PADANG, hantaran.co — Hujan yang mengguyur Kota Padang dari Rabu (9/9/2020), malam hingga Kamis (10/9/2020) digolongkan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) kategori hujan ekstrim. Mengingat puncak musim hujan baru akan terjadi pada November hingga Desember nanti.
Kepala Seksi Observasi dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Minangkabau – Padang Pariaman, Yudha Nugraha, menyebut, BMKG melihat banjir dan longsor di Kota Padang terjadi akibat hujan ekstrem mulai dari malam hingga pagi hari. Hujan yang terjadi malam dini hari tadi masih berlangsung hingga pagi ini, dan mulai menyeluruh menjelang siang.
Analisa dinamika atmosfer Sumatera Barat menunjukkan terdapat pola konvergensi aliran angin atau pertemuan masa udara basah yang berasal dari lautan hindia, penumpukan masa udara basah dalam jumlah masif tersebut menyebabkan akumulasi awan hujan tebal wilayah pesisir sumbar.
“Untuk prakiraan cuaca beberapa hari ke depan BMKG masih melihat peluang hujan lebat sudah mulai berkurang karena akumulasi uap air sudah mulai berkurang. Sehingga kecenderungan kondisi cuaca di Sumbar untuk lusa berawan hingga hujan ringan,” katanya kepada Haluan Kamis (10/9/2020).
Menyikapi kondisi cuaca saat ini, masyarakat tetap diimbau untuk mewaspadai potensi hujan lebat yang dapat juga disertai angin kencang. “Perlu diwaspadai dampak yang terjadi seperti rawan longsor maupun pohon tumbang,” tuturnya.
Sementara itu, untuk puncak curah hujan di Sumbar BMKG memperkirakan baru akan terjadi pada November-Desember 2020. Apalagi untuk daerah Sumatera Barat sebenarnya tidak ada musim kemarau.
Lebih lanjut dikatakannya untuk September BMKG memprakirakan curah hujan bulanan berkisar antara 350-400mm. Dimana curah hujan berkisar antara 150-300 mm di bagian timur Sumbar dan 300-400mm di pesisir Barat. Sedangkan bulan November berkisar antara 400-450mm,” katanya lagi. Peluang hari tanpa hujan (HTH), kata Yudha tidaklah panjang mengingat peluang hujan yang semakin besar.
Yesi/hantaran.co