rupa Anak Nagari, kata dia, memberi ruang untuk berkreasi, berimajinasi, serta saling berbagi ilmu pengetahuan di bidang seni dan budaya dengan menjunjung tinggi nilai-nilai estetika.

Selama berpuluhan tahun di Jakarta, Rizal MS merupakan seorang seniman ternama di Mall Kalibata City Square (Jakarta Selatan). Banyak wajah tokoh dan model yang sudah ia torehkan pada sebuah kanvas, al hasil pundi-pundi rupiah pun terus mengalir dalam kantongnya. Bagi dia, melukis yang paling utama adalah berpikir secara kreatif. Sebab, karya-karya seni yang dihasilkan pada setiap pameran bakal menarik minat pengunjung untuk melihat dan mengoleksinya.

Apalagi, Seni Rupa merupakan salah satu cabang ilmu kesenian dalam membentuk suatu karya dengan menggunakan media-media yang bisa ditangkap secara kasat mata. Tak hanya itu, penerapannya juga bisa dirasakan atau disentuh dengan indera peraba. Seseorang yang membuat atau menciptakan karya seni, pasti menumpahkan ekspresi, keindahan, cinta, dan berbagai macam hal pada suatu media yang kemudian bisa dilihat secara langsung atau disentuh.

Seiring perkembangan zaman, kata Rizal, banyak ilmu atau pengetahuan yang didapat pada bidang seni, khususnya Seni Rupa. Namun, sayangnya tidak semua orang paham akan hal itu. Padahal, seorang pelukis tentu saja mengeluarkan imajinasi dan ekspresinya diatas sebuah kanvas yang kemudian menjadi sebuah karya seni lukisan yang sangat bermakna. Tak hanya itu, untuk menambah keindahan pelukis juga menorehkan berbagai macam corak warna yang semakin menambah nilai jual lukisan itu. Bahkan, sejumlah lukisan yang saking indah dapat membuat orang-orang yang melihatnya terpukau dan terhanyut dalam keindahan karya seni tersebut.

“Jadi, tidaklah salah apabila seni rupa mampu membuat sebagian orang yang melihat jadi terhibur. Nah, pola seperti ini yang bakal saya terapkan pada anak-anak di kampung ini. Kedepan mereka bisa belajar menggambar atau melukis secara bebas dan gratis dengan media yang sudah disediakan ini,” ucapnya lagi.

Dalam belajar ilmu Seni Rupa, kata Rizal, pemula bisa menerapkan pola individu dan sosial. Hal tersebut tergantung pada imajinasi dan ketangkasan otak anak-anak dalam berekspresi. Fungsi individu berguna untuk memuaskan diri sendiri, sedangkan fungsi sosial merupakan prinsip yang memberikan bentuk kepuasan bagi banyak orang.

Selain fungsi individu dan sosial, Seni Rupa juga bisa sebagai sarana komunikasi dalam sebuah kelompok masyarakat, dan bisa sebagai media menyampaikan edukasi terhadap masyarakat luas baik secara tersurat maupun tersirat. Serta juga berfungsi sebagai media untuk melestarikan kebudayaan suatu daerah.

Hendrajoni Apresiasi Sanggar Seni Rupa Anak Nagari di Pessel

Baru-baru ini, Paslon nomor urut 1 Hendrajoni berkunjung ke Sanggar Seni Rupa Anak Nagari, di Kampung Tanjung Gadang, Nagari Sungailiku, Kecamatan Ranah Pesisir, Kabupaten Pesisir Selatan. Kedatangannya bersama rombongan dalam rangka memenuhi undangan pembukaan pameran yang bakal digelar di daerah setempat.

Pada kesempatan itu, Hendrajoni berdecak kagum melihat hasil seni yang diciptakan oleh Rizal MS secara mandiri dan kreatif. Menurutnya, semua produk yang diciptakan saat itu bernilai ekonomis, apalagi jika dikembangkan secara luas di Kabupaten Pesisir Selatan.

“Kami sangat mengapresiasi karya seni yang diciptakan oleh, Pak Rizal ini. Ini merupakan hasil seni yang sangat luar biasa. Sebagai bentuk komitmen bersama, bakal kami kembangkan secara luas dalam hal menjaga kelestarian seni dan budaya yang ada di Pessel,” ujarnya disela-sela kunjungan tersebut.

Menurut Hendrajoni, untuk memajukan pelaku seni di Kabupaten Pesisir Selatan, sudah saatnya pemerintah bersama pejabat terkait lainnya mendukung produk-produk lokal yang diciptakan oleh anak nagari. Sebab, Pessel sangat kaya akan seni dan budaya.

“Buktinya, Tujuh karya budaya Pesisir Selatan ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) bersama 14 karya budaya lainnya yang ada di Sumbar,” katanya.

Kedepan pelaku seni yang ada di Kabupaten Pesisir Selatan, bakal disediakan wadah khusus untuk pameran sebagai wujud untuk menjaga aset seni dan budaya daerah.

“Jika ini sudah berkembang, apapun nanti bentuknya bakal kami dukung dengan anggaran. Seperti contoh Batik Mandeh Rubiah, Batik Lumpoe, yang sekarang sudah mendunia,” ucapnya.

Sebelumnya, Lisda Hendrajoni selaku Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) mengatakan, pihaknya selalu mendukung penuh untuk mempromosikan segala potensi seni dan budaya yang ada di Kabupaten Pesisir Selatan.

“Menurut kami, seni dan budaya yang ada pada setiap daerah memiliki nilai-nilai historis tersendiri. Apalagi Pessel kaya akan hal itu. Jadi, kami selalu bertekad untuk menjadikan daerah berjuluk Negeri Sejuta Pesona ini sebagai sentra seni dan budaya di Sumbar,” tuturnya.

(Okis/Mardiansyah/Hantaran.co)