PADANG, hantaran.co — Peningkatan drastis angka kasus Covid-19 dalam beberapa waktu terakhir memaksa Pemerintah Provinsi Sumatra Barat (Pemprov Sumbar) menunda sejumlah iven pariwisata, khususnya yang terjadwal selama rentang periode Januari-April 2021.
Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Sumbar, Novrial, mengatakan, setelah melalui evaluasi, diputuskan bahwa terlalu riskan menyelenggarakan iven-iven pariwisata ketika wabah Covid-19 di Sumbar masih belum terkendali.
“Pada Januari saja, setidaknya ada tiga iven yang terpaksa kami tunda. Ketiganya adalah Festival Pamalayu di Kabupaten Dharmasraya, Serak Gulo dan Indian Culture di Kota Padang, serta Festival Cap Go Meh, juga di Kota Padang,” katanya, Selasa (27/4/2021).
Novrial mengatakan, pihaknya selalu berkoordinasi dengan kepala DISPAR di kabupaten/kota, agar bersama-sama memahami keterbatasan akibat kondisi pandemi ini. Jika ada rencana untuk dilaksanakan iven, maka harus ditinjau lagi status daerah tersebut dan dipertimbangkan kembali.
“Bulan Mei ini kemungkinan iven yang akan terlaksana adalah Festival Pesta Pantai Pariaman, karena keadaan Kota Pariaman masih bisa terkontrol. Dan setiap minggunya memang pihak Dispar Kota Pariaman menggelar iven di Pantai Kata. Kemudian ada Rayo Anam di Pasaman Barat, yang tidak masuk zona merah,” katanya.
Novrial juga menjelaskan, Festival Pesta Pantai Pariaman ini merupakan festival rutin setiap tahun pada hari kedua hingga hari ke-10 setelah Idulfitri. Dalam festival ini pengunjung dapat menikmati arena permainan. Selain itu, juga akan tersedia wahana permainan buayan kaliang dan permainan air di Pulau Angso Duo.
Selam periode Februari-Maret, Novrial menyebutkan, terdapat enam iven yang batal terselenggara. Di antaranya, Festival Lansek Manih di Kabupaten Sijunjung, Maapam di Pasaman Barat, dan Festival Lima Danau di Kabupaten Solok.
Lalu pada April ada tiga iven, yaitu Bukittinggi Photography Competition, Festival Langkisau di Kabupaten Pesisir Selatan, dan Festival Pasie Maelo di Padang Pariaman yang urung digelar.
“Untuk lebaran ini, ada beberapa iven yang kami tarik kembali, untuk dibicarakan kemudian dipertimbangkan pelaksanaannya. Kalau di Kota Bukittinggi, rencananya akan kami tgelar kembali iven yang tertunda pada bulan April agar dilaksanakan setelah lebaran,” tuturnya.
Ia menambahkan, kendati iven-iven yang tertunda berkemungkinan akan dilaksanakan kembali, Dispar Sumbar tetap mengambil berbagai pertimbangan, mengingat pandemi Covid-19 yang belum terkontrol sepenuhnya.
“Memang kami masih bisa membuka pariwisata selama lebaran. Akan tetapi, itu hanya untuk masyarakat lokal. Syarat utamanya, iven dilaksanakan dengan prokes yang harus sesuai standar,” katanya. (*)
Darwina/hantaran.co
Komentar