PADANG, hantaran.co — PT Bank Pembangunan Daerah (BPD) Sumatera Barat atau Bank Nagari menyesuaikan target keuangannya sekaitan dampak pandemi Covid-19.
“Kita menyesuaikan dengan memperhitungkan dampak pandemi,” ujar Direktur Utama Bank Nagari, Muhamad Irsyad, pada Haluan, Kamis (3/9/2020).
Dikatakan Muhamad Irsyad, dari sektor kredit misalnya, Bank Nagari menurunkan rencana pertumbuhan kredit dari 11,52 persen menjadi 2,53 persen.
“Awalnya diproyeksikan kredit Rp2,1 triliun hingga akhir 2020. Namun karena adanya Covid-19, pertumbuhan kredit hanya diproyeksikan Rp500 miliar,” ujar Irsyad.
Irsyad mengatakan, pembiayaan atau kredit diturunkan dari rencana awal karena pandemi akan mempengaruhi kemampuan debitur dalam membayar kewajibannya.
Bank Nagari juga sudah melakukan upaya restrukturisasi kredit antara lain dengan cara penurunan suku bunga, perpanjangan jangka waktu, pengurangan tunggakan bunga ataupun penambahan fasilitas kredit.
Selain melakukan penyesuaian keuangan, dikatakannya Bank Nagari juga mendorong digitalisasi perbanka di era pandemi saat ini.
Menurutnya, digitalisasi merupakan keharusan lantaran saat pandemi seperti sekarang transaksi tatap muka langsung sudah berkurang. “Saat masa pandemi ini sangat mustahil bagi perbankan untuk berharap banyak pada sektor kredit. Pendapatan dari non bunga (fee based income) lagi yang kita harapkan,” ujarnya.
Salah satunya dari pendapatan pemberian jasa-jasa kepada nasabah. Ini merupakan salah satu jenis pendapatan operasional bank non bunga.
“Alhamdulillah selama masa pandemi, transaksi digital kita meningkat 40 persen. Hal ini juga mendorong peningkatan pendapatan Fee Based Income kita,” katanya.
Dengan perbaikan teknologi, Fee Based Income Bank Nagari dari paling banyak hanya di angka Rp180 Juta, langsung melonjak menjadi Rp2 miliar per bulan.
Sekarang pendapatan dari Fee Based Income kita kita rata-rata sudah di angka Rp3 miliar per bulan, sangat signifikan sekali penambahannya” tambah M. Irsyad lebih jauh.
Bank Nagari Revisi RBB dan Naikkan CKPN
Di tempat terpisah, Direktur Kredit dan Syariah Bank Nagari Gusti Chandra mengatakan, Bank Nagari sudah melakukan revisi atau perubahan Rencana Bisnis Bank (RBB).
Perubahan RBB itu dilakukan terutama dari sisi kualitas kredit, pertumbuhan bisnis serta target perolehan laba/profitabilitas.
Dikatakan Gusti Chandra, target kredit 2020 Bank Nagari setelah direvisi adalah Rp19,411 triliun. Sedangkan realisasi hingga akhir Juli 2020 Rp18,986 triliun.
“Sedangkan total kredit yang dikucurkan pada Desember 2019 Rp18,932 triliun. Realisasi kredit pada Juli 2019 Rp18,236 Triliun.
Jika dibandingkan dengan realisasi kredit pada periode yang sama tahun sebelumnya kredit masih tumbuh 4,11%,” kata direksi yang baru dilantik pada 13 Agustus 2020 lalu.
Dana Pihak Ketiga (DPK) 2020 sesudah revisi menjadi Rp19,681 Triliun. Realisasi akhir Juli 2020 Rp19,936 triliun dan DPK per akhir Desember 2019 Rp19,479 triliun,” ujar Gusti.
Laba setelah pajak 2020 diproyeksikan Rp256 miliar. Sedangkan realisasi hingga akhir Juli 2020 Rp173,4 triliun. Akhir 2019 laba setelah pajak Rp377,107 miliar.
“Bank Nagari pun saat ini sudah mulai melakukan penambahan biaya pencadangan menjadi hingga dua kali lipat nilainya dibandingkan dengan sebelum pandemi,” tuturnya.
Bank Nagari telah menambah Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) menjadi Rp215 miliar pada tahun ini, naik dua kali lipat dari tahun sebelumnya Rp92 miliar.
Covid-19 akan menyebabkan sebagian debitur diperkirakan menurun kolektibilitas atau kualitas kreditnya sehingga diperlukan tambahan pencadangan,” kata Gusti Chandra menjelaskan.
Afrianita/hantaran.co