Benih, sambungnya, adalah faktor utama dalam peningkatan hasil produksi tanaman budidaya. Di pasaran, ada banyak benih yang bersertifikasi dengan label warna kuning, putih, ungu, dan biru, yang semua itu menandakan kualitas benih itu sendiri.
Ia merincinkan, label kuning atau benih penjenis adalah hasil pemuliaan tanaman yang mempunyai sifat kemurnian sangat murni. Jumlahnya sangat sedikit dan berada di bawah pengawasan pemulia tanaman, sehingga sangat jarang ditemukan di pasaran.
Ada pun label putih atau benih dasar, masih bisa ditemukan di pasaran. Namun, dengan harga yang sangat tinggi ketimbang benih berlabel ungu dan biru. Sebab, benih ini adalah dasar yang mempunyai sifat kemurnian tinggi.
Label ungu atau benih pokok, merupakan hasil turunan dari benih dasar, yang diberi perlakuan sebaik-baiknya untuk menjaga tingkat kemurnian genetik benih tersebut.
“Kalau label biru atau benih sebar, itu benih yang sering dipakai petani dan mudah ditemukan di kios pertanian,” ucap Syahrul Zen lagi.
Menjaga Mutu
Menurut Syahrul, Indikasi Geografis (IG) Solok dapat membantu dalam pemurnian Beras Solok. Ia juga melihat Pemkab setempat mendukung upaya pemurnian tersebut. Sebab saat ini, ada kencederungan oknum yang memanfaatkan nama Beras Solok, dengan modus membawa padi dari daerah lain untuk kemudian digiling di Solok.
“Rasanya berbeda, dan ini bisa memengaruhi citra Beras Solok,” ucapnya resah.
Syahrul menuturkan, salah satu cara untuk memurnikan Beras Solok ialah dengan memberi label khusus. Bahkan tidak hanya label, kapan perlu disediakan nomor-nomor lot penananam padi dari beras tersebut.
“Jadi, kita menjaga agar varietas di Solok ini bukan hanya untuk lokal, tapi untuk nasional. Meski sekarang sudah menasional, tapi kan tidak bisa dijamin mutunya,” tuturnya.