PADANG, hantaran.co — Pengusulan Syeikh Sulaiman Ar-Rasuli atau Inyiak Canduang menjadi Pahlawan Nasional ditargetkan rampung pada tahun 2022. Saat ini seluruh pihak terkait tengah mempersiapkan berbagai hal agar bisa memenuhi persyaratan sesuai perundang-undangan yang berlaku.
Bupati Agam, Andri Warman, mengatakan, Pemerintah Kabupaten Agam lewat Dinas Sosial pada tahun ini sudah berupaya untuk mengurus berbagai persyaratan yang diperlukan. Ia berjanji akan merampungkan proses pengajuan penganugerahan gelar pahlawan nasional rampung pada tahun 2022.
“Sebelumnya kami sudah mengajukan ke Pemprov Sumbar. Namun, masih terkendala beberapa hal dan masih ada kekurangan. Tentu prosesnya diharapakan bisa diselesaikan dengan cepat, sehingga harapan kita pada tahun 2022 sudah terealisasi,” katanya dalam sambutan saat halal bi halal dan launchung buku Biografi Sejarah Perjuangan Syeikh Sulaiman Ar-Rasuli yang berlangsung virtual, Sabtu (5/6/2021).
Hal serupa juga disampaikan Ketua Pengurus Pusat Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti), Basri Bermanda. Ia mengatakan akan berupaya maksimal sehingga Inyiak Canduang memperoleh gelar pahlawan nasional.
“Pada tahun ini tidak memungkinkan lagi, karena pendaftaran untuk gelar pahlwan dibuka sampai bulan Mei di Kementerian Sosial. Kami berharap pada tahun 2022 nanti semua rampung dan segala persyaratannya bisa terpenuhi,” katanya di dalam kesempatan yang sama.
Ia menambahkan Inyiak Canduang berjuang bukan untuk memperoleh gelar pahlawan. Namun, keluarga, murid, dan warga tarbiyah menuntut keadilan agar orang yang berjasa bagi bangsa dan agama bisa memperoleh penghargaan. “Kita harus bersama-sama agar pengajuan dan syaratnya bisa terpenuhi. Inyiak Canduang dihormati dan patut diberi gelar karena apa yang telah lakukannya bagi negeri ini,” katanya lagi.
Sementara itu, salah satu dari 11 penulis Biografi Syeikh Sulaiman Ar-Rasuli, Yulizal Yunus mengatakan saat diberikan kepercayaan untuk menulis biografi ulama sekelas Inyiak Canduang muncul kekhawatiran tidak bisa menulis tentang sosok yang sejatinya sudah menjadi pahlawan di hati masyarakat.
“Kami memahami dengan waktu yang terbatas, tentu masih banyak kekurangan di dalam penulisan. Momentum ini diharapkan kami mendapatkan banyak masukan untuk penyempurnaan buku di kemudian hari. Harapan kami tentu sekiranya dari buku ini bisa diambil pelajaran dan keteladanan dari Syeikh Sulaiman Ar-Rasuli,” katanya.
Sejatinya, kata Yulizar, dilihat dari perjuangan Inyiak Canduang sudah memenuhi persyaratan untuk jadi pahlawan bahkan sudah melebihi dari persyaratan yang diatur dalam Undang-Undang.
“Prinsip beliau kepada kebangsaan dan mempertahankan kemerdekaan, serta perstauan dan kesatuan bangsa tidak diragukan. Sudah selayaknya beliau dianugerahi gelar pahlawan nasional,” katanya menutup. (*)
Riga/hantaran.co