Satu tahun berlalu, tepatnya Juni 2022. Bupati Solok Epyardi Asda harus merelakan mobil Rubiconnya terbenam lumpur. Ganasnya medan di Kampung Kapujan dapat melumat kendaraan yang lewat. Tak peduli jenis jeep apalagi minibus.
Ini membuktikan, jalan menuju kampung yang berada Nagari Rangkiang Luluih, Kecamatan Tigo Lurah, Kabupaten Solok itu cukup ekstrem. Puluhan tahun masyarakat harus berjuang untuk keluar dari jalan yang terisolir itu.
Bagi masyarakat, satu-satunya tempat mengadu tentu kepada pemimpin di daerahnya. Kalau terus berdiam. Sampai matahari terbit di barat pun tak akan berubah.
Kapujan salah satu jorong dari tiga jorong yang berada di Nagari Rangkiang Luluih. Jumlah pendukuk nagari tersebut sekitar 1978 jiwa ( BPS 2018) terdiri dari 993 laki-laki dan 985 perempuan.
Berada di pinggang Bukit Barisan, jalan itu memang tak pernah tersentuh aspal atau beton oleh pemerintah sebelumnya. Jarak Kapujan dengan pusat kabupaten (Arosuka) 6 jam perjalanan. Masyarakat sekitar pun hanya bisa berharap melalui doa. Karena untuk komunikasi pun sinyal tak ada.

Kedatangan Epyardi Asda dan anggota DPR Athari Gauthi Ardi pada 2022 itu menjadi tumpuan harapan oleh masyarakat. Bagi mereka pemimpin harus hadir dan mendengar keluh kesahnya.
Suara lirih masyarakat itu adalah doa. Harapan yang digantungkan dipundak pemimpin dan wakilnya di parlemen.
Doa itu akhirnya diijabat tuhan. Pada Jumat 11 Agustus 2023 mimpi masyarakat itu mulai terwujud. Anggaran Rp35 miliar dikucurkan untuk pembangunan akses jalan.
Epyardi Asda sebagai kepala daerah yang dipilih masyarakat harus menjalankan amanah yang diberikan.
“Tentu ini menjadi kewajiban bagi saya bagaimana agar harapan masyarakat saya ini bisa direalisasikan. Kalau dari APBD kita ini rasanya tidak bisa karena anggaran jalan ini sangat besar. Maka pada waktu itu saya kontak Ibu Athari selaku anggota DPR agar bisa membantu kami di Kabupaten Solok ini. Alhamdulilah satu tahun setelah saya berkunjung akhirnya lobi Buk Athari berhasil membawa anggaran RP35 miliar untuk jalan ke Kapujan ini,”kata Epyardi.

Dikatakannya, ia dapat merasakan betapa susahnya warga melawati jalan berlumpur di Kapujan itu.
“Alhamdulilah pada waktu itu sampai juga ke Kapujan menemui masyarakat. Meski mobil saya waktu sempat bermasalah. Tapi intinya kedatangan saya ingin mendengar keluhan warga dan mencarikan solusi,”ucap Epyardi.
Dikatakannya, ia menjadi bupati hanya untuk pengabdian. Untuk itu ia hanya kampung halamannya dapat bangkit. Salah satu caranya ia menganut anggaran berbasis kebutuhan masyarakat.
Awalnya Rp9 Miliar
Athari Gauthi Ardi sebagai wakil masyarakat yang duduk di komisi V atau yang bermitra dengan Kementerian PUPR memastikan anggaran puluhan miliar tersebut terelealisasi untuk jalan Kapujan.
Athari mengakui mengawal usulan masyarakat Kabupaten Solok yang juga kampung halamannya itu.
“Memang saya harus bisa meyakinkan Kementerian PUPR, supaya jalan Rimbo Data-Kapujan bisa dibangun. Perlu diketahui awalnya untuk pembangunan jalan tersebut hanya disetujui Rp9 miliar saja. Sedangkan panjang jalannya ada 16 km. Artinya tidak akan terbangun semuanya. Apalagi setiap anggota DPR yang ada di Komisi V juga punya perjuangan untuk masing-masing Dapil mereka,”tuturnya.
Dikatakan Athari, jumlah pagu dana awal Rp9 miliar yang disetujui itu mesti ia tolaknya, sebab tidak akan menyelesaikan jalan sesuai kebutuhan yang ada.
“Dengan angka segitu saya menolaknya, karena tidak akan menyelesaikan pekerjaan, dan tidak akan menjadi solusi bagi masyarakat, khususnya di Kecamatan Tigo Lurah. Mendingan Tidak saja sama sekali,” katanya.
Namun, lanjutnya lagi, yang namanya perjuangan, dirinya tidak pernah putus asa. Dengan melampirkan seluruh data, dan yakinkan Kementerian PUPR, dan jelaskan betapa pentingnya jalan itu bagi masyarakat, dengan tetap mengusulkan untuk pembangunan jalan tersebut sampai selesai di angka Rp39 miliar, dimana pada akhirnya disetujui RP37 miliar. Dan setelah proses lelang, disepakati oleh Kementerian PUPR dengan perusahaan pihak ketiga di angka mendekati Rp36 miliar.
“Jalan ini kan menghubungkan Rimbo Data Kecamatan Lembah Gumanti dengan Kapujan, Kecamatan Tigo Lurah. Saya tahu jalan sangat penting artinya bagi masyarakat di sana, karena selain menjadi salah satu akses utama jalan masuk ke Kecamatan Tigo Lurah , jalan itu juga merupakan kebutuhan utama, karena selain jalan penghubung utama, jalan itu juga merupakan penopang peningkatan perekonomian, dan sektor lainnya bagi masyarakat setempat. Sehingga hasil bumi di sana bisa dibawa keluar untuk dipasarkan, Dan saya yakin, berhasilnya perjuangan saya di pusat sana tidak lepas dari doa dan harapan seluruh masyarakat kita di sini,” tuturnya.
Athari menceritakan, pada 2022 ia dan bupati pernah mengunjungi Kapujan. Dan pada saat itu mobil yang ia tumpangi bersama Bupati Solok saat itu sampai terperosok dan terjebak ke dalam lumpur.Sehingga harus diderek oleh dua mobil lainnya.
“Tentu dengan kejadian itu, saya bisa membayangkan bagaimana susahnya masyarakat di sana, sementara keberadaan jalan itu sangat penting bagi masyarakat,”ucap Athari.
Dengan dimulainya pengerjaan jalan tersebut, Athari mengajak masyarakat untuk dapat ikut mengawasi pekerjaan jalan tersebut, sehingga kualitas dan mutunya betul-betul sesuai dengan spek yang seharusnya.
Karena menurut Athari jalan itu merupakan jalan impian dan sudah sangat lama dirindukan oleh masyarakat. Kalau misalnya ada hal yang tidak sesuai mohon di laporkan secepatnya, sehingga bisa langsung dikomunikasikan.
“Saya ingin jalan itu, betul-betul berkualitas dan memberikan manfaat maksimal bagi kehidupan masyarakat kita, jangan karena ada yang ingin mencari keuntungan, nantinya masyarakat yang dirugikan. Saya tidak mau itu terjadi,” tegas Athari.
Kemudian, selain dari program yang telah ada sebelumnya, melalui Komisi V DPR RI sekarang dirinya tempat bertugas, Athari juga mengatakan akan terus berusaha untuk memprioritaskan pembangunan daerah-daerah yang secara geografis sulit dijangkau, salah satunya adalah daerah 3T(Tertinggal,Terpinggir dan Terpencil).
Karena menurutnya, daerah 3T merupakan wilayah yang dinilainya sangat memerlukan bantuan dalam berbagai sektor kebutuhan dasar masyarakat, termasuk sektor pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan kebutuhan masyarakat lainnya yang perlu diperjuangkan. Tidak hanya bagi Kabupaten Solok, tetapi juga bagi daerah lain yang diwakilinya.
“Saya akan terus berusaha memperhatikan daerah-daerah yang selama ini terabaikan, mudah-mudahan mimpi masyarakat untuk mendapatkan pembangunan yang merata, betul-betul bisa jadi kenyataan dan dirasakan sejatinya daerah-daerah yang telah maju duluan. Sehingga tidak ada lagi yang namanya desa tertinggal di daerah yang saya wakili,” tuturnya.

Wali Nagari Rangkiang Luluih, Abu Tasar mengatakan, ia merasa terharu atas kedatangan Bupati Solok Epyardi Asda dan Athari Gauthi Ardi pada saat itu.
Mimpi masyarakatnya akhirnya bisa disampaikan kepada bupati dan anggota DPR RI. Dan akhirnya kini mulai terwujud.
“Alhamdulilah masyarakat kami bisa bertemu lansung dengan Pak bupati. Meski mobilnya beliau terperosok saat hendak ke Kapujan. Dan kami berterima kasih atas bantuan ekskavator dan jalan yang hendak dibangun, serta menampung aspirasi masyarakat kami seperti permintaan bedah rumah, irigasi dan lainnya. Terima kasih Pak bupati, dan buk Athari semoga sehat terus dan keluarga diberi kesehatan,”ucapnya.