SOLOK, hantaran.co—Polemik tentang air bersih khususnya Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) di Kabupaten Solok kian memanas. Masyarakat yang berada di lokasi sumber air bersih justru tidak merasakan kesegaran air tersebut. Mirisnya, air tersebut disalurkan ke Kota Solok.
Puncak kekecewaan ini disampaikan oleh seluruh wali nagari di Kabupaten Solok kepada Bupati Epyardi Asda saat Musyawarah Rencanan Pembangunan (Musrenbang) dalam rangka Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) tahun 2023 di ruang Solok nan Indah, Arosuka, Kabupaten Solok pada Selasa (29/3).
Sejumlah wali nagari dan tokoh masyarakat meminta bupati bertindak tegas terkait kerja sama air dengan PDAM Kota Solok. Bahkan jika hal tersebut tidak tindak dengan segera masyarakat dikhawatirkan akan memprotes dengan memblokir saluran air tersebut.
“Kami khawatir masyarakat akan bertindak. Karena ada 200 kepala keluarga yang antri meminta disambungkan air (PDAM) ke rumah mereka. Padahal sumber airnya di nagari kami, melewati nagari kami tapi kami tidak menikmati airnya tapi justru ke Kota Solok,”tutur Wali Nagari Selayo, Ronald Reagen.
Ia mengakui, dengan kondisi tersebut ia juga menjadi sasaran kekecewaan warga. Untuk itu ia meminta kepada bupati untuk segera bertindak agar air dari nagarinya tersebut tidak hanya dialirkan ke PDAM Kota Solok saja tetapi juga dinikmati oleh masyarakat nagarinya.
Bahkan seorang tokoh warga yang enggan namanya ditulis mengatakan, khawatir jika permasalah air itu tidak segera dicarikan jalan keluarnya, pipa PDAM yang menuju Kota Solok diblokir warga.
“Saya khawatirnya dibloir warga. Karena ini masalah pokok, kebutuhan air. Masa iya air dari nagarinya tapi dinikmati oleh wilayah lain. Sementara masyarakat di sumber air tersebut tidak dapat menikmatinya,”tuturnya.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Wali Nagari Koto Sani Deswandi. Bahkan ia mengakui, masyarakatnya sudah membayar agar air PDAM bisa masuk ke rumahnya. Namun, sampai saat ini terlaksana.
“Masyarakat bisa menyalahkan saya. Mereka kecewa sumber air banyak di Kabupaten Solok tetapi justru masuk ke daerah lain. Kami meminta kepada Pak bupati untuk segera menindaklanjuti ini,”katanya.
Merasakan dampak yang sama soal air bersih yang tidak sesuai dengan keinginan masyarakat, 74 wali nagari yang hadir menyatakan sikap siap untuk mendorong bupati atau pemerintah Kabupaten Solok melakukan tindakan menyelesaikan kerja sama dengan PDAM Kota Solok.
“Kami seluruh wali nagari mendesak Bupati Solok untuk mengkaji ulang perjanjian kerja sama dengan PDAM Kota Solok. Karena dalam kontrak kerjasama yang lama sudah tak sesuai dengan masyarakat Kabupaten Solok, ” ucap mereka kompak.
Bupati Solok Epyardi Asda yang mendengar permintaan wali nagari tersebut, akan segera membahas masalah tersebut dengan jajarannya.
“Perlu saya sampaikan,khusus untuk PDAM di Kabupaten Solok itu sudah saya benahi semua internalnya. Bahkan kami sudah Pansel Dirut PDAMnya. Terkait permintaan masyarakat melalui pak wali semua soal kerja sama dengan PDAM Kota Solok kami juga mengupayakan potensi yang ada di Kabupaten Solok ini juga dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Kabupaten Solok sendiri. Inshaallah kita kaji ulang kembali (kerja sama dengan PDAM Kota Solok),”ucapnya.
Komentar