PESSEL, hantaran – Dimasa Pandemi Covid-19 yang tak kunjung usai, masyarakat Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat (Sumbar), mulai beralih profesi untuk beternak Itik kering. Berbagai keunggulan yang dimiliki oleh Itik asli daerah itu, disebut mampu memberikan keuntungan ekonomi, karena selain tahan terhadap penyakit, daging dan telurnya juga disukai masyarakat.
Baru-baru ini, usaha ternak Itik di Nagari Sawah Laweh Pasar Baru, Kecamatan Bayang, Kabupaten Pesisir Selatan, membuka peluang usaha untuk meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar. Selain mudah, beternak Itik juga tidak menyita waktu terlalu lama. Itik cukup tinggal di kandang, dan diberi makan dua kali sehari sesuai dengan kebutuhannya.
“Selain panen daging, kami juga bisa panen telurnya setiap hari. Dan ini cukup membantu ekonomi keluarga saya di tengah pandemi yang belum berakhir,” ujar Nasri, salah seorang peternak Itik di Pessel, Minggu (6/3/2022).
Ia menyebut, beternak Itik digelutinya baru memasuki dua tahun, namun ia mengaku sudah menikmati keuntungan yang menggiurkan dari hasil penjualan tersebut. Dari ratusan Itik yang dipelihara, 80 persen bertelur setiap harinya.
“Ya, rata-rata 300 hingga 350 butir telur yang dihasilkan setiap paginya. Alhamdulillah, ini sangat menguntungkan bagi rumah tangga kami. Kalau dihitung-hitung dari 425 ekor Itik yang kami pelihara, kini sudah memberikan laba bersih sekitar Rp5 juta hingga Rp6 juta perbulan,” kata Nasri yang juga merupakan Wali Nagari Sawah Laweh Pasar Baru ini.
Lebih jauh dijelaskan, usaha beternak Itik ternyata mampu memberikan dampak positif bagi warga. Bahkan, masyarakat disekitar tempat tinggalnya sekarang sudah mulai mengikuti jejaknya. Warga mencoba beternak Itik secara mandiri dan berusaha merawat semaksimal mungkin.
“Beternak Itik sangat jauh berbeda dengan beternak Ayam. Kalau Itik tidak mudah terserang penyakit,” ucapnya lagi.
Sejak dua tahun lalu, kata dia, Itik yang dirawatnya belum pernah terserang penyakit. Bahkan, pakan Itik yang diberikan sangat ekonomis sesuai porsi tersendiri.
“Biasanya kami memberikan makan Itik satu ons perhari. Setengahnya pagi dan setengahnya lagi sore,” tuturnya.
Ia mengatakan, satu petak kandang diisi sebanyak 60 ekor Itik. Sementara, telur yang dihasilkan setiap harinya dijual kepada para pelanggan senilai Rp2 ribu per butir.
“Sebenarnya jika dikelola dengan baik, maka akan berdampak baik terhadap ekonomi masyarakat. Apalagi kerjanya tidak susah, dan untungnya pun sangat menjanjikan,” katanya.
hantaran.co/okis
Komentar