Sukses di Vietnam dan Malaysia, Opera Batak Sisingamaraja XII Bakal Tampil di Samosir

opera batak

Proses latihan jelang Opera Batak Sisingamangaraja XII, di ruang Senja Kenangan Padang Panjang. ISI Padang Panjang pastikan siap menyukseskan pementasan Opera Batak Sisingamangaraja XII di Samosir, Sumatera Utara. (Foto: IST)

PADANG PANJANG, Hantaran.co — Institut Seni Indonesia (ISI) Padang Panjang bakal mementaskan Opera Batak Sisingamaraja XII episode Boru Lopian di Festival Ulos di Pagururan Samosir, Sumatera Utara pada 17 Oktober 2020 mendatang. Pementasan ini merupakan pagelaran ketiga, setelah sebelumnya juga sempat dipentaskan di Vietnam pada 2019 lalu, lalu di Malaysia pada tahun 2018 silam.

Sutradara Opera Batak Sisingamangaraja XII, Enrico Alamo didampingi Koordinator Publikasi Ubai Dillah Al Anshori mengatakan saat ini seluruh persiapan jelang pementasan sudah rampung 100 persen dan rombongan sedang dalam perjalanan menuju ke Pagururan, Samosir.

“Opera Batak Sisingamangaraja XII, episode Boru Lopian, Ulu Porang Tano Batak memperkenalkan dan mempopulerkan kembali seni yang sebelumnya pernah jaya. Secara perkembangan, Opera Batak tidak terlalu kelihatan sebagaimana seni tradisi populer, karena banyak hal yang tetap dipertahankan, kalaupun ada dengan melakukan revitalisasi tanpa menghilangkan pakem atau idiom di opera Batak itu sendiri,” kata Enrico Alamo, Kamis (15/10) di Padang Panjang.

Enrico menjelaskan sedikit perubahan dilakukan yang bertujuan untuk memperluas jangkauan artistik, walaupun banyak pihak beranggapan perubahan yang dilakukan itu menjadi satu bentuk baru dari opera Batak atau kontemporer. Pementasan opera Batak yang berlangsung selama tiga tahun berturut-turut diharapakan dapat membuka ruang yang luas tentang pemahaman opera Batak.

“Dalam setiap kunjungan kita melaksanakan workshop dan diskusi tentang Opera Batak. Hal ini tentunya memengaruhi perkembagan Opera Batak itu, tidak saja di tingkat lokal tapi juga internasional. Sebagai orang yang dipercaya untuk menyutradarai pertunjukan ini, saya mempersiapkan konsep-konsep artistik baru dalam setiap pertunjukan. Tiga tahun ini kami dibiayai pemerintah. Tentu hal itu mendorong kami untuk memberikan yang terbaik,” ungkap Enrico lagi.

Pementasan Opera Batak ini, sebut Enrico berawal dari penelitian yang didanai dari hibah Dikti Penelitian Penciptan dan Penyajian Seni (P3S) ISI Padang Panjang bersama peneliti lintas disiplin ilmu, yang terdiri dari Sulaiman sebagai Ketua Peneliti dan Penulis Naskah, Enrico Alamo sebagais Sutradara merangkap Desain Artistik, kemudian Rostaminawati yang bertugas sebagai anggota peneliti, pimpinan produksi dan pemain opera serta Sherli Novalinda yang bertugas sebagai koreografer.

“Tim juga didukung Supenida, Sriyanto, Rosmegawaty Tindaon, Dharminta Soeryana yang bertugas sebagai Komposer dan Pemain). Kemudian ada Thompson Hs sebagai penulis naskah dan pemain, Oktavianus Matondang sebagai Penata Musik Tradisi, lalu Leny Martalina sebagai penata kostum atau ulos yang merupakan mitra penelitian dari Pusat Latihan Opera Batak (PLOt) Pematang Siantar,” kata Enrico.

Pementasan Sisingamangaraja XII episode Boru Lopian Ulu Porang Tano Batak, kata Enrico merupakan pementasan ketiga. Pementasan pertama, episode Tongtang I Tano Batak dipentaskan di University Malaya Kuala Lumpur dan Universitas Teknologi Mara Pahang (UiTM) Malaysia pada tahun 2018.

“Lalu pementasan kedua, episode Ugamo Malim Horja Bolon Naparpudi digelar pada pertemuan Asia-Pasifik Bond Theatre Schools (APB) Hanoi, Vietnam pada tahun 2019 lalu. Sementara pementasan ketiga akan dilaksanakan di Indonesia, tepatnya Pangururan Sumatera Utara yang merupakan tanah dan tumpah darah Boru Lopian,” tegas Enrico Alamo.

Dijumpai terpisah, Ketua Peneliti Opera Batak Sisingamangaraja XII yang juga Ketua Jurusan Teater ISI Padang Panjang Sulaiman Juned menyebutkan pertunjukan Sisingamangaraja XII episode Boru Lopian Ulu Porang Tano Batak akan disaksikan langsung Rektor ISI Padang Panjang, Prof. Novesar Jamarun. Di dalam kesempatan itu juga akan dilaksanakan perjanjian kerjasama antara ISI Padang Panjang dengan Pemerintah Kabupaten Samosir dalam pengembangan seni dan budaya di daerah tersebut.

“Mudah-mudahan pementasan kita nanti bisa berjalan sesuai dengan yang diharapkan dan semoga jalinan kerjasama antara dua lembaga ini juga bisa berjalan dengan baik,” sebut Sulaiman Juned.

Para pemain lainnya yang terlibat pada pementasan ketiga ini, antara lain, Tya Setiawati, Gian Sabilillah, Eli Susanti (Teater Sakata), Din Saaduddin (Sherlilab). Para penari merangkap pemain; Oky Satria, Dendi, Lovia Tri Yuliani, Silvi, dan Velia. Pemusik: IDN supenida, Sriyanto, Khairul Hatta, Rosmegawaty, Yohanes Xaverisu Manik dan Mirnawati. Koordinator Dokumentasi Giat Syailillah, Koordinator Publikasi Ubai Dillah Al Anshori.

(Riga/Hantaran.co).

Exit mobile version