PADANG, hantaran.co — Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Pemprov Sumbar) menganggarkan Rp7 miliar untuk penyelenggaraan iven balap sepeda, Tour de Singkarak (TdS) 2021. Hal ini tak terlepas dari berkurangnya etape dan kabupaten/kota yang menjadi tuan rumah tahun ini.
Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Sumbar, Novrial, menyebutkan, TdS 2021 yang rencananya akan dihelat pada 4-12 September mendatang hanya akan mempertandingkan lima etape race dan dua etape gran fondo. Jumlah ini berkurang dari yang sebelumnya, di mana pada TdS 2019 dipertandingkan sebanyak sembilan etape race.
“Etape race untuk pebalap sepeda profesional, yang biasa. Sementara etape grand fondo diperuntukkan bagi komunitas sepeda. Jadi, nanti akan ada slot untuk pebalap amatir dari komunitas sepeda. Namun, berapa slotnya, belum kami putuskan,” kata Novrial, usai menjalani vaksinasi Covid-19 di Istana Gubernuran, Senin (8/3).
Ia menjelaskan, pebalap dari komunitas sepeda tersebut juga akan bertanding di etape yang sama dengan pebalap profesional, hanya saja dengan panjang lintasan yang dikurangi. Mereka bakal bertanding pada hari yang berbeda dengan jadwal pertandingan profesional.
Lebih lanjut, ia menyebut, hingga saat ini sudah ada beberapa tim dari mancanegara yang telah mendaftar, seperti China, Kazakhstan, Malaysia, Iran, dan seterusnya. Novrial memperkirakan, peserta yang mendaftar TdS 2021 akan terus bertambah, lantaran peserta dapat sendiri secara dalam jaringan (daring).
Sedangkan untuk pelaksanaannya nanti, ujarnya, ada beberapa syarat yang harus terpenuhi. Pertama, panitia penyelenggara sudah menjalani vaksinasi Covid-19, yang dibuktikan dengan sertifikat vaksin. Kedua, sebelum penyelenggaraan, seluruh pebalap dan tim official harus menjalani tes swab atau rapid test antigen.
“Lalu, untuk penonton, diharuskan melakukan registrasi secara daring sebelum memasuki venue atau lokasi pertandingan. Selain itu, jika memungkinkan, akan kami fasilitasi untuk rapid test,” ucapnya.
Sebelumnya, Novrial mengungkapkan bahwa hanya empat kabupaten/kota di Sumbar yang mengalokasikan anggaran untuk penyelenggaraan iven balap sepeda tahunan itu. Keempat daerah tersebut adalah Kota Padang, Kabupaten Limapuluh Kota, Kabupaten Solok, dan Kabupaten Dharmasraya. Banyak alasan, ucapnya, kenapa sebagian besar kabupaten/kota di Sumbar tidak menganggarkan pelaksanaan TdS tahun ini.
“Alasan pastinya kami tidak tahu. Bisa jadi karena keterbatasan anggaran, salah satunya akibat penanganan wabah Covid-19, yang telah menguras anggaran daerah,” ujarnya kepada Haluan, beberapa waktu lalu.
Ia mengatakan, nantinya posisi start dan finis hanya akan dilangsungkan di empat kabupaten kota tersebut. Sedangkan, kabupaten/kota lainnya hanya akan dilewati rombongan pembalap dan membantu dari segi keamanan.
Di samping itu, ia juga memastikan tidak ada penambahan tuan rumah baru dari provinsi lain, sekalipun sebelumnya Pemprov Sumbar berencana mengajak Riau dan Bengkulu ikut berpartisipasi. “Daerah di provinsi tetangga yang akan ikut tahun ini masih sama dengan penyelenggaraan sebelumnya, yakni Kota Sungai Penuh dan Kabupaten Kerinci,” tuturnya.
Menurut Novrial, sekalipun hanya akan digelar di empat kabupaten/kota, namun itu tak akan mengurangi semarak penyelenggaraan TdS tahun ini. Ditambah lagi, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno telah menyatakan dukungan untuk penyelengaraan TdS tahun ini. “Bagi Menparekraf, ini bukan soal jadi atau tidak jadi. Akan tetapi, soal bagaimana melaksanakannya dengan baik. Dengan kata lain, harus jadi,” ujarnya. (*)
Hamdani/hantaran.co
Komentar