PADANG, hantaran.co — Pemprov Sumbar harus bisa menjaga momentum Lebaran agar pertumbuhan ekonomi (PE) daerah tak kembali mengalami keterpurukan seiring potensi lonjakan kasus Covid-19. Digitalisasi pada sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), dinilai pakar sebagai salah satu cara untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.
Guru Besar Ekonomi Universitas Negeri Padang (UNP), Prof. Yasri, menilai, perekonomian di Sumbar diperkirakan akan mengalami pertumbuhan pascalebaran Idulfitri. Sejumlah sektor potensial diprediksi akan mulai menggenjot pergerakan ekomoni pada kuartal kedua tahun ini.
“Setelah libur Lebaran ini, Sumbar bisa mempercepat gerak perekonomian dengan menggenjot sektor-sektor potensial, terutama sekali tentu saja sektor Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM),” ujar Prof. Yasri kepada Haluan, Selasa (17/9/2021).
Menurutnya, sektor UMKM di Sumbar, terutama sekali yang mampu melakukan hilirisasi dalam produksi, sangat berpotensi mempercepat pergerakan ekonomi daerah. Oleh karena itu ia menilai, Pemprov Sumbar perlu mendorong terjadinya inovasi pada sektor UMKM agar semakin bertumbuh.
Prof. Yusri memisalkan, inovasi dalam pengembangan digitalisasi UMKM, mulai dari tahap produksi sampai pada pendistribusian produk. Sehingga, katanya, pemasaran produk UMKM juga bisa lebih cepat dan mudah dipacu. “Tantangan ke depan saat pandemi Covid-19 ini adalah pemanfaatan teknologi atau digitalisasi. Termasuk dalam pengembangan sektor-sekor ekonomi,” ujarnya.
Yusri menambahkan, digitalisasi adalah salah satu cara untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Karena saat ini, pembatasan kegiatan masih diberlakukan akibat pandemi. Ia memisalkan, sektor pariwisata di Sumbar yang masih belum bangkit sepenuhnya akibat dampak negatif pandemi.
Selain itu Yusri menambahkan, Pemprov Sumbar juga harus melakukan peningkatan pemanfaatan produk daerah oleh masyarakat Sumbar sendiri. Dengan artian, produk dalam daerah baik pertanian atau yang lainnya, tidak kalah bersaing dengan produk dari luar Sumbar.
“Bagaimana meningkatkan kemauan dan kesetiaan masyarakat Sumbar untuk mengonsumsi produk Sumbar itu sendiri. Termasuk bagaimana pola para perantau untuk membantu memperkenalkan produk-produk Sumbar di luar. Itu perlu diseriusi,” ujarnya.
Hati-Hati Pandemi
Sementara itu, Pengamat Ekonomi Syariah UIN Imam Bonjol Padang, Hurriyatul Akmal, menilai, sektor pertanian tetap berpotensi untuk menopang pertumbuhan perekonomian Sumbar ke depan. Mengingat, proporsi Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) sektor pertanian di Sumbar masih yang terbesar.
“Sektor penopang perekonomian Sumbar masih bertumpu pada pertanian. Pemprov harus memberikan perhatian serius apalagi dengan kondisi cuaca yang belakangan juga sulit diprediksi, sehingga akan berpengaruh pada musim tanam dan panen serta pergerakan komoditas unggulan Sumbar,” kata Hurriyatul Akmal kepada Haluan, Selasa (18/5/2021).
Ada pun sektor UMKM, kata Hurriyatul, juga berpotensi untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi daerah. Ia setuju jika sektor tersebut harus didorong untuk beralih ke digital. Menurutnya, Pemprov harus memulai dengan menciptakan ekosistem digital di Sumbar, agar pelaku UMKM semakin melek terhadap digitalisasi.
Hurriyatul menambahkan, sektor pariwisata Sumbar saat ini masih belum menjanjikan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Mengingat Indonesia, termasuk Sumbar, masih menghadapi pandemi Covid-19, ditambah dengan adanya larangan mudik dan penutupan tempat wisata saat Lebaran Idulfitri yang lalu.
Selain itu, penanganan pandemi kata Hurriyatul, akan sangat berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi daerah. Menurutnya, jika penanganan pandemi Covid-19 tidak terkendali, maka akan semakin berdampak pada perekonomian Sumbar.
“Saya melihat, pemulihan ekonomi ini jalan panjang yang menanjak landai, tidak bisa dengan cepat. Setelah Lebaran, ada optimisme pertumbuhan ekonomi pada kuartal kedua 2021. Tapi kita juga khawatir penyebaran dan pandemi yang masih mengkhawatrikan. Apalagi mutasi virus ini juga makin banyak,” ucapnya.
Target Kuartal II
Sementara itu, Presiden Jokowi menyatakan ekonomi nasional akan kembali bangkit padar kuartal kedua 2021, setelah pada kuartal pertama (Q2) mengalami penurunan hingga minus 0,74 persen. Menurutnya, pertumbuhan ekonomi pada kuartal kedua dapat mencapai 7 persen, sesuai dengan target pemulihan ekonomi tahun ini.
“Kita tidak tahu pada kuartal pertama pertumbuhan ekonomi kita masih minus 0,74 persen dan target yang saya berikan pada kementerian di kuartal kedua ini kurang lebih 7 persen dari minus 0,74 menjadi plus 7 persen kurang lebih,” ujar Jokowi dalam siarang langsung pada kanal youtube Sekretariat Presiden, Rabu (18/5).
Jokowi mengakui, jika mengejar target pertumbuhan 7 persen tersebut bukanlah hal yang mudah. Namun, ia optimistis ekonomi Indonesia akan kembali bangkit, terutama setelah pemerintah memulai Vaksinasi Gotong Royong bagi para karyawan perusahaan.
Menurut Jokowi, pemberian vaksin kepada para pekerja tersebut akan berdampak pada produksi dan kinerja perusahaan yang bisa kembali beroperasi normal. Hal ini kemudian juga akan berdampak kepada pergerakan ekonomi nasional. “Vaksinasi ini bisa memulihkan ekonomi kuartal pertama yang minus. Kita berharap di kuartal kedua ini bisa mencapai target kurang lebih 7 persen karena produksi industri bisa bergerak normal kembali dan ini tentu akan berdampak pada ekonomi nasional,” ujarnya. (*)
Yesi/hantaran.co
Komentar