PESSEL, hantaran.co – Guna meningkatkan inovasi para siswa yang berdaya saing tinggi, pemerintah mendorong Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) mengubah bentuk jadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). Dorongan tersebut ditujukan kepada pemerintah provinsi sebagai penanggungjawab pendidikan SMK di masing-masing daerah. Sementara itu, salah satu persyaratannya adalah sudah memiliki teaching factory.
“Melalui BLUD ini, maka teaching factory SMK akan melatih siswa untuk proses produksi layaknya sebuah industri. Dalam artian, inovasi yang diciptakan para siswa tidak hanya sekadar pajangan di sekolah saja. Namun, produk yang mereka ciptakan mampu dipasarkan sesuai standar industri,” ujar Kepala Sekolah SMKN 1 Ranah Pesisir, Dra. Evy Fitriana, M.M saat ditemui hantaran.co jaringan Haluan, Selasa (30/8/2022).
Evy menyebut, saat ini sebanyak 32 SMK di Sumatera Barat (Sumbar), sedang berupaya menjadikan sekolah mereka BLUD. Sementara di Kabupaten Pesisir Selatan, kata dia, sudah ada tiga sekolah yang sedang berproses untuk menjadi sekolah BLUD, salah satunya termasuk SMKN 1 Ranah Pesisir.
“Ya, untuk Pessel sudah ada tiga sekolah yang bakal jadi BLUD, yakni SMKN 1 Painan, SMKN 1 Sutera, dan SMKN 1 Ranah Pesisir. Sekarang masih dalam proses, insyaallah September ini launching,” ucapnya lagi.
Menurutnya, penerapan BLUD di SMKN 1 Ranah Pesisir diharapkan dapat mendorong sekolah menjadi fleksibel dan transparan dalam pengelolaan keuangan. Selain itu, diharapkan mampu mewujudkan sekolah yang mandiri. Sehingga sekolah dapat pula menghasilkan lulusan yang memiliki keahlian di bidangnya masing-masing, karakter unggul, serta berdaya saing tinggi di tingkat nasional maupun internasional.
“Di samping itu, dengan penerapan BLUD ini diharapkan dapat meningkatkan pelayanan, efisiensi anggaran, dan mampu mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki sekolah,” kata Evy.
Hingga kini, kata dia, SMKN 1 Ranah Pesisir sudah memiliki 6 jurusan yang dikembangkan menjadi BLUD. Jurusan tersebut adalah, jurusan pertanian dengan pengembangan komoditi serai wangi, sawit, termasuk juga tanaman holtikultura, yakni bawang merah, jagung, tomat, kacang tanah. Selain itu, pihak sekolah juga berencana menjual bibit pala, bibit sawit, dan bibit kakao.
Selanjutnya, jurusan tataboga yang saat ini sudah dilakukan sekolah adalah menyediakan sarapan pagi untuk para siswa dan guru. Bahkan, pihak sekolah juga menerima orderan kue kotak atau catering untuk acara pernikahan atau kantoran. Kemudian jurusan tata busana yang dikhususkan menjahit pakaian atau seragam sekolah secara mandiri. Pihak sekolah juga menyewakan pakaian wedding party.
Jurusan multimedia yang sudah dikembangkan pihak sekolah adalah mencetak poto dan kartu pelajar siswa. Selanjutnya mendokumentasikan berbagai kegiatan atau event sekolah lengkap dengan video. Jurusan bisnis kontruksi dan properti (BKP). Kegiatan ini lebih difokuskan kepada finishing bangunan seperti melakukan pengecatan pada mobiler meja dan kursi belajar, meja tamu dan kursi hias. Kedepan pihak sekolah juga berencana bakal mengembangkan layanan pembuatan kontruksi bangunan sederhana, seperti yang sudah terlaksana adalah kolam ikan, taman, kantin.
Terakhir adalah jurusan perikanan air tawar budidaya Nila dan Lele. Meski terbilang baru, namun pihak sekolah sudah bisa memproduksi bibit ikan secara mandiri dan sudah banyak permintaan dari masyarakat sekitar.
“Harapan kami setiap tahunnya agar dapat meningkat sesuai target, sehingga manfaatnya dapat pula dirasakan oleh sekolah dan para siswa,” tuturnya.
Untuk diketahui, pemerintah telah menetapkan Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan dalam rangka meningkatkan kualitas dan daya saing sumber daya manusia di Indonesia.
Pemerintah mendorong agar Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) membentuk badan layanan umum daerah (BLUD) untuk melayani jual-beli produk hasil karya pelajarnya kepada publik. Hal itu dapat dilihat dari sekian banyaknya karya-karya siswa SMK yang sudah layak dipatenkan dan bisa diproduksi. Bahkan, pembentukan BLUD dipandang penting bagi SMK yang telah mampu mengembangkan teaching factory sendiri. Dengan membentuk BLUD, SMK diharapkan tidak perlu lagi meminta modal kepada negara atau melaporkan pendapatannya ke kas negara.
Namun demikian, tidak seluruh SMK bisa langsung berubah menjadi BLUD. Pihak sekolah harus melakukan perencanaan yang matang. Ada banyak faktor yang harus dipenuhi untuk menjadi BLUD. Faktor yang mempengaruhi adalah kemampuan sekolah dalam memenuhi target produksi dan kualitas sekolah itu sendiri.
Sesuai dengan Pedoman Penyusunan Pola Tata Kelola BLUD SMK yang diterbitkan PSMK Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia (Kemdikbud), berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor: 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah, BLUD beroperasi sesuai dengan pola tata kelola atau peraturan internal yang memuat antara lain, struktur organisasi, prosedur kerja, pengelompokkan fungsi yang logis dan pengelolaan sumber daya manusia. Pola tata kelola yang dikembangkan tersebut harus memenuhi prinsip-prinsip tata kelola yang baik (good governance) agar dapat mengarahkan pengelolaan BLUD ke arah yang lebih profesional serta dapat mencapai arahan sesuai visi dan misi yang telah ditetapkan.
Dalam pengembangan pola tata kelola harus memperhatikan prinsip-prinsip pengendalian internal yang baik, efisiensi dan efektifitas dalam pengelolaan, serta transparan dalam pengelolaan operasional maupun keuangannya. Sehingga pola tata kelola ini menjadi suatu sistem kerja yang berjalan dalam pengelolaan BLUD.
Dengan dijadikan SMK menjadi BLUD dinilai dapat memiliki keuntungan yang lebih, Kemendikbud mendorong setiap daerah agar mengubah status SMK menjadi BLUD melalui program teaching factory. Dengan demikian, produk yang dihasilkan para siswa tidak hanya sebatas hasil praktek saja. Tapi juga dapat dipasarkan dengan standar industri yang dimiliki. Pemerintah pun turut memberikan bantuan untuk mendukung SMK menjadi BLUD dengan harapan agar pembentukannya dapat berjalan sebagaimana mestinya.
hantaran/*