PADANG, hantaran – JaringanPemred Sumbar (JPS) kembali menghadirkan narasumber-narasumber yang kompeten dalam mengupas isu terkini di Sumbar.
Bertajuk diskusi ke-13 yang digelar Sabtu (13/3/21) di Auditorium Gubernuran Sumbar, JPS menghadirkan dua Dekan Unand, yaitu Dekan Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta) Unand, Feri Arlius, Dekan Fakultas Pertanian, Unand, Dr Ir Indra Dwipa M.S, Kepala Dinas Pangan Sumbar, Effendi, dari Bulog Divre Sumbar, Marjoni, dan beberapa narasumber lainnya.
Penasehat JPS, HM Nurnas, mengaku, salut dengan JPS yang bisa menghadirkan dua Dekan Unand pada diskusi bulanan bertajuk Diskusi Tigabelasan ini.
“Hebat, saya salut dengan JPS. Ini diskusi keempat dan temanya sangat konstruktif untuk Sumbar lebih baik,” ujar HM Nurnas saat membuka diskusi dengan tema ‘Upaya Sumbar Menjaga Ketahanan Pangan di Masa Pandemi’.
Soal ketahanan pangan, menurut HM Nurnas berkaitan dengan hasil pertanian sawah. “Melihat luas sawah fungsional dan data sawah potensial bertolak belakang, apalagi target produksi 3 juta ton, setiap tahun turun terus,” ujar Nurnas.
Diskusi ini, katanya, tentu bisa meracik sebuah gagasan atau bulir-bulir pikir untuk sumbangsih bagi pengambil kebijakan di Sumbar.
Sementara itu, Kepala Dinas Pangan Sumbar, Effendi, memastikan masa pandemi tidak terjadi gejolak berarti bagi pangan masyarakat. “Tidak terjadi gejolak pangan berarti di Sumbar setelah satu tahun pandemi menelungkup negeri. Alhamdulillah, Sumbar tidak krisis pangan juga,” ujar Effendi.
Untuk mengatasi permasalahan gejolak harga pangan, dan menjaga stabilitas harga, kata Effendi, Dinas Ketahanan Pangan Sumbar melakukan intervensi pasar untuk menormalkan harga salah satunya dengan menyediakan toko tani.
Toko tani ini memasarkan komoditas pangan hasil produksi pertanian seperti beras, cabai, bawang dan komoditas pangan lainnya.
“Toko tani juga untuk menjaga stabilitas harga di tingkat produsen dan menekan harga di tingkat konsumen,” ujar Effendi.
Dikatakan Effendi, tiga mobil toko tani yang dimiliki Dinas Pangan Sumbar, selalu siap untuk kita turunkan ke pasar-pasar untuk melakukan operasi pasar. Gunanya, agar para pedagang tidak menaikkan harga terlalu besar dari harga yang ditetapkan pemerintah.
“Dengan operasi pasar yang kita lakukan lewat toko tani, maka otomatis pedagang tidak bisa seenaknya menetapkan harga,” jelasnya.
Bahkan, lanjut Effendi, sejalan dengan upaya menstabilkan harga di tingkat konsumen, toko tani Sumbar setiap pagi selalu merilis harga kebutuhan pokok.
“Nah, harga inilah yang menjadi acuan kita dalam memantau kondisi harga di pasar-pasar. Apalagi pedagang menaikkan harga terlalu tinggi, maka langsung melakukan operasi harga. Mobil toko tani selalu standby setiap saat untuk turun ke pasar-pasar menjual kebutuhan pokok dengan harga normal,” ucap Effendi. (*)
hantaran.co
Komentar