Sumbar Antisipasi Kelumpuhan RS Covid-19

Rumah Sakit

Penampakan pasien Covid-19 yang menjalani perawatan di RSUP M Djamil Padang, Senin (5/7) lalu. Sejumlah rumah sakit rujukan Covid-19 di Sumatra Barat melaporkan tingkat keterisian ruang rawatan yang mulai penuh. TIO FURQAN

PADANG, hantaran.co — Pemprov Sumbar terus menyiapkan berbagai upaya guna mengantisipasi lumpuhnya rumah sakit rujukan Covid-19 karena tak tersedia lagi ruangan untuk merawat pasien. Saat ini, Bed Occupancy Rate (BOR) atau tingkat keterisian sudah 70 persen, bahkan sejumlah rumah sakit melapor sudah kelebihan muatan dari kapasitas.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumbar, Arry Yuswandi mengatakan, secara keseluruhan, BOR Sumbar saat ini 70,60 persen, akan tetapi di beberapa rumah sakit sudah mengalami keterisian hingga 100 persen dari tempat tidur khsusu Covid-19 yang tersedia. Angka itu tentu saja sudah di atas standar Badan Kesehatan Dunia (WHO) yang mematok maksimal 60 persen.

“Dari keterisian BOR 70,60 persen, sudah ada rumah sakit yang 100 persen keterisiannya, seperti RSUD Sawahlunto, sudah terisi 100 persen karena jumlah tempat tidur khusus Covid-19 yang disiapkan hanya tujuh unit,” ujar Arry kepada Haluan, Senin (12/7/2021).

Pemprov Sumbar, sambung Arry, sudah memberikan arahan kepada seluruh rumah sakit rujukan Covid-19 untuk menambakan tempat tidur, agar masih bisa menampung pasien jika masih terjadi peningkatan kasus penularan. Sehingga, BOR Sumbar bisa kembali turun ke batas aman pada angka 60 persen.

Arry menyebutkan, beberapa rumah sakit telah melaporkan adanya penambahan tempat tidur, seperi di RSUP Dr M Djamil yang menambah 86 tempat tidur ICU. Selain itu, untuk di Kota Padang, saat ini Rumah Sakit Siti Rahmah juga bersiap untuk menjadi RS rujukan bagi pasien Covid-19 dengan menyediakan setidaknya 38 tempat tidur.

Sementara itu, sejumlah rumah sakit rujukan telah melaporkan kondisi keterisian pasien yang mengalami peningkatan. Seperti di Semen Padang Hospital (SPH), di mana dari 70 tempat tidur untuk pasien Covid-19, sebanyak 63 tempat tidur sudah terisi. Pihak rumah sakit pun saat ini terpaksa menggunakan sistem daftar tunggu untuk pasien baru.

Ada pun di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Rasidin Kota Padang, dari ketersediaan 23 tempat tidur yang, saat ini semuanya telah terisi penuh. Pihak rumah sakit kemudian menyiapkan 35 tempat tidur tambahan untuk mengantisipasi lonjakan kasus.

Hal yang sama juga terjadi di Rumah Sakit Achmad Mochtar (RSAM) Bukittinggi, di mana dari 40 tempat tidur yang disediakan, saat ini statusnya sudah over capacity atau melebihi kapasitas, dengan rincian 31 tempat tidur diisi pasien dengan gejala berat, 6 pasien dirawat di High Care Unit (HCU), dan 3 pasien dirawat dengan bantuan alat ventilator.

Wagub Audy Joinaldy menyebutkan, Pemprov Sumbar akan menyiapkan sejumlah langkah guna mengantisipasi lonjakan pasien yang dirawat di rumah sakit. Salah satunya dengan kembali mengfungsikan rumah sakit milik provinsi untuk penanganan pasien khusus Covid-19.

“Kita akan meeting untuk membahas persiapan rumah sakit. Nanti kita libatkan juga rumah sakit milik Pemprov. Kita punya empat yang bisa diaktivasi kembali untuk khusus penanganan Covid-19,” ujar Audy.

Audy menambahkan, pihaknya juga menyiapkan tempat isolasi massal yaitu di asrama haji Kota Padang dalam mengantisipasi lonjakan kasus. Pemprov juga mendorong agar setiap kabupaten/kota menambah fasilitas karantina di daerah masing-masing.

“Kita siapkan untuk pasien yang gejala ringan ditempatkan di tempat isolasi, kita sudah menambah sekarang ada di asrama haji. Sehingga tidak semua yang kena Covid-19 harus dibawa ke rumah sakit,” ujarnya

Pusat Beri Jaminan

Sementara itu, Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin mengatakan, pemerintah Pusat terus berupaya memenuhi kebutuhan SDM dokter dan perawat untuk merawat pasien Covid-19 yang melonjak beberapa pekan terakhir. Penambahan tenaga kesehatan diperlukan seiring dengan ditambahnya tempat tidur dan rumah sakit khusus Covid-19.

“Kita juga melihat ada gap sekitar 3 ribuan dokter yang harus kita penuhi dengan penambahan kasus ini. Kita juga melihat bahwa dokter-dokter yang akan selesai internship-nya pada tahun ini ada sekitar 3.900. Jadi kita juga mempersiapkan dokter-dokter yang baru lulus internship untuk segera masuk,” ujar Budi, sebagaimana dikutip dari presidenri.go.id.

Ada pun untuk kebutuhan perawat, sambung Budi, saat ini mencapai 16 sampai 20 ribu orang. Pihaknya sudah mempersiapkan dan mengidentifikasi tenaga-tenaga perawat yang sudah lulus pendidikan. Ia pun akan berkoordinasi dengan Menteri Pendidikan untuk menggerakkan perawat-perawat ini agar lebih cepat masuk ke praktik.

“Rencananya akan sesegera mungkin sesudah kita finalisasikan diskusi dengan asosiasi dokter, perawat, dan bidan, untuk melakukan vaksinasi ketiga dengan Moderna bagi mereka, yang akan dimulai secepat-cepatnya untuk melindungi mereka sebagai salah satu garda terdepan yang harus terlindungi,” katanya. (*)

Darwina/hantaran.co

Exit mobile version