Terkait PTM 100 Persen, Lisda Hendrajoni: Keselamatan Anak Harus Diutamakan

JAKARTA, hantaran.co – Kebijakan Pemerintah khususnya SKB 4 Menteri, tentang Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 100% di sekolah menuai pro dan kontra. Hal itu terkait capaian vaksinasi yang masih rendah dari target di sejumlah daerah di Indonesia, serta varian Omnichron yang diduga sudah masuk ke Indonesia.

Anggota DPR RI dari Fraksi NasDem, Lisda Hendrajoni, menilai kebijakan pemerintah seharusnya dijalankan dengan sungguh-sungguh dengan memperhatikan kondisi yang ada di lapangan tanpa harus memaksakan kepada masyarakat.

“Jangan terkesan ada pemaksaan. Sebab, keselamatan anak yang paling utama. Kalau memang harus kembali (PTM) silahkan saja. Namun harus diperhatikan kondisi riil di lapangan. Jangan sampai daerah yang masih rendah capaian vaksinasinya dipaksakan, sehingga nanti menimbulkan klaster baru lagi. Hingga kini kita masih belum terlepas dari Pandemi,” ujar Anggota Komisi VIII tersebut saat dihubungi wartawan di Painan, Sabtu (8/1/2022).

Selain itu, Lisda berharap peran dari sekolah agar berkoordinasi dengan para komite dan wali murid tetap diutamakan. Hal itu sekaitan dengan peran orang tua dan peserta didik yang belum siap mengikuti PTM.

“Jadi tidak ada pemaksaan kepada orang tua ataupun para siswa dengan ancaman seperti dianggap bolos jika tidak ikut PTM. Sehingga pelaksanaan SKB empat menteri tidak memicu kegaduhan akibat kesalah pahaman antara pihak sekolah dan orang tua murid yang belum siap mengizinkan anak mereka mengikuti PTM,” kata politisi Dapil Sumatera Barat itu.

Lisda menuturkan, pemberlakukan PTM 100% bertujuan untuk menyelamatkan anak didik dari ketertinggalan pelajaran (learning loss) akibat pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang sudah berlangsung lebih kurang selama dua tahun.

Ia menyebut, kegiatan PTM harus mempertimbangkan sejumlah hal, termasuk kondisi psikologis orang tua yang belum siap mengizinkan anak mereka mengikuti kegiatan pembelajaran tatap muka. Sebab, dikhawatirkan takut tertular covid-19.

“Sekali lagi keselamatan anak yang nomor satu. Masih banyak orang tua diluar sana yang tidak ingin anaknya tertular Covid-19. Hingga kini di Indonesia kasus kematian akibat Covid-19 sudah ratusan juta jiwa. Peristiwa ini tentunya masih meninggalkan trauma bagi para orang tua,” ujarnya. (*)

Okis/hantaran.co

Foto, Anggota DPR RI Komisi VIII Fraksi Partai NasDem Lisda Hendrajoni.

Exit mobile version