Mitigasi Bencana Traumatic Counseling Perlu Dimiliki Masyarakat

DAERAH POTENSIAL BENCANA GEMPA DAN TSUNAMI

Nagari Binaan

Tim Pengabdian Masyarakat Universitas Negeri Padang (UNP) dalam Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat untuk kelompok Siaga Bencana di Siberut Selatan-Kepulauan Mentawai, Rabu (10/10). IST

MENTAWAI, hantaran.co — Ilmu mitigasi kebencanaan gempa dan tsunami perlu selalu update, sehingga masyarakat senantiasa siap menghadapi bencana. Mitigasi bencana perlu dilakukan kepada masyarakat sebelum bencana, saat bencana, dan setelah bencana terjadi.

“Ketiga fase kegiatan mitigasi ini sudah dilakukan oleh Tim Pengabdian Masyarakat Universitas Negeri Padang (UNP) tahun 2021, 2022 dan 2023 ini dalam satu kesempatan di sela-sela Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat untuk kelompok Siaga Bencana di Siberut Selatan-Kepulauan Mentawai,” kata Prof. Pakhrur Razi, PhD kepala Center of Disaster Monitoring and Earth Observation UNP Minggu (15/10) di Padang.

Kegiatan ini, katanya, berkaitan dengan Program Pengembangan Nagari Binaan (PPNB) UNP “Nagari Tangguh Bencana Menggunakan Pendekatan Multi Bahaya di Siberut Selatan, tanggal 10-12 Oktober 2023 di bawah naungan Pusat Riset: Center of Disaster Monitoring and Earth Observation.

Tim tersebut dinamakan Tim Bina Desa Tangguh bencana yang terdiri dari lima orang yaitu, Prof. Pakhrur Razi, Ph.D; Prof. Yohandri, Ph.D; Prof. Ifdil, Ph.D; Dr. Nofi Yendri Sudiar; dan Dr. Thamrin, M.M,” ungkapnya.

Lanjut Prof. Pakhrur, tim tangguh juga mendatangkan tiga orang Tenaga Ahli Traumatik Konseling dari FIP UNP yaitu, Nilma Zola, S.Pd., M.Pd; Yola Eka Putri, S.Pd., M.Pd; dan Rima Pratiwi Fadhli, S.Pd., M.Pd. “Dalam operasional kegiatan, tim tangguh juga dibantu oleh dua orang mahasiswa yaitu Frennadito Melnix dan Yona Mita Soma,” katanya.

Prof. Pakhrur Razi menyampaikan, setiap terjadi bencana skala besar baik itu longsor, banjir, gempa maupun bencana lainnya akan selalu diikuti rasa trauma oleh masyarakat. “Untuk itu perlu dilakukan pelatihan penanganan traumatic setidaknya bagi relawan siaga bencana. Sehingga relawan tersebut diharapkan mampu melakukan tugas-tugas penanganan traumatik tingkat dasar bagi masyarakat di daerahnya,” katanya.

Salah seorang pemateri Rima Pratiwi Fadhli, M.Pd, di sela kegiatan, tim konseling ini juga memberikan latihan senam otak yang diiring music. Salah satu tujuannya untuk melatih peserta untuk selalu fokus pada kegiatan pelatihan. Kegiatan senam otak ini sangat relevan bagi masyarakat yang terkena bencana besar yang mengalami trauma.

Salah seorang peserta yang berasal dari satuan pemadam kebakaran yang mewakili peserta pelatihan sangat merasakan manfaat dari ilmu yang didapat selama kegiatan berlangsung.

“Apalagi dalam dua hari kegiatan kami diberikan dasar keilmuan traumatic konseling bencana dan penanganan secara langsung bagi korban yang mengalami trauma. Ilmu dan pengalaman ini dapat kami berikan pada anak saudara kami nantinya. Seterusnya kami sangat berharap, kegiatan ini perlu selalu kami dapatkan dari Tim Pengabdi dari Universitas Ngeri Padang,” ungkap Andi.

Begitu juga tanggapan dari Ketua KSB Siberut Selatan sangat antusias mengatakan, walau kegiatan mitigasi bencana ini sudah berjalan tiga tahun, namun masih haus akan ilmu kebencanaan dari Tim UNP. Apalagi daerah Mentawai ini adalah daerah rawan gempa dan tsunami, yang berada di bagian terdepan yang akan dihantam bencana tersebut.

Selanjutnya, teknik penanganan trauma langsung diujicobakan ke salah seorang peserta yang pernah mengalami trauma karena pernah hilang dan terombang-ambing di tengah laut empat hari. Ia mengungkapkan, selama ini setelah kejadian itu tidak kuat mendengar orang hilang di tengah laut.

“Saya tidak bisa bicara, takut, dan tubuhku bergetar. Setelah saya mengikuti pelatihan ini dan bisa melakukan konseling traumatic pada tim pelatih, alhamdulilah rasa traumatic saya sekarang berkurang drastis, saya rasa berkurang 70 persen,” katanya di depan 25 orang peserta konseling trauma. (h/rel)

hantaran.co

Exit mobile version