Wisata

Pariwisata Sumbar 2021 Tergantung Status Pandemi

×

Pariwisata Sumbar 2021 Tergantung Status Pandemi

Sebarkan artikel ini
Pandemi
DESTINASI WISATA—Warga menikmati malam di pelataran Jam Gadang yang merupakan ikon wisata Kota Bukittinggi. TIO FURQAN

PADANG, hantaran.co – Pengelolaan industri pariwisata di Sumbar pada 2021 akan fokus pada upaya menggaet wisatawan domestik dari sembilan daerah potensial di Indonesia. Di sisi lain, pelaku dan pengamat menilai, nasib pariwisata di Sumbar ke depan sangat bergantung pada penanganan pandemi Covid-19.

Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata (ASITA) Sumbar, Ian Hanafiah, menilai, fokus kerja kepariwisataan Sumbar pada 2021 mesti mengedepankan upaya penyelesaian pandemi Covid-19 terlebih dulu. Sebab, anjloknya industri pariwisata Sumbar sepanjang 2020 dikarenakan serangan virus corona.

“Jika dievaluasi 2020, hasilnya pasti jelek karena pandemi. Target apa pun pasti tidak target. Itu bukan salah siapa-siapa, tapi karena keadaannya memang demikian. Meskipun agen perjalanan membuat sosialisasi dan promosi dengan baik, tetap tidak ada orang yang datang. Sementara kit belum tahu kapan Covid-19 akan melandai,” kata Ian kepada Haluan, Senin (28/12/2020).

Oleh karena itu Ian menilai, kunci daya hidup pariwisata di Sumbar pada 2021 sangat bergantung pada kepatuhan dalam penerapan protokol kesehatan (Prokes) terkait Covid-19 di setiap destinasi wisata yang ada. Menurutnya, petugas penegak aturan prokes harus selalu bersiaga. 

“Setiap provinsi saat ini tengah bersaing untuk menarik wisatawan. Namun, karena masih pandemi, orang-orang belum berani berwisata jauh-jauh. Sementara itu karena mayoritas destinasi wisata di Sumbar mengandalkan alam terbuka, maka menjadi tantangan tersendiri dalam penerapan prokes yang ketat,” katanya lagi.

Ian menilai, pesona destinasi kawasan Mandeh masih akan menarik perhatian wisatawan pada tahun depan. Namun, destinasi lain seperti wahana air, hanya akan diminati wisatawan lokal Sumbar. Sebab, di daerah lain wahana seperti destinasi Mifan di Padang Panjang telah berkembang lebih canggih.

“Tapi bagaimana pun, penerapan prokes tetap jadi kunci. Saya harap di setiap destinasi itu wajib memakai masker. Jika tidak, tidak bisa masuk. Ini juga membuka peluang bagi pelaku usaha menjual masker,” katanya lagi. (*)

Yesi/hantaran.co