Perangkap Beruang Madu di Kelok 44 Disiapkan, BKSDA Pelajari Pola Gerak

beruang madu kelok 44

Pemantauan beruang madu di Lokasi kelok 44 Kecamatan Matur Kabupaten Agam

AGAM, Hantaran.co– Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumbar, bakal memasang alat perangkap untuk mengamankan beruang madu yang membuat masyarakat resah di lokasi jalur kelok 44 Kecamatan Matur, Kabupaten Agam.

Saat ini BKSDA intensif mempelajari pola gerak dari beruang madu tersebut. Sebab beruang madu itu tiba-tiba muncul kemudian dengan cepat berpindah-pindah sehingga jejaknya sulit dilacak.

Pengendali Ekosistem Hutan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Resor Agam, mengatakan, laporan dari masyarakat sudah banyak, pihaknya juga sudah meninjau langsung lokasi.

“Informasi dari masyarakat sudah kami tindak lanjuti, kemudian BKSDA sudah berulang kali ke lokasi untuk melihat pergerakan beruang madu tersebut,” katanya, Ade, Rabu (13/1).

Ia menjelaskan, hingga saat ini beruang madu itu sudah enam kali muncul, dengan lokasi yang berbeda-beda. Pihaknya juga belum memastikan ini adalah beruang madu yang sama atau beruang madu yang lain.

Adapun lokasi muncul beruang Madu itu antara lain di kelok 35, kelok 42, Jorong Sidang Tangah, Padang Galanggang, Kelok 28, di Nagari Matur Mudiak, Kecamatan Matur.

“Beberapa waktu kemaren masyarakat kelok ke-28 Jorong Kuok Tigo Koto, Nagari Matur Mudiak, Kecamatan Matur, Agam juga melaporkan munculnya beruang Madu tersebut pada areal persawahannya,” kata Ade.

Selain itu beruang madu juga muncul di Pincuran Gadang Nagari Bayur Kecamatan Tanjung Raya. Pihaknya berharap masyarakat tetap tenang, dan melaporkan kepada BKSD apabila melihat keberadaan beruang madu tersebut.

“Prilaku dan geraknya masih kami pelajari, sejumlah alat perangkap sudah dipasang namun belum membuahkan hasil oleh sebab itu diperlukan data yang cukup sekaitan pola dan prilaku beruang madu itu,” jelasnya.

Ia menjelaskan, beruang madu tersebut merupakan satwa liar yang dilindungi Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.

Dikatakannya, sampai saat ini belum ada laporan beruang madu itu menyerang manusia. Meski demikian BKSDA menghimbau masyarakat tetap berhati-hati, karena beruang itu juga memiliki naluri untuk menyerang.

(Dayat/Hantaran.co)

Exit mobile version