BeritaEkonomi

Sumbar 4 Bulan Tanpa Kunjungan Wisman

×

Sumbar 4 Bulan Tanpa Kunjungan Wisman

Sebarkan artikel ini
Pariwisata
Simbol Penanda (landmark) Kebun Teh Liki Solok Selatan di hamparan kebun teh kawasan Lubuk Gadang, Sangir, Kabupaten Solok selatan, Selasa (1/9. Sebagai daya tarik wisata baru, tak banyak wisatawan berkunjung ke kawasan perkebunan teh itu di tengah pandemi Covid-19 yang masih berlangsung. IRHAM

PADANG, hantaran.co — Pandemi Covid-19 jelas memberi pengaruh buruk terhadap sektor pariwisata.Badan Pusat Statistik (BPS) Sumbar mencatat tak ada satu pun kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Sumatera Barat melalui Bandara Internasional Minangkabau (BIM) dalam rentang April hingga Juli 2020.

Pengaruh tersebut, kata Kepala BPS Sumbar Pitono, juga menimpa sejumlah daerah tujuan wisata lainnya di Indonesia, bahkan juga terjadi secara global. Padahal sebelumnya, sepanjang Maret 2020 BPS Sumbar mencatat masuknya 2.495 orang wisman ke Sumbar.

“Tidak ada wisman yang berkunjung ke Sumbar lewat BIM selama April hingga Juli 2020. Kunjungan wisman terakhir itu ya di Bulan Maret 2020 yang mencapai 2.495 orang. Itu pencatatan dari wisman yang masuk lewat BIM dan lewat Pelabuhan Teluk Bayur,” kata Pitono, Selasa (1/9/2020), dalam keterangan tertulisnya yang diterima Haluan.

Sejalan dengan kondisi itu, sambung Pitono, jumlah penumpang angkutan udara domestik yang berangkat dari Bandara Internasional Minangkabau pada bulan Juli 2020, mengalami kenaikan sebesar 125,31 persen dibandingkan sebulan sebelumnya.

“Sementara itu jumlah penumpang angkutan udara domestik yang datang di BIM pada bulan Juli 2020, naik 183,79 persen dibandingkan sebulan sebelumnya. Namun untuk penumpang angkutan udara internasional, tidak ada sama sekali,” kataya lagi.

Ada pun jumlah barang yang diangkut melalui angkutan laut dalam negeri Sumbar, pada bulan Juli 2020 tercatat mengalami peningkatan sebesar 70,66 persen dibandingkan sebulan sebelumnya. Sementara itu jumlah barang yang dibongkar melalui angkutan laut dalam negeri Sumbar pada Juli 2020, mengalami penurunan sebesar 22,92 persen.

Anjlok Secara Nasional 

Sementara itu, kunjungan wisatawan asing ke Indonesia hingga akhir 2020 diprediksi bakal anjlok 12 juta orang dibandingkan tahun lalu. Sampai pengujung tahun ini, jumlah wisman diperkirakan yang datang ke Nusantara hanya mencapai 5 juta orang, sedangkan tahun lalu mencapai 17 juta orang.

“Estimasi pariwisata di Indonesia mengalami penurunan hingga 60 persen. Kalau pemulihannya berjalan lebih lambat, dampaknya bisa mencapai 80 persen. Maksudnya lebih lambat adalah kalau aktivitas normal tidak segera dimulai hingga Desember 2020,” ujar Direktur Hubungan Antarlembaga Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Candra Negara, Senin (31/8).

Candra mengatakan, pemerintah saat ini sedang mengidentifikasi dan mengatur strategi untuk mencari peluang mendongkrak sektor pariwisata di masa kenormalan baru. Upaya ini sekaligus diperuntukkan demi mendukung pemulihan ekonomi nasional.

Salah satu caranya, pemerintah mengalihkan fokus pariwisata dari semula mengandalkan kunjungan turis asing menjadi wisatawan domestik. Pada tahap awal, fokus  tersebut ditujukan untuk pemulihan hotel dan sektor ekonomi kreatif lainnya seperti fashion, kuliner, dan kriya. 

“Karena subsektor unggulan ini memiliki kontribusi yang paling besar. Kemenparekraf juga menginisiasi berbagai kampanye atau tagar-tagar untuk mengajak wisnus berwisata di dalam negeri,” kata Candra, sebagaimana dikutip dari tempo.co.

Sementara itu, Direktur Pemasaran Pariwisata Regional III Kemenparekraf Imam Santosa menambahkan, proses pemulihan perekonomian nasional di sektor wisata dilakukan dengan memanfaatkan kemajuan teknologi untuk memenuhi kebutuhan turis, seperti pembayaran nontunai. Tujuannya, agar wisatawan konsisten menerapkan protokol kesehatan dengan meminimalkan kontak langsung.

Di samping itu, Kementerian menekankan perlunya penerbangan langsung atau direct flight ke pelbagai destinasi wisata. “Kami juga memberikan penawaran khusus seperti hot deals dan penerapan clean, healthy, and safety protocol di destinasi wisata,” ucap Imam.

Ada pun Direktur Eropa 1 Kementerian Luar Negeri Ida Bagus Made Bimantara mengatakan, pemerintah saat ini masih melakukan pembatasan terhadap masuknya turis asing ke Indonesia. Namun, ia menekankan perlunya pelaku usaha di sektor pariwisata bersiap menyediakan paket-paket menarik. 

“Persiapan ini dilakukan untuk meningkatkan daya tarik saat pintu pariwisata internasional kembali dibuka.  Sehingga pada saatnya nanti, mereka sudah siap menarik kembali wisman untuk berkunjung,” tutur Bimantara.

Yesi/hantaran.co