Tangan ‘Ajaib’ Ikhsan, Ubah Ban Bekas Jadi Barang Bernilai

Ikhsan saat mengolah ban bekas menjadi pot bunga yang bernilai ekonomis di bengkelnya Jumat (16/10/2020). Fardi

Laporan : Fardi

Bagi sebagian orang ban bekas mungkin tak bernilai. Setelah mengganti ban kendaraanya biasanya ban ini akan ditinggal begitu saja di bengkel.

Tapi tidak bagi Ikhsan (50), seorang pengrajin yang menyulap ban bekas menjadi barang bernilai ekonomis dan unik. Salah satunya  pot tanaman dari ban bekas menjadi produk unik dan kreatif yang dibuat Ikhsan di bengkelnya di Jalan Lintas Perbatasan Padang – Padang Pariaman.

Ketika hantaran.co berkunjung ke bengkelnya Jumat (16/10/2020), Ikhsan menceritakan produk-produk olahan ban bekas itu terdiri dari pot bunga, baskom, ember, dan ayunan. Usaha produk ban bekas tersebut merupakan usaha keluarga sejak tahun 80-an.

Dikatakannya, ide awal membuka usaha produk ban bekas bermula dari usaha pembuatan kursi karet yang ditekuni oleh orangtuanya sejak tahun 1980. Karena banyak ban-ban bekas yang terbuang sia-sia, ia bersama orangtua berinisiatif untuk memanfaatkan sisa-sisa ban bekas tersebut.

Setelah itu, ia dan orang tuanya mencoba untuk membuat produk pot bunga dan ayunan dengan bahan ban bekas. Ban-ban bekas yang tidak terpakai dirangkai sedemikian rupa untuk dibentuk menjadi pot bunga dan ayunan.

“Satu ban bekas ukuran mobil pribadi bisa dibuat dua buah pot bunga. Ban itu dibelah dua dan dibentuk menyerupai pot yang kemudian diikat dengan benang nilon,” katanya bercerita.

Lebih lanjutnya, untuk mempercantik tampilan pot ban bekas tersebut, bagian atas pot di belah dengan ukuran yang menarik menggunakan gunting khusus untuk ban bekas. Kemudian, pot-pot tersebut dicat dengan warna-warna yang menarik.

Tidak hanya pot bunga, ia juga membuat ayunan anak-anak dari ban bekas. Untuk ayunan sendiri, satu buah ban kendaraan hanya dibuat satu ayunan saja.

“Ayunan karet yang biasa digunakan oleh anak-anak maupun orang dewasa. Satu ayunan membutuhkan satu buah ban dengan ukuran kendaraan mobil pribadi,” ujarnya.

Ikhsan mengatakan, dalam satu hari ia mampu membuat 50 buah pot bunga dari ban bekas tersebut. Kemudian pot bunga dijual dengan harga Rp.40 ribu hingga Rp.60 ribu per satu buahnya.

Pendapatan yang ia terima dari hasil usaha produk ban bekas tidak menentu dan tergantung berapa orang yang beli dalam satu hari. Apalagi disaat pendemi Covid-19 penjualan sedikit berkurang dari hari-hari biasanya, karena rata-rata yang beli di perkantoran dan sekolahan. Kebanyakan, orang-orang yang membeli produk usahanya masyarakat yang melintas di jalan Bataskota. “Kalau penjualan ramai dan sepi, dalam satu hari bisa dapat uang 2-3 jutaan,” pungkasnya. (*)

Exit mobile version