Minimnya Pengetahuan Orang Tua Terhadap Gizi Anak

Gizi Anak

Tim peneliti dari Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) dan Fakultas Farmasi Unand melaksanakan kegiatan Program Kemitraan Masyarakat (PKM) di Posyandu Anggrek 2 Kelurahan Seberang Padang, Kecamatan Padang Selatan, Kota Padang.. RIGA

PADANG, hantaran.co — Kurangnya pengetahuan ibu balita tentang pentingnya makanan bergizi untuk tumbuh kembang anak membuat anak-anak mengalami kurang gizi atau gizi buruk. Di samping itu kondisi ekonomi keluarga dan jumlah anak juga sangat berpengaruh terhadap status gizi balita. 

Hal ini mendorong tim peneliti dari Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) dan Fakultas Farmasi Unand  melaksanakan kegiatan Program Kemitraan Masyarakat (PKM) di Posyandu Anggrek 2 Kelurahan Seberang Padang, Kecamatan Padang Selatan, Kota Padang. 

Ketua Tim PKM Unand, Armaini, mengatakan, untuk mengatasi masalah gizi kurang dan gizi buruk pada balita dilakukan dalam dua bentuk kegiatan. Pertama memberikan kapsul Spirulina platensis yang merupakan suplemen bernutrisi tinggi, kemudian juga dilakukan pemberian menu makanan bergizi untuk meningkatkan status gizi balita dari gizi kurang atau gizi buruk menjadi gizi baik dan juga dapat bermanfaat dalam meningkatkan imunitas balita.

“Status gizi balita ditentukan berdasarkan indek antropometri (berat badan/umur dan tinggi badan/umur ). Serta dalam menentukan status gizi balita kami juga merujuk kepada Surat Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia (SK MEMKES No:1995/MENKES/SK/XI/2010),” kata Armaini kepad Haluan, Jumat (26/11/2020).

Kegiatan ini, kata Armaini juga bertujuan untuk meningkatkan gizi balita anggota Posyandu Anggrek 2 dan juga berupaya untuk meningkatkan pengetahuan ibu balita tentang makanan bergizi dan cara pengolahan makanan yang disajikan untuk balita tidak kehilangan nutrisi. Kegiatan ini bertujuan untuk bertujuan untuk meningkatkan gizi balita anggota Posyandu Anggrek 2 dan meningkatan pengetahuan ibu dari balita tentang makanan bergizi dan cara pengolahan makanan agar tidak kehilangan nutrisi.

“Pada kegiatan kedua, kami memberikan penyuluhan yang dilakukan dalam 3 tahap. Pertama penyuluhan untuk penerapan protokol Covid-19, lalu tentang bagaimana cara  penanganan dan peningkatan imunitas selama pandemi, kemudian kami lakukan penyuluhan tentang gejala gizi buruk, makanan bergizi yang dapat meningkatkan status gizi dan imunitas, dan memberitahukan manfaat spirulina platensis sebagai suplemen nutrisi tinggi untuk meningkatkan gizi dan sebagai antioksidan tinggi yang dapat meningkatkan imunitas balita,” katanya lagi.

Kelurahan Seberang Padang dipilih sebagai lokas PKM, kata Armaini, karena masih ditemukan balita dengan kasus gizi kurang dan gizi buruk di Kota Padang. Serta penderita gizi kurang dan gizi buruk paling banyak dialami balita usia emas di bawah 2 tahun.  Sebelum menentukan lokasi, Tim PKM Unand juga telah melakukan survei dan observasi door to door (rumah ke rumah).

“Observasi yang kami lakukan, ditemui balita anggota Posyandu Anggrek 2 Seberang Padang yang mengalami gizi kurang dan gizi buruk. Program ini merupakan kegiatan pengabdian masyarakat yang didanai oleh Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM) Deputi Bidang Penguatan Risbang Kemenristek,” katanya lagi.

Sementara itu, Kepala Puskemas Sebarang Padang, dr. Desy Susanti, dan petugas Posyandu Anggrek 2, Rahmawati mengatakan keberadaan dan konstribusi PKM Unand sebagai sangat membantu dalam memberikan edukasi kepada ibu dari balita.

“Kami sangat senang karena kegiatan ini telah dapat membantu masalah gizi balita Posyandu Anggrek 2 di Sebarang Padang. Selain itu, ibu balita juga sudah memperoleh pengetahuan tentang gizi, makanan dan menu balita yang bergizi tinggi. Selain itu, ibu-ibu juga mendapatkan pengetahuan tentang manfaat Spirulina platensis dan pengetahuan tentang Covid-19 dan peningkatan imunitas keluarga,” katanya Desy menutup.

Kegiatan ini berlangsung sejak 2 Juli hingga 27 Agustus. Tim PKM Unand terdiri dari Ketua Dr. Armaini, MS. Anggota Prof. Dr. Yetria Rilda dari Jurusan Kimia-FMIPA dan Dr. Netti Suharti dari Fakultas Farmasi Unand dan juga melibatkan 2 orang mahasiswa dari Unand. (*)

Riga/hantaran.co

Exit mobile version