PADANG, hantaran.co — Hingga penghujung semester I tahun 2021, kunjungan wisatawan, baik dalam maupun luar negeri, ke Sumatra Barat secara year to year (yoy) diprediksi turun dibanding tahun sebelumnya. Tren ini dipicu sejumlah pembatasan mobilitas orang yang diberlakukan pemerintah selama awal tahun.
Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Sumbar, Novrial mengatakan, bahkan pada semester II 2021, tren kunjungan wisatawan sepertinya belum akan mengalami peningkatan yang signifikan. Paling tidak, hingga penyebaran wabah Covid-19 menunjukkkan kecenderungan penurunan.
“Penyebab utamanya adalah pembatasan-pembatasan yang dilakukan pemerintah untuk menekan penyebaran Covid-19. Salah satunya seperti pelarangan mudik saat Idulfitri 1442 Hijriah kemarin. Pergerakan wisatawan yang ada saat ini hanya di dalam wilayah Sumbar. Itupun juga tidak terlalu besar angkanya,” katanya.
Sebelumnya, berdasarkan data Dispar Sumbar, selama 2020, wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Sumbar hanya sebanyak 10.800 orang, atau turun sekitar 82 persen. Sementara, tingkat kunjungan wisatawan domestik turun 1,55 persen.
Novrial menyebutkan, pandemi Covid-19 tidak terlalu banyak berpengaruh terhadap tingkat kunjungan wisatawan lokal dan sub-regional ke Sumbar. Sedangkan untuk kunjungan wisman, ia menyebut, belum bisa dipastikan. Hal ini lantaran penerbangan langsung dari luar negeri ke Sumbar masih belum dibuka.
Di samping itu, ia juga sedang dan akan menerapkan strategi promosi baru untuk menggaet wisman. Promosi, ujarnya, ke depan hanya akan difokuskan ke pasar-pasar potensial, seperti Malaysia dan Singapura. Ini, menurutnya, merupakan langkah paling realistis untuk mengembang sektor pariwisata di Sumbar.
“Wisman yang datang ke Sumbar itu, sebagian besar memang berasal dari kawasan Asia Tenggara, seperti Malaysia dan Singapura. Sementara untuk Eropa dan Amerika memang nyaris tidak ada. Jadi, buat apa kita capek-capek promosi ke negara-negara yang potensinya kecil. Biaya yang dikeluarkan tidak sebanding dengan hasil yang didapat. Hanya akan buang-buang anggaran saja,” ucapnya.
Strategi yang sama juga diberlakukan untuk menggaet wisatawan domestik. Pihaknya hanya akan memfokuskan promosi ke sembilan daerah yang memiliki penerbangan langsung ke Sumbar. Daerah-daerah tersebut adalah Medan, Batam, Jambi, Palembang, Bengkulu, Jakarta, Bandung, Yogyakarta, dan Surabaya. “Yang paling penting itu bukan dari mana wisatawan itu berasal, tetapi seberapa banyak yang mereka habiskan di Sumbar. Biar yang datang sedikit, tapi banyak membelanjakan uangnya. Ketimbang banyak yang datang, tapi sedikit membelanjakan uangnya,” kata Novrial. (*)
Hamdani/hantaran.co
Komentar