PADANG, Hantaran.co – Puncak musim hujan diperkirakan bakal mengguyur Sumatera Barat pada November-Desember. Bahkan Sumbar tidak menemui musim kemarau.
Hal ini disampaikan Kepala Seksi Observasi dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Minangkabau – Padang Pariaman, Yudha Nugraha kepada Hantaran.co.
“Untuk di daerah sumatera Barat sebenarnya tidak ada musim kemarau, curah hujan di Sumbar malah diperkirakan akan meningkat dan mencapai puncaknya pada bulan November-Desember,” jelas Yudha.
Lebih lanjut dikatakannya pada September ini, curah hujan berkisar antara 350-400mm.
“Untuk bulan September BMKG memprakirakan curah hujan bulanan berkisar antara 350-400mm. Dimana curah hujan berkisar antara 150-300 mm di bagian timur Sumbar dan 300-400mm di pesisir Barat. Sedangkan bulan November berkisar antara 400-450mm,” katanya lagi.
Peluang hari tanpa hujan (HTH), kata Yudha tidaklah panjang mengingat peluang hujan yang semakin besar.
Analisa dinamika atmosfer Sumatera Barat menunjukkan terdapat pola konvergensi aliran angin atau pertemuan massa udara basah yang berasal dari lautan hindia, penumpukan massa udara basah dalam jumlah masif tersebut menyebabkan akumulasi awan hujan tebal wilayah pesisir sumbar.
Untuk prakiraan cuaca beberapa hari ke depan, BMKG melihat peluang hujan lebat sudah mulai berkurang karena akumulasi uap air sudah mulai berkurang. Sehingga kecenderungan kondisi cuaca di Sumbar untuk lusa berawan hingga hujan ringan.
Menyikapi kondisi cuaca saat ini, masyarakat tetap diimbau untuk mewaspadai potensi hujan lebat yang dapat juga disertai angin kencang.
“Perlu diwaspadai dampak yang terjadi seperti rawan longsor maupun pohon tumbang,” tuturnya.
(Yesi/Hantaran.co)