BUKITTINGGI, hantaran.co – Walikota Erman Safar secara resmi membuka pesantren Ramadan di Masjid Al Barkah, Selasa (5/4). Direncanakan, program pesantren Ramadan dilaksanakan mulai tanggal 5 hingga 7 April mendatang, diikuti sebanyak 5.673 pelajar se-Kota Bukittinggi.
Dalam sambutannya, Walikota Bukittinggi Erman Safar mengatakan, pesantren Ramadan menjadi salah satu upaya pemerintah menyemarakkan bulan Ramadan dengan kegiatan keagamaan. Pesantren Ramadan menjadi upaya memberikan dasar pada generasi muda untuk meningkatkan iman dan taqwa para pelajar.
“Kaum milenial saat ini, masa muda banyak terpengaruh dengan media sosial. Ini tantangan hidup bagi generasi milenial. Berteknologi tidak boleh dihindari, tapi harus diatur bagaimana mempergunakan teknologi. Efek negatif perkembangan teknologi, membuat mental kurang baik, komunikasi tidak baik. Ini bisa diantisipasi salah satunya dengan pesantren Ramadan, diberikan ilmu keagamaan dari dini,” ucap Erman.
Selanjutnya Wako menjelaskan, tahun ajaran baru nanti, pelajar SMP Negeri di Bukittinggi aka lebih lama di sekolah. Karena bakal mendapatkan tambahan lima muatan lokal. Dimana akan ada pelajaran Aqidah Akhlaq, Fiqih, Bahasa Arab, Sejarah Islam dan Budaya Adat Minangkabau.
Sementara itu, Kepala Disdikbud Bukittinggi Melfi Abra menjelaskan, kegiatan pesantren Ramadan terselenggara berkat kerjasama Disdikbud, Kemenag, MUI dan LKAAM Bukittinggi. Tahun ini, Pesantren Ramadhan diikuti sebanyak 5.673 pelajar se Bukittinggi di 24 masjid dan mushalla.
“Peserta berasal dari 15 SMP Negeri dan Swasta serta 6 Madrasah kelas 7 dan kelas 8. Pelajar akan diberi ilmu oleh narasumber dari MUI dan LKAAM,” ujarnya.
Ketua MUI Bukittinggi Aidil Alfin menuturkan, pesantren Ramadan tahun ini merupakan pelaksanaan ke 10 kalinya sejak 2012 lalu. Dimana sempat beberapa tahun vakum karena pandemi covid.
“Alhamdulillah, dapat dilaksanakan kembali tahun ini. Temanya pembentukan karakter berbasis Aqidah dan Adat Basandi Syara’ Syara’ Basandi Kitabullah. Substansinya tiga pokok pembahasan materi. Aqidah dan praktek ibadah, ABS-SBK dan Tantangan Generasi Milineal,” ujarnya.
Wetrizon/hantaran
Komentar